-Dua belas-

69 11 0
                                    

Tuk tuk tuk

Di sebuah kamar luas bernuansa putih dan hitam, seseorang pria tengah sibuk mengetik di laptop berlogo apple itu.

Seusai mandi dan shalat maghrib, kevin langsung menyibukkan dirinya dengan beberapa pekerjaan yang belum ia selesaikan. Kevin men revisi file satu persatu karena ia berniat untuk menrilis lagu ke - 8 nya saat ini.

Di tengah-tengah kesibukan nya, kevin baru teringat akan kejadian sore hari tadi bersama vinka. Lantas ia menutup laptop miliknya yang masih menyala dan langsung menjatuhkan diri ke ranjang empuk.

"Arghhh." Uap kevin sembari merentangkan tangan yang agak sakit karena terlalu lama mengetik.

Setelah itu, kevin menyambar handphone diatas meja sebelah ranjang nya.

Kemudian ia mengeklik aplikasi 'galeri' yang tersedia di benda pipih miliknya.

Kevin mencari-cari foto bersama vinka tadi sore. Setelah menemukannya ia kembali menghayati foto tersebut.

"Mata nya, mirip karin." Ucap kevin pelan dan lirih.

Kevin memberikan senyum tipis saat hendak mengirim ke whatsapp milik vinka.

Tidak ada foto profile disana, bahkan bio nya hanya bertuliskan 'Sibuk'.

"Terakhir dilihat pukul 17.20." Gumam kevin pelan melihat status terakhir dilihat di nomor vinka.

Lantas ia mengirim foto itu, tak lupa menyertai kalimat 'Jangan lupa save back ya!'.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, kevin akhirnya menutup kembali handphone dan langsung memejamkan mata.

......

Pukul 19.50

Di rumah kecil dan sederhana ini, dua perempuan tengah sibuk memasak untuk makan malam hari ini.

Yaitu vinka dan ratna---ibu vinka.

Ratna sedang menggoreng tempe, sedangkan vinka sedang memotong bawang merah.

"Loh vin, daritadi bunda perhatiin kamu senyam-senyum sendiri. Ada apa sih." Tanya ratna penasaran, pasalnya dari balik berjualan sore tadi, vinka terus saja tersenyum dan tidak pernah luntur dari bibir nya.

"Hehe, nanti bunda tau sendiri." Balas vinka santai. Karena ia akan berkata dengan keluarga nya tentang kejadian tadi yang vinka alami bersama kevin.

"Hati-hati motong nya, jangan keasikan sendiri nanti kena pisau." Ujar ratna memperingati vinka.

"Iya bunn, tenang aja gabakal kena ko-----...
Awwww!!." Teriak vinka karna tangan nya terkena iris oleh pisau.

Cairan kental merah langsung keluaran di jari manis vinka tanpa henti yang membuat vinka meringis kesakitan.

"Yaallah, itu kan bunda bilang...." Dengan telaten, ratna langsung mengobati luka sang putri menggunakan handplast dan tidak lupa diberi obat merah terlebih dahulu.

"Aduh, sakit bun." Ringis vinka kesakitan saat ratna mengobati luka nya.

"Sabarr, tahan vinka..." Balas ibu nya.

Seusai mengobati luka sang putri, ratna langsung bergegas untuk memanggil kamila dan indra.

Sedangkan vinka bersiap-siap merapikan dapur yang agak berantakan.

Tak lama kemudian, datanglah indra, ratna dan kamila. Ketiga nya segera duduk di meja makan.

"Woaah, makanan nya banyak bangett." Ucap kamila heboh.

"Iya la, makan yang banyak ya biar cepet gede." Balas vinka meledek.

"Ihh, mila udah gede tauu." Ujar kamila tak mau kalah.

"Udah-udah, cepetan makannya keburu dingin." Kata indra mengingat kan kakak adik tersebut.

"Iya yah." Ucap keduanya bersamaan.

Lalu mereka pun makan dengan lahap.

Hening menyelimuti keempat nya, hanya ada suara dentingan sendok-sendok sedang beradu. Sampai akhirnya, vinka mengakat pembicaraan mengenai kejadian sore tadi bersama kevin.

"Yah, bun, la...." Sahut vinka di sela-sela makan nya.

Mereka bertiga menatap vinka bersamaan seolah berkata 'apa?'

"Vinka mau ceritain kejadian sore tadi...." Sambung nya dengan seulas senyum.

"Cerita apa vinka?." Balas ratna seraya menyuapi kamila.

Sedangkan indra hanya mendengarkan dengan seksama.

"Tadi vinka ketemu sama-----."

Takk

"Duhh." Pekik kamila sembari memegang kepala nya yang terasa pusing.

"Kamila! Kamu kenapa nak?." Ujar ratna khawatir dengan kondisi kamila yang tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi.

Indra dan vinka langsung menghampiri kamila dengan raut khawatir juga.

"Mila, kamu kenapa sayang....?. " Tanya indra dengan mengelus-elus kepala kamila.

"E-engga papa kok yah. Kamila kaya nya butuh istirahat aja. Mila ke kamar dulu ya bun, yah, kak." Ucap kamila lemas seraya berjalan sempoyongan menuju kamar kecil nya.

Baru beberapa langkah, kamila ambruk dengan keras yang sukses membuat ratna, indra dan vinka langsung berlari ke arah nya.

"ASTAGHFIRULLAH KAMILA!." Teriak ratna dengan air mata di pipi nya.

"Kamila!!!." Ujar vinka dan indra bersamaan.

Tanpa pikir panjang, indra langsung mengakat tubuh mungil kamila ke dalam kamar nya.

Ratna dan vinka mengekor dari belakang dengan sangat khawatir.

"Vinka! Panggil kan taksi, kita harus bawa mila ke rumah sakit." Ujar indra keras dan langsung diangguki oleh vinka.

Vinka bergegas menelfon taksi online yang paling dekat di rumah nya.

"Halo pak! Tolong segera ke rumah saya! Alamat nya nanti saya kirim."

"Baik dek."

Lalu telfon nya terputus. Vinka kembali ke kamar untuk melihat keadaan adiknya.

"Hiks..... Mila... Bangun nak bangun! Hiks..." Tangis ratna seraya mengelus puncak kepala kamila.

"Sabar bun, sebentar lagi taksi nya sampai." Balas vinka menenangkan ibu nya yang sudah menangis tersedu sedu.

Setelah selang 15 menit berlalu, akhirnya taksi itu pun datang. Dengan tergesa-gesa, indra langsung mengendong kamila.

ketiga nya pun bergegas menuju rumah sakit terdekat.

•••

Hay readers!
Ketemu lagi sama author yang sangat kiyud

Sebenarnya author lagi maless banget buat nuliss, gatau kenapa kepikiran terus sama cerita yang baru itu loohh

Sekalian promosi ya, baca cerita author yang berjudul 'Dasar kurus !!'

Ceritanya dijamin bagus dan tidak Mengecewakan dehh, haha

Sekian dari author maniezz, jangan lupa vote + follow ya biar aku semangat lagi yee

Emmuachh!

-author

Hanya Sebatas PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang