24 - rival

91 11 0
                                    

Sekarang Hana tidak bisa menutup matanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Di kepalanya masih terngiang-ngiang tentang kejadian saat di rooftop Bighit tadi. Hana terus bertanya pada dirinya sendiri apakah itu mimpi atau benar-benar nyata.

Mau bagaimana pun dia menyangkal, semuanya itu memang terjadi. Yoongi menciumnya. Yoongi mengungkapkan perasaannya. Bagaimana bisa?

"Aaah, ottokeyo?" gumam Hana sambil menutup wajahnya yang memerah. Dia menatap jam yang terus berjalan. Harusnya dia mendapatkan istirahat yang cukup hari ini karena nanti sore dia harus kembali ke Bighit untuk rekaman. 

Hana memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya untuk meminum segelas air putih. Dia duduk di kursi sambil memandang ke arah kaca besar yang berada di samping pintu kamar mandi.

"Apa aku pantas disukai olehnya?" tanyanya pada diri sendiri saat melihat rupa wajahnya yang biasa saja dibandingkan dengan banyak wanita cantik di luar sana.

Ada satu nama yang terlintas di kepalanya. Kim Soorin. "Kalau Soorin ada di sampingku, pasti badanku terlihat seperti ba--" 

Hana menghentikan ucapannya dan memukul mulutnya sendiri. "Pabo! Apa kau tidak bersyukur sudah diberikan tubuh yang sempurna?" 

Hana kembali ke kamar tidurnya lalu menghempas tubuhnya di kasur. Dia meraih posenlnya yang ada di bawah bantal. Ada satu pesan tertera di layarnya. Hana segera membuka isi pesan yang dikirim dua jam lalu.

Nicole: Kau akan ke Bighit kan besok untuk rekaman? Apa aku boleh mengantarmu? Joonie juga mengundangku. Katanya dia ingin bertemu lagi denganku sebelum mereka pergi ke luar negeri.

Sebelum Hana membalas pesan Nicole, dia mengetuk foto profil Nicole yang menampilkan foto Nicole dan Hana sewaktu di street food. Sepertinya Nicole sangat menyukai foto itu.

Melihat foto Nicole, Hana jadi teringat bahwa lelaki itu juga menaruh perasaan padanya. Hana juga tidak mengerti kenapa Nicole bisa sampai menyukainya.

Hana menekan tombol keyboard, bermaksud ingin membalas pesan Nicole, namun tidak jadi karena dirinya malah mematikan layar ponselnya lalu kembali menarik selimut dan menutup mata.

***

Hana melangkahkan kakinya keluar dari apartemen dengan jantung berdebar-debar. Sekarang dia akan pergi ke Bighit untuk rekaman. Sejujurnya Hana sangat gugup. Tangannya tidak berhenti mengeluarkan keringat dingin. Namun di sisi lain dia juga sangat bersemangat. Dia sudah tidak sabar ingin segera memulai rekaman.

Tiba-tiba sosok Min Yoongi terlintas di kepalanya. Debarannya semakin memburu kala kejadian di rooftop kembali terputar di pikirannya.

Hana berhenti sebentar dari langkahnya. "Aiiisssh, fokus, Hana, fokus!" dia menepuk-nepuk kepalanya. Mungkin debarannya sekarang bukan hanya tentang rekaman, tetapi juga tentang Yoongi.

"Hana-ssi,"

Hana tidak jadi melangkah ketika melihat Nicole menyapanya dari balik kaca mobil. Dia baru saja datang dari gang sebelah.

"Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya aku bilang tidak usah menjemputku?" tadi Hana mengirimi Nicole pesan agar tidak perlu menjemputnya.

"Joonie bilang padaku untuk memastikan dirimu selamat sampai ke Bighit karena ini projek pertamamu. Jadi aku harus bertanggung jawab padanya." Jawab Nicole dengan senyuman merekahnya.

"Ayo, masuk." Kata Nicole. 

Melihat Nicole yang sudah jauh-jauh datang untuk menjemputnya, sebagai tanda menghargai, Hana mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Nicole. 

My MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang