Nano-nano

685 106 14
                                    





Jefan menatap cewek di depannya nggak percaya, cewek yang tiga tahun lalu mutusin dia karena ga mau LDR, yang akhirnya dia memilih untuk komitmen (katanya), karena jefan sendiri nggak menganggap seperti itu. Jefan nggak pernah percaya sama hubungan tanpa ikatan yang sering dibilang komitmen.

Karena banyak kasus dilapangan yang ia lihat kisahnya malah berujung miris. Jefan gamau sama hubungan yang nggak jelas seperti itu.

Dude, lagian jefan udah move on dari satu tahun yang lalu. Ya emang lama sih move on nya, tapi serius ngeliat Vella Sapta Ragandi bin Gaharu Ragandi seorang pengacara kondang yang juga teman bapaknya, eh maaf maksudnya ayahnya, perasaan jefan udah biasa aja. Ga kaya dulu yang dia suka tiba-tiba jadi bucin.

Mungkin kalau vella datang satu tahun yang lalu, jefan nggak akan malu ngajak cewek itu balikan. Tapi kalau Sekarang mah boro-boro, rasanya dia pengen buru-buru pergi dari restoran ini. Jefan bukannya dendam, tapi ia tau kalau vella masih berharap pada hubungan yang ia kandaskan sendiri. Aneh aja gitu menurutnya.

Lagian jefan terakhir curhat tentang gadis itu juga sama, pas satu tahun yang lalu sama doni. Makanya doni kadang sering ngeledekin dia bujang gamon. Laknat memang, abis itu dia beralih curhat sama wira. Jadi ga heran kalau kedua manusia slengean itu tahu permasalahan cintanya dulu.

"Je, apa kabar?!" Vella terlihat exited ketika menanyakan kabarnya.

"Oh gue baik la, lo sendiri gimana?"

Jefan cuma basa-basi, kalau aja tadi dia nggak pergi ke sini pasti dia gabakalan ketemu sama vella dan malah berakhir diajak makan bareng begini. Jefan jadi nyesel.

"Je lo makan bareng gue gini ga ada yang marah kan?"

'halah basi lo kentut' batin jefan, yang kaya begini ni biasanya buat ngetes status, jefan udah khatam seluk beluk dunia permodusan.

"Ga ada sih, lagian cewek gue enggak posesif juga" balasnya

"O-oh, udah ada pawang lo haha" vella berusaha menutupi kecanggungan dan rasa kecewanya, tapi jefan udah terlanjur tau dari raut wajah cewek itu.

"Eh udah ya vel gue balik dulu. Lo ati-ati dijalan" jefan pamit, dia ingat tujuannya tadi mau beli makan buat dena.

"Eh iya, tiati lo"

Jefan langsung melangkah keluar, sementara vella jelas kecewa karena ekspetasi hubungan yang ia kira bisa dijalin kembali ternyata ga sesuai harapan.

"Hallo wir"

"...."

"Jefan udah move on dari gue ternyata"

"....."

"O-oh, iya salah gue juga sih. Makasih ya udah ngasih tau kabar jefan selama ini. Sekarang gue mau nata hati dulu"

Ya untungnya vella bukan cewek ambis seperti yang dibayangkan semua orang.

.....

"Ngapain kesini kak?" Dena muncul dari sebalik pintu dengan nada suara yang terkesan judes.

"Napa lo?, Pms?, Galak banget kaya singa betina"

"Nggak. Gue tanya ngapain lo kesini?"

"Biasanya kan gue juga kesini, lupa lo?" Sarkas jefan

'Yaiya, tapi masa lo kesini kaya ke kostan sendiri. Ini lama-lama kok galakan tamunya daripada tuan rumah' dena membatin

"Iya aja. Ada apa kak?"

"Nih, tadi gue beli makan kebanyakan"

Jelas bohong, denanya gatau juga lagian.

Ruang Hati | Park Jae (Day6) [✓]Where stories live. Discover now