2. Pasar (pertemuan 1).

11.9K 1K 42
                                    

Maaf jika ada typo

happy reading!!

Yah sesuai perintah dari ibu nya, ia terlebih dahulu akan mandi, ia membuka lemari kayu yang kusam dan uhkkhh sungguh tak ada mewahnya sedikit pun. Alana menggambil hanbok warna biru dan lengan warna putih sungguh manis dan imut pikirnya. Ia berjalan menuju kebelakang dan benar saja, ia menemukan satu kolam, tidak terlalu lebar, hanya muat dua orang saja. disebelah kolam ia melihat tanaman bunga.

Tunggu, sepertinya bunga itu sengaja di tanam! karena untuk dipakai mandi, sebagai pewangi.

Alana menganggukan pemikiranya dan berjalan kesana, dan memetik beberapa bunga. Setelah merasa cukup, ia menaburkan bunga itu kedalam air kolam. Perlahan ia memasukan kaki nya dan langsung merendam seluruh tubuh nya.

Uhkmm...ini sungguh nyaman sekali

Alana merendam kira-kira 20 menit, lalu keluar dari kolam dan langsung memakai hanbok itu dan pergi mencari cermin, dan akhirnya dapat. Alana tersenyum melihat pantulan wajahnya yang begitu manis dan imut.

Untung gue transmigrasi ke wajah yang imut dan menggemaskan

Alana sesekali bersenandung riang sambil menyisir rambut nya yang panjang itu. Setelah itu ia pergi ke dapur mencari makanan, ia melihat ikan bakar di tudung saji. Ia mengambilnya dan melahap nya. Selesai makan Alana ingin istirahat namun niatnya istirahat diurungkan kalah mendengar suara ketukan didepan pintu.

tok!tok..

Alana berjalan dengan santai dan membuka pintu.

Clekk!!

"Yah ada apa?"

Seorang pria muda yang memiliki wajah tampan? No dia itu imut, yah karena pria itu memiliki pipi yang cuby. Alana menatap aneh pria yang berdiri di hadapanya itu. Dan tak lupa pria itu tersenyum lebar. Alana berdehem sejenak. Ia tentu tidak mengenal pria ini. Apakah pria ini tersesat sehingga pria itu datang ke rumah untuk meminta bantuan atau apalah.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?"

" Eh-eh, Yuo Jina."

"Yah saya sendiri? Maaf aku mengenalmu?"

"Hah? kau tak mengenal sahabat tampanmu ini?" ucapnya kepedean.

Alana tertawa ngakak. Gadis itu membekap mulutnya dan mulai memperhatikan penampilan pria itu mulai dari bawah sampai atas.

"Hahaha...tampan? Udah ngaca belom? Bukan tampan tapi imut." ucap Alana. Melihat kepedean pria yang didepanya ini membuat perutnya seperti di gelitiki.

"Ais, benar yang di bilang Bibi, rupanya kau lupa ingatan. Baiklah aku sahabatmu, namaku Kang Liyi."

Alana mengangguk kaku. Bisa Alana tebak jika pria itu orang baik. Dan memang teman dari pemilik tubuh ini. Alana juga perlu hati-hati dengan pria ini, ia baru mengenal pria ini, belum tentu juga wataknya baik.

"Kau ada kegiatan lain?" tanya Alana

Pria yang bernama Liyi itu tampak berpikir dan sedetik kemudian, pria itu menggeleng.

"Bagaimana jika kita jalan-jalan? Aku sangat bosan disini."

"Hei, kita bisa kena marah Bibi. Kau mau dimarah oleh Bibi?"

"Hah... Ibuku lagi pergi ke Istana, katanya besok ada tamu kerajaan, jadi Ibu ku tak akan tahu." Alana masih terus membujuk pria yang nama panggil nya di panggil Liyi.
Liyi tampak berpikir dan tak lama ia mengangguk.

"Tapi kita harus pakek cadar."

Cadar?

Tak lama Liyi datang dan langsung memakaikanya kepada Ji-na.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Where stories live. Discover now