Pulangnya Sang Kesayangan

3K 264 19
                                    

"Xiuju mei-mei?"

Xiu Juan membeku, ia terkejut melihat siapa yang memanggil nya. Entah mengapa tubuhnya tak bisa di gerakan. Ada rasa rindu yang membuncah ketika Xiu Juan melihat orang itu.

"Gege" lirih Xiu Juan. Air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya. Itu kakaknya, kakak yang selama ini ia rindukan. Kakaknya yang dulu terlihat segar kini terlihat layu dan dingin.

"Ka--kau Xiuju kan? Adik perempuan ku kan?"

Xiu Juan mengangguk kan kepalanya. Ia langsung berlari dan menubruk tubuh tegap Yuwen. Aroma mint mengguar dari tubuh Yuwen.

Hei'an dan Chen bingung, mereka menatap heran dua orang yang sedang berpeluh rindu itu.

Hei'an merasakan hatinya yang berdenyut, sakit.

***

"Jadi, kenapa Gege bisa sampai kesini?" Tanya Xiu Juan sesambil menyesap teh hitam nya.

Saat ini mereka sedang berada di penginapan Shou, Xiu Juan sedari tadi asik bercerita dengan Yuwen, membiarkan Hei'an dan Chen yang masih kebingungan.

"Gege kesini karena kau mei-mei"

"Ha?" Xiu Juan mengerut kan dahinya.

Yuwen terkekeh "Banyak laporan bahwa warga setempat mendengar suara auman hewan buas" jelas Yuwen tenang, "Itu pasti karena naga hijau itu kan?" Lanjut nya sambil melirik acuh Yè.

"Na--naga hijau?" Tanya Xiu Juan, ia mengulum bibir nya tipis menahan tawa.

Itu sama sekali tidak lucu Xiu

Tawa Xiu Juan meledak, ia dapat mendengar Yè yang menggerutu.

"Jadi, mereka siapa?" Tanya Yuwen, raut wajahnya sudah mulai serius membuat Xiu Juan menghentikan tawanya.

"Ini Hei'an, Long Hei'an pengendali Hēisê, naga kegelapan" jelas Xiu Juan menunjuk Hei'an disampingnya

"Dan ini Chen, anakku"

Yuwen menyemburkan teh yang sempat masuk kedalam mulutnya. Apa katanya tadi anak?

"Ya ampun Hei'an kau tidak apa-apa?" Xiu Juan dengan perhatian mengelap teh yang tak sengaja Yuwen semburkan kewajah Hei'an.

Wajah Hei'an merona, jika kelakuan Xiu Juan yang perhatian begini bagaimana dia akan melepaskan wanita cantik disamping nya ini.

"Ahem, anak?"

Xiu Juan salah tingkah, entah ide dari mana ia untuk mengelap teh diwajah Hei'an. Xiu Juan merapikan duduknya salah tingkah.

"Adopsi, aku menemukan nya ketika dalam perjalanan" Xiu Juan tersenyum hangat menatap Chen yang tenang memakan kudapan.
"Kedua orangtuanya, mati karena pembantaian" lanjutnya dengan sedih.

"O--oh, maafkan aku" Yuwen jadi merasa bersalah.

"Tak apa, dia sudah punya diriku. Bukan begitu Chen'er?"

"Hum! Aku tak butuh siapapun jika Niang sudah berada disamping ku"

***

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Xiu Juan pada Yuwen, saat ini mereka sudah berada di gerbang istana.

"Tidak apa-apa, Niang dan ayah pasti akan senang"

Xiu Juan mengangguk, ia memberanikan diri untuk masuk bersama Yuwen, Chen, dan Hei'an.

"Salam Kami untuk Yang Mulai Putra Mahkota sang Penerus Matahari" Kedua prajurit penjaga gerbang itu menunduk hormat.

"Hm" Hanya deheman itu sebagai jawaban Yuwen

Apakah kakakku tak bisa menjawab dengan lebih bagus lagi?

Ketika kedua prajurit itu mengangkat kepalanya mereka, mata mereka membulat besar.

"Ya--Yang Mulia Putri Pertama. Salam Kami kepada Yang Mulia Putri Pertama sekaligus Pengendali Naga yang Agung" Tubuh mereka bergetar, entah apa yang mereka takutkan

"Ya ya" Xiu Juan mengibaskan tangannya acuh. Hei, siapa yang menggerutu tentang jawaban Yuwen tadi?! Oke lupakan.

Mereka berempat berjalan dengan tenang, semua pelayan ataupun prajurit yang berpas-pasan dengan mereka pasti tertunduk hormat atau menganga tak percaya.

"Yang Mulia Putri Pertama telah kembali! Yang Mulia Putri Pertama telah kembali!"

Brak

Xiu Juan mendobrak keras pintu kamar Ayahnya dan Niangnya.

"Apa-apaan ini! Dasar tidak sop---"

"Hai Ayah. Oh, hai juga Niangku tercinta" Xiu Juan menatap dengan mata berkaca-kaca kedua orang tuanya itu.

"Xiu" Ratu Zhu menangis, bahkan sang Kaisar yang tegas juga ikut menangis. Keadaan menjadi sedih dan bahagia secara bersamaan.

Mereka berpelukan bahagia, dari sini akan dimulai perjuangan Xiu Juan yang sesungguhnya.

Bersambung ~

The Magic Queen of LifeWhere stories live. Discover now