BAB 1. Good Choice

50 11 17
                                    

aku terlalu senang hingga melupakan segalanya

~🖤
Langit biru telah ditelan awan kelabu, rintik airpun mulai  turun membasahi kota kecil bernama Polislumea. Hujan kali ini tengah menyampaikan pesan sedihnya, dari gadis yang tengah duduk memeluk kedua lututnya yang ditekuk


Di gang kumuh pinggir kota, yang jarang di lalui orang-orang berpakaian menawan. Gadis itu meringis pelan, ketika percikan air hujan jatuh di atas lukanya.

"Aneisha Bailey!" Panggil seseorang di sertai suara hentakan kaki yang memijak jalanan kumuh yang sudah di genangi air.

Aneisha yang merasa terpanggil, langsung mengelap air matanya kasar. Kemudian segera berdiri dari duduknya

"Aneisha!" Bentak wanita bermantel lusuh itu, sembari menatap Aneisha dengan marah

"Kau mau kabur dariku?! Memangnya kau punya tempat lain untuk kau tinggali, huh?!" Ucap wanita paruh baya itu, sambil berkacak pinggang

"Aku tidak bermaksud kabur, aku hanya ingin men-" cicitnya tersela oleh bentakan wanita dewasa itu

"Kau jangan berani membohongi ku! aku tahu sekali apa yang ada di pikiran busukmu itu" katanya sembari menekankan telunjuknya kedahi gadis itu.

"Ayo pulang! Banyak pelanggan hari ini. Kau seharusnya melayani mereka!" Bibinya yang bernama Margaret langsung menarik tangan Aneisha dengan kasar, sampai terdengar rintih kesakitan dari gadis itu

"Dasar anak tidak tahu diri. Kau seharusnya untung aku kasihani dan aku beri tempat tinggal. tapi anak ini, dengan angkuhnya mau kabur dariku? Kau sangat mirip dengan ibumu yang tidak bertanggung jawab itu, menitipkan anaknya kepadaku. Sangat tidak beratanggung jawab." Gerutu Margaret di sepanjang jalan menuju rumahnya

Aneisha mencengkram ujung kaos lusuh yang kebesaran di tubuhnya dengan kuat. Ia mendongak menatap Margaret dengan tajam, giginya terdengar bergemerutuk beradu. Entahlah tapi Aneisha sangat tidak suka jika bibinya membicarakan keburukan ibunya.

Merekapun berhenti di depan rumah makan sederhana dipinggir kota, rumah makan yang selalu ramai pelanggan. Margaret menatap Aneisha yang juga menatapnya dengan tajam

"Kenapa kau menatapku seperti akan membunuh ku? Cepat masuk! Dan layani para pelanggan dengan baik. Aku ada urusan di luar" titah Margaret sambil mendorong pundak Aneisha dengan keras, hampir saja gadis berkulit pucat itu terjatuh.

Aneisha mendengus pelan dan berjalan menuju dapur, untuk kembali berkeja. Di tempat makan sederhana milik Ibunya, yang di kelola oleh Margaret.

Yah, Aneisha hanyalah anak berusia 13 tahun, yang terpaksa harus tinggal di rumah bibinya yang galak. Ibunya? Wanita itu pergi bersama Nicholas, pria yang tidak menginginkan dan membenci Aneisha. Entah apa salah Aneisha, sampai pria itu  sangat membencinya. Memang hidupnya penuh dengan tekanan, dan tidak ada yang ingin peduli kepadanya. kecuali....

Ting ting

Suara bel yang berada di atas meja bar itu berbunyi, menandakan ada pelanggan yang akan memesan.
"Permisi, nona Aneisha Bailey." ucap seorang gadis yang sebaya dengan Aneisha, gadis dengan senyum yang manis dan begitu mempesona.

Aneisha menaruh kembali  Baki yang tengah ia lap keatas meja bar. Aneishapun berjalan kearah gadis berambut cokelat gelap itu dan langsung memeluknya erat.

"Hello, nona Emma Lawrence. apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Aneisha bercanda, sambil melepaskan pelukannya

"Iya, aku ingin memesan Mie dengan toping sayur dan daging sapi yang banyak di atasnya" ucap Emma terlihat seperti gadis dewasa yang anggun, yang tengah memesan makanan di restoran mewah

The Bad Protector : [Are too Good to be True] ✔✔Where stories live. Discover now