'𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆

110 44 5
                                    

BAGI Lunara hujan adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepada Bumi ini, terkhusus untuk wanita itu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAGI Lunara hujan adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepada Bumi ini, terkhusus untuk wanita itu sendiri. Hanya hujan satu-satunya hal yang dapat membuat hatinya tenang, hanya hujan yang dapat meredam berisiknya Bumi ini, dan yang terpenting, hanya hujan yang dapat membuat suara-suara dikepalanya diam untuk sejenak.

Sudah sejam lebih Lunara terjebak di perpustakaan ini diakibatkan hujan sedang menerjang Bumi dengan diiringi petir yang bersahut-sahutan. Pengunjung lain satu persatu dengan nekat pulang ke rumah dengan menerjang hujan. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 15.00, Lunara sama sekali tidak berniat untuk pulang apalagi harus menerjang hujan. Memangnya ada apa di rumah sampai harus rela menerjang hujan begini? pikir Lunara.

Untuk sejenak gadis itu lupa bahwa terkadang hujan juga dapat memanggil sesuatu yang harusnya terkubur dalam-dalam, seperti kenangan dan sesuatu yang menyeramkan.

Diujung lorong rak buku ini, terlihat seorang wanita berambut sebahu yang sedang menatap kosong ke luar jendela. Lunara buru-buru mengalihkan pandangannya karena ia tau bahwa perempuan di depannya ini bukanlah manusia. Bermenit-menit Lunara mencoba bersikap normal seolah tidak melihat makhluk itu, sebab Lunara melihat asap hitam yang lumayan pekat disekeliling makhluk itu, yang berarti..

AKKKHHHHHHHH AHAHAHAHAHAHA!

Lunara terlonjak mendengar teriakan yang disusul tawa melengking makhluk itu. Sedetik kemudiaan makhluk itu mendekati Lunara dengan agresif. Lunara mencoba cuek dengan itu, ia melirik dengan ekor matanya. Makhluk itu berdiri tepat di sampingnya. Sunyi sampai...

"Kamu bisa melihatku ya anak manis? khiik.. khiikk.. khiikk" bisiknya tepat ditelinga kiri Lunara, rambut makhluk itu yang lepek menempel pada pipi Lunara.

Bulu kuduk Lunara berdiri mendengar itu. Ia merasa mual akibat energi negatif dan bau busuk yang keluar dari tubuh makhluk itu

Makin lama kepala makhluk itu semakin menempel pada wajah Lunara. Entah apa yang makhluk itu lakukan, Lunara tidak bisa bergerak maupun bersuara. Pandangannya kabur dan makin lama ia kehilangan kesadarannya. Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya, sayup-sayup Lunara mendengar suara pintu dibuka.

 Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya, sayup-sayup Lunara mendengar suara pintu dibuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Diary of Lunara - sound of the other side . æspa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang