prolog : life

900 62 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











"Jung Jaehyun, tinggi 180 cm, golongan darah A, berat 63 kg, tanggal lahir 14 Februari 1997, agama.. Saya tidak tahu, Pak. Belom saya putuskan."

"Jaehyun? Kamu ini sudah SMA. Sebentar lagi udah mau bikin KTP segala macem. Mau sampe kapan kamu gak punya agama?"

Pria yang diceramahi itu menunduk patuh, "Maaf, Pak. Nanti saya pikirkan kembali."

Guru tua berparuh baya membenarkan kacamatanya, "Sebaiknya secepatnya. Dokumen ini tinggal kamu yang belum selesai, harus segera dikumpulkan ke dinas."

"Baik, Pak. Saya ijin keluar."

Jaehyun melangkah keluar dari ruangan kepala sekolah itu dan langsung menghirup udara sejuk. Ia melonggarkan dasinya, membiarkan dadanya bernapas lega. Hampir tiap hari ia harus bolak-balik ke ruangan itu hanya untuk mengurus masalah yang sama.

Laki-laki itu menyibakkan rambutnya ke belakang bergegas pergi dari tempat itu.

"Oi, Pak Ketua. Ini kita lagi mikirin food truck yang mau dipake buat SFD, gimana menurut lo?"

Winwin memanggil Jaehyun yang baru saja masuk ke dalam ruangan OSIS.

"Tinggal ini aja yang belom beres? Bebas sih menurut gue, kalo bisa yang bakalan dibeli banyak orang. Kalo mahal nggak masalah."

Seorang laki-laki menghampirinya, "Tinggal ini sama penyewaan area bazaar. Ini gue udah kumpulin formulirnya."

Jaehyun mengambil clipboard tersebut, "Makasih, Woo, gue cek dulu. Ada lagi yang kurang? Deadline-nya besok, kan?"

Semua orang di ruangan tersebut serempak menjawab, "Iya."

"Udah tinggal ini doang sih, kalo persiapan. Sisanya tinggal jalanin aja, dekorasi dan lain-lain," jelas Jungwoo memijit lehernya.

Jaehyun menghela napas terduduk di depan laptop. Ia langsung merekap semua data dan memeriksanya ulang sebelum dikumpulkan ke kepala sekolah.

Namun belum sampai sepuluh menit ia terduduk, ponselnya berdering. "Halo? Oh.. Udah mulai ya, Pak? Saya lima menit lagi sampe... Gak papa, Pak, mulai aja duluan.. Siap, Pak."

Jaehyun memijat pelipisnya sebelum bangkit berdiri lagi. "Mark, tolongin gue ini. Tinggal di email ke Bu Vina. Gue harus latihan basket, duluan ya. Kalo ada yang kurang taro di meja gue di kelas."

Laki-laki itu berlari mengejar waktu, pergi ke lapangan basket. Bahkan ia belum sempat mengganti bajunya, masih dengan seragam putih abu-abunya.

"Pake seragam?"

"Maaf, Pak. Gak sempet lagi ke kelas. Tadi habis tugas OSIS."

Pelatihnya itu berdecak kesal, namun tidak tahu harus bagaimana, "Makanya kamu ini atur jadwalnya yang bener."

UNREVEAL. JAEHYUNWhere stories live. Discover now