12. Menginginkan Kesempatan Kedua

70 19 103
                                    


"Inginku mendapatkan kesempatan kedua agar bisa membahagiakanmu, dan izinkan aku memasuki hatimu."
—Shaka Jianka


Happy Reading:)


Aku ganti baru nih, bagus ga?

👇🏻👇🏻

"Aelah, kusut amat muka lo bos

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aelah, kusut amat muka lo bos. Udah kek baju yang gak pernah di setrika!" Adrian berceletuk dengan seenaknya tanpa dipikir, menambah resah Shaka.

Shaka mengusap wajahnya lelah. Ya, lelah menghadapi hidup ini, rasa-rasa seperti mau bunuh diri saja. Kenapa di pagi yang cerah ini dia harus dihadapkan dengan ujian yang amat berat. Katakan saja dia lebay, tidak masalah. Sebab memang yang tadi dilihatnya begitu mengiris hatinya. Dia cemburu.

Tadi saat di Koridor Shaka menyaksikan Aletha dan Abram berduaan. Shaka menguping dengan sembunyi dibalik tembok ruang guru. Menyebabkan bu Marissa— selaku guru BK yang kebetulan sedang berbelok akan mengajar, menatapnya heran. Bu Marissa ini dulunya mengajar di Ardan Junior High Scholl (SMP), yang lanjutannya sekarang adalah Ardan High Scholl (SMA), jadi bisa disimpulkan sekolah ini satu yayasan. Karena ingin memiliki pengalaman baru, guru cantik itu pindah ke SMA.

Dan setelah mendapat banyak ceramahan dari bu Marissa, yang dia dapat adalah Aletha dan Abram sudah menghilang dari tempat kejadian. Alhasil, dia tidak mengetahui obrolan apa yang tadi dibicarakan dua orang yang saat ini membuat Shaka ingin memisahkannya.

Mereka tidak melihat Shaka, tapi kenapa dia yang sebal setengah mati. Dan mengingat tentang kemarin, menurutnya Aletha tetap tidak mendengarkannya dan memilih jalan yang berbelok.

"Mending lo diem aja deh, Yan! Jangan ganggu kegalauannya si bos." Rake melempari Adrian kulit kacangnya.

"Wah-wah, ngajak ribut nih." Adrian yang tak terima langsung kembali melempari kulit kacang miliknya.

Dan terjadilah perang adu kulit kacang diantara dua makhluk Tuhan yang sejak lahir diberi otak setengah, alias miring.

Refal yang sandaran di tembok dengan buku sejarahnya itu langsung melemparkannya hingga terjatuh.

"Kuker banget lo berdua emang! Gak ada kerjaan selain main-main apa? Kalo buku lo pada gak kepakek, mending sumbangin ke anak-anak jalanan sono! Lebih bermanfaat daripada yang lo berdua kerjain sekarang."

Refal kelewat kesal hingga mengucap demikian.

"Nih si pak Ustadz kalau mau ceramah ke anak Mesjid aja ya, karna kita gak akan berhenti!"

Adrian tertawa meledek dan berlanjut melempari kulit kacangnya yang sudah terkumpul pada Rake, dan juga sebaliknya begitu terus, saling lempar-lemparan.

Shaka yang sudah resah, kesal dan ditambah lagi emosi, semua itu bercampur menjadi satu. Saking mood nya yang sedang tidak baik ini, dia menggebrak meja dengan sekali hentakan, dan suaranya begitu keras. Langsung saja Adrian dan Rake terdiam bak patung, dan detik berikutnya tidak lagi melanjutkan pertikaian mereka, melainkan turun kebawah meja untuk memunguti kulit kacang yang berhamburan, sebab takut menjadi sasaran.

Ever PromisedWhere stories live. Discover now