[17] Into The I-Land

1K 212 44
                                    

וח Into The I-Land —ו×

"Yeah I’m scared duryeopgin hajiman,himchage ttwieoga let’s just try"

"Let's just try,let just try. Ini juga sedang mencoba." K hanya memandangi Jay yang mengoceh tidak jelas, menjawab lagu yang terputar indah itu. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, walaupun dengan malas.

Jay berjalan di belakang K sedangkan Hanbin merangkul Ni-ki agar tidak tertinggal lagi. Seketika suara siulan terdengar menggantikan suara wanita yang tadi menyanyi. Suara siulan yang berhasil membuat mereka ketakutan, kecuali Ni-ki tentu saja. "Ayo berlari saja," ucap Jay.

"Melelahkan," jawab Hanbin.

"Meresahkan," saut Ni-ki berjalan meninggalkan K, Jay dan Hanbin yang saling berpegangan tangan. Bahkan mereka saling memeluk. Menyadari posisi mereka sekarang, K dan Hanbin dengan bersamaan mendorong Jay yang berada di tengah-tengah antara mereka.

Berbeda dengan mereka berempat, Sunoo sekarang sedang menempel pada Sunghoon. Dia masih kesal dengan Heeseung, mereka berjalan dengan Taki yang di belakang. Bukannya meninggalkan tapi Taki memang tidak mau berjalan sejajar. Itu merepotkan apalagi Sunoo yang parno dan Sunghoon yang menjahili Sunoo terus.

"Kalian bisa diam?" Mendengar ucapan Heeseung, Sunghoon yang tadinya menjahili Sunoo langsung mendorong Sunoo agar tidak menempel padanya dan memasang wajah datar. Sedangkan Sunoo?dia menahan kesal tentu saja.

Suara siulan itu masih ada. Siulan yang merangkai nada menjadi rangkaian melodi yang indah. Lain dengan Heeseung dia sangat menyukai siulannya tapi tidak dengan mereka bertiga. "Kenapa kita berhenti?" tanya Taki karena melihat beberapa orang didepannya yang berhenti.

"Aku ingin mendengarkan siulannya lagi," ucap Heeseung.

"Jangan gila, ditengah hutan kau jatuh cinta dengan suara siulan?"

"Bukan jatuh cinta hanya suka!" Heeseung menjawab ucapan Sunghoon.

Belum juga, Sunghoon menjawab ucapan Heeseung suara gemuruh membuat mereka semua ketakutan. Entah apa yang terjadi seketika Heeseung menggenggam tangan seseorang yang disampingnya.

Seperti yang ditakutkan, sesosok menyeramkan berdiri di hadapan mereka. Tinggi berambut panjang bergaun putih. Menyeramkan itu yang dipikirkan Sunoo. Mereka hanya diam mematung hingga akhirnya Heeseung berjalan kebelakang dua langkah diikuti yang lain. "Kita lari setelah hitungan ke tiga." Mereka bertiga mengangguk mendengarkan penuturan Heeseung.

Sunghoon sudah siap-siap untuk berlari, begitu juga Sunoo yang memasang kuda-kuda, sedangkan Taki menggenggam tangan Heeseung erat. "Satu.." hitungan dimulai, mereka semakin panik, karena sosok itu terus menatap mereka. "Dua.." Mereka belum siap, tiba-tiba mereka ragu untuk berlari. "Sekarang!!"

Mendengar teriakan Heeseung, sekarang mereka berlari entah kemana. Yang membuat sosok itu berlari mengejar mereka, Heeseung masih menggenggam tangan Taki begitu juga Taki yang berpegangan pada Heeseung. Sunghoon berlari mengikuti arah Heeseung tanpa mengetahui keberadaan Sunoo. Sunoo tidak kuat berlari jadi dia tidak bisa berlari jauh dan mencari tempat aman. Sosok besar menyeramkan itu masih mengejar mereka.

Apapun itu, ini tetaplah hutan. Hutan rumah 'mereka' yang menyeramkan pastinya. Sunoo ingin menangis saat sosok itu berhenti tepat dibelakang pohon yang disinggahinya untuk bersembunyi. Jangan sampai asmanya kambuh dulu. Itulah yang ditakutkan sekarang.

THE CALLING : RUN TO YOU [✓]Where stories live. Discover now