Door 8

1.9K 511 115
                                    

Hai, aku cicil nih ya update 5 chapternya hari ini🤣 aku update 2 chapter dulu pagi ini, nanti malam 3 chapter wihiii😘😘😘

Makasih 300 komennya❤️ jangan lupa komen sebanyak2nya kayak gitu ya😘😘😘😍

Makasih 300 komennya❤️ jangan lupa komen sebanyak2nya kayak gitu ya😘😘😘😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhadap-hadapan, Orderano diam memandangi calon yang akan dijodohkan olehnya. Dia tidak akan bohong soal wajah menarik dan cantik yang dimiliki perempuan bernama Rebecca Aditama itu. Tidak seperti yang dikatakan kedua adiknya--menyatakan Rebecca galak--dia justru melihat perempuan itu ramah.

Di samping Rebecca ada adik bungsunya, Wilmar. Walau tidak mengenal Wilmar secara langsung, tapi dia tahu kalau Wilmar seorang pengacara sepertinya. Dia tahu soal Wilmar karena ayahnya Wilmar pemilik stasiun televisi ternama. Ya, lagi pula siapa yang tidak kenal keluarga Aditama? Tidak ada kecuali mereka hidup di zaman purba.

"Orderano ganteng ya mirip ayahnya," puji Celine.

"Itu sih jelas. Orderano plek-plekan duplikat saya." Adevka membanggakan diri sambil tersenyum.

"Mas, pede amat. Padahal cakepan Orderano," sela Nurani, berhasil menciptakan tawa berkat ucapannya. Terkecuali Orderano tentunya. Putranya yang satu itu lebih mirip robot.

"Pokoknya sama-sama ganteng deh." Celine kembali memuji. Sedetik kemudian menatap Orderano yang tampak tak bereaksi. "Orderano, kenapa diam aja? Apa nggak sesuai ekspektasi ya pas lihat Rebecca? Nggak seperti foto yang Tante kirim ke Mama kamu ya?"

Orderano tidak pernah melihat atau menerima foto dari ibunya. Sungguh, ibunya kelewatan sampai tidak mengatakan apa-apa. Dia terpaksa memasang senyum.

"Nggak kok, Tante. Sesuai," jawabnya bohong.

"Kalo gitu kamu ajak Becca ngobrol berdua dong. Sana gih." Nurani memberi kode kepada Orderano melalui matanya yang tajam supaya putranya mengikuti permintaannya. Usahanya berhasil.

Orderano bangun dari tempat duduknya, kemudian pamit untuk mengajak Rebecca mengobrol berdua. Walau sudah pamit, Orderano melangkah lebih dulu meninggalkan Rebecca tertinggal di belakangnya. Seolah tidak peduli, Orderano semakin cepat melangkah menuju taman belakang.

Di taman belakang rumah, Orderano duduk. Belum ada semenit setelah Rebecca ikut duduk, Orderano meninggalkan perempuan itu dan memilih merokok. Jika mulai pusing atau penat, Orderano akan merokok.

"Seandainya kamu nggak ingin perjodohan ini dijalani, kenapa nggak langsung jujur? Apa perlu bersikap secuek ini sama tamu? How can you treat someone like this?" tegur Rebecca.

Orderano spontan menoleh ke samping. Rebecca tampak berdiri sambil bersedekap di dada.

"Kalo udah tau kenapa lo ikutin gue?"

I A Door You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang