Pertemuan

6.9K 952 84
                                    

Tok tok tok

"Won?"

"Iya, sebentar Mas."

"Oke."

Mingyu melangkahkan kakinya menjauh dari pintu dengan gantungan biru milik Wonwoo. Tatapan matanya beralih pada koleksi games yang Wonwoo miliki di dalam lemari ruang televisi. Tangannya melihat-lihat beberapa video games yang mungkin saja nanti akan dia mainkan bersama Wonwoo.

"Udah nih, Mas, yuk!" kata Wonwoo mendekati Mingyu.

"Suka main game juga?"

Mingyu mengangguk, "Lumayan suka," katanya dengan senyuman.

"Oh ya? Bagus dong kalo gitu! Bolehlah kalo weekend duel sama gue gitu."

Mingyu tertawa pelan, "Boleh, buat game saya free kapan aja. Yuk keburu malem." katanya sambil menata kebali video games milik Wonwoo.

"Mas, enaknya nanti beli apa aja ya? Kalo cemilan gitu sih pasti, deterjen perlu kah?"

"Kamu nyuci sendiri atau laundry?"

"Hehehe, tergantung mood."

"Kalo gitu, mulai sekarang nyuci sendiri aja gimana? Nanti bagi shift buat nyuci bajunya."

"Oh, jadi satu gitu?"

Mingyu menganggukan kepalanya, "Keberatan kah?" tanyanya polos.

Wonwoo kebingungan, "Sebenernya gimana ya, Mas... Daleman juga gitu?" tanya Wonwoo pelan.

Mingyu terkekeh sambil membuka pintu apartemen, "Tergantung kamu. Kamu maunya gimana? Kalo saya ya bebas selama pakaian saya nggak dirusak." katanya.

"Coba deh nanti gue pikirin lagi. Tapi kalo baju yang lain sih oke."

Mingyu mengangguk, "Oke. Yuk cepetan keburu sore." ucapnya.

Wonwoo tersenyum, "Oke!" katanya sambil merapihkan posisi sepatu di kakinya dan melangkahkan kaki keluar apartemen.

✨✨✨

Wonwoo bukanlah lelaki yang terbuka pada orang lain. Dirinya cenderung menutup diri walaupun terkadang bibirnya melengkung seperti bulan sabit. Jauh di dalamnya, keadaan dirinya seperti langit malam saat hujan. Gelap, sepi, dan bergemuruh.

Wonwoo sangatlah jauh berbeda dengan Mingyu. Lelaki tinggi itu bisa dikatakan ramah, perhatian, dan baik. Bahkan jika dijabarkan lagi, lelaki itu sukses dalam lingkup sosialnya. Lingkup pertemanan Mingyu cukup luas berkat prestasinya saat kuliah. Namun, tidak ada yang tau bagaimana lelaki itu dalam kenyataannya.

Keduanya menyimpan rahasianya dengan baik di alam bawah sadarnya. Rahasia gelap yang mungkin hanya diketahui oleh dirinya masing-masing. Sama halnya seperti saat ini, saat Wonwoo yang baru saja berpapasan dengan mantan kekasihnya.

"Wonwoo?"

Iya, mantan kekasih yang sudah membuang dirinya bagaikan sampah.

Wonwoo menolehkan kepalanya ragu, menatap wanita dengan rambut hitam panjangnya yang tengah tersenyum. Maniknya menumbuk manik mata hitam legam milik wanita itu. Sama halnya seperti kaset rusak, dirinya teringat kembali kenangan masa lalunya.

"Lo sendirian?"

Wonwoo terdiam di tempatnya. Mulutnya enggan berbicara. Hanya indera penglihatannya saja yang bekerja, menatap wanita di hadapannya.

"Atau lo jangan-jangan udah punya pacar baru ya? Ya emang sih lo oke, tapi buat apa kalo pacaran lo cuma kedok."

Wonwoo meneguk salivanya kasar.

"Lo masih pacaran sama pacar cowok lo?"

"Ups, kayaknya nggak deh, mana cukup satu, iya kan?"

Wanita itu hanya tertawa pelan. Suaranya seperti pisau yang menggores luka di hati Wonwoo. Lelaki itu hanya terdiam di tempatnya, tetap merasa enggan untuk membuka mulutnya.

"Wonwoo, kamu mau beli susu yang mana?"

Kehadiran Mingyu perlahan mencairkan suasana mencekam bagi Wonwoo. Lelaki itu menatap Wonwoo bingung, membuat Wonwoo sedikit mengurangi rasa tegangnya. Di tangan Mingyu terdapat dua buah kotak besar susu yang kesukaannya.

"Dua-duanya aja, Mas."

"Pacar baru lo?"

Suara wanita itu menginterupsi kebingungan Mingyu, membuat lelaki itu menoleh ke arah wanita di depannya, "Siapa?" tanya Mingyu ke Wonwoo.

"Kenalin, gue mantannya Wonwoo."

"Loh, saya nanya kamu? Saya nanya Wonwoo."

Wonwoo menatap Mingyu dengan tatapan bingung, "K-kan sama aja." katanya gugup.

Mingyu menganggukkan kepalanya, "Oh mantan. Saya Mingyu, pacarnya Wonwoo. Baru aja jadian, doain langgeng ya, mbak." katanya sambil tersenyum.

Wonwoo hanya melotot menatap lelaki di depannya, membuat Mingyu kebingungan harus bertindak apa. Matanya seperti mengatakan beberapa kalimat pertanyaan, membuat Mingyu menganggukkan kepalanya.

"Kalo gitu kami pamit dulu ya, permisi." kata Mingyu sopan dan melangkahkan kakinya bersama Wonwoo di sampingnya.

"Lo ngapain ngomong gitu!" bisik Wonwoo pelan.

"Yah, saya salah ya? Maaf deh kalo gitu..."

Wonwoo hanya menghela nafasnya berat, hari ini ternyata melelahkan bahkan walaupun ada bala bantuan di sampingnya.

"Gue jadi gatau mau bilang makasih atau gimana."

"Oke, sama-sama! Panggil saya aja kalo butuh bantuan jadi pacar bohongan, oke?"

BUK!

"Aduuh!"

"Manusia aneh lo!"

Mingyu hanya mengerucutkan bibirnya sambil mengusap perutnya pelan, "Sakit banget disikut doang, padahal kurus krempeng." gumamnya pelan.

"Apa lo bilang?"

"Bercandaaaa."

💜🚪💚

Flatmate! ✿ Meanie✔️Where stories live. Discover now