Kenapa

17 15 0
                                    

Kenapa kamu begitu? Kenapa?

-Raina Zwetta Zoya-

-Raina Zwetta Zoya-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bugh!

Alan berdiri, setelah memberikan pukulan kerasnya kewajah si lawan. Lawan yang memang tak sebanding dengan tenaga Alan hanya bisa diam menahan rasa sakit yang menjalar diseluruh wajahnya.

"Jaga tuh mata, kalau nggak mau gue hajar lagi. Ngerti?!" gertak Alan kepada si lawan.

Si lawan meringis nyeri, mengelap beberapa tetes darah yang keluar dari sudut bibirnya. Kemudian tertatih bangun dari posisi tidur terlentangnya.

"Kalau gue nggak mau, gimana?" remeh si lawan. Seketika wajah Alan berubah menjadi merah. Dengan langkah cepat Alan menerjang kembali tubuh si lawan. Melempar pukulannya lagi bertubi-tubi.

Bugh! Bugh! Bugh!

"Sekali lagi gue tahu lo dekati dia, kelar hidup lo," ancam Alan sembari membalikkan tubuhnya berjalan menjauh dari lawan yang sudah mulai tak berdaya.

"L-lo, lo pikir, gue bakal nyerah dekati dia? Nggak akan," lirih si lawan sembari menatap dengan mata yang sudah memberat akibat pukulan dari Alan. Meskipun hanya lirihan, tapi Alan masih bisa mendengar.

Dengan segera Alan membalikkan tubuhnya kembali ke arah si lawan. Mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

"Lo, gue pastiin lo bakal nyerah."

Setelah berkata demikian, Alan segera meninggalkan si lawan yang sudah tepar diatas tanah. Pergi menuju kelas 11 MIPA 1, kelasnya Raina.

Saat sudah sampai ditempat tujuan, Alan segera melengok ke arah cendela. Ternyata seseorang yang dia cari ada didalam sana, seorang gadis yang sedang menulis sesuatu diatas bukunya dengan ditemai seorang teman dibangku sampingnya.

Seketika sebuah senyuman, terbit dibibir Alan, hanya sedikit. Melihat gadis yang sedang menulis itu, mampu membuat Alan bahagia. Bahkan si gadis tidak berbuat apa-apa terhadap Alan.

Alan, si cowok badboy, suka berkelahi, suka merokok, senang dengan kerusuhan, dan juga suka melawan. Bagaimana bisa, dirinya bisa mengagumi seorang gadis yang berbanding terbalik dengan dirinya.

Dia, Raina. Seorang gadis yang lemah lembut, tak suka dengan kekerasan, tak memilih teman dan selalu taat dengan perintah Tuhannya.

Alan tersenyum lagi, saat menelisik pakaian yang Raina pakai. Kerudung besar, meskipun hanya sampai punggung dan bisa menutupi dadanya. Kemeja yang panjang sampai pergelangan tangannya. Dan juga rok abu-abu yang menutupi mata kakinya. Cantik, sangat cantik. Sederhana dan cantik adalah kombinasi kata yang menggambarkan seorang Raina dari Alan.

Dengan cepat, Alan masuk kedalam kelas. Berjalan cepat ke arah Raina. Berhenti sebentar ketika sampai disamping meja milik Raina. Menatap wajah ayu Raina dari samping.

Raina yang sadar ada seseorang disampingnya dengan cepat menghadap ke arah orang itu. Setelah menyadari orang itu, buru-buru Raina menundukan wajahnya kembali. Tak berani menatap wajah Alan apalagi menatap kedua mata hitamnya. Alan sempat mengernyit heran, ketika mendekati respon dari Raina yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

Dengan takut-takut Raina bertanya, "A-ada apa?"

"Lo,-" Alan masih setia menatap wajah milik Raina. Meskipun tak bisa melihat seluruh wajahnya, "Bisa nggak, lo nggak usah keluar. Kalo bisa nggak usah berangkat sekolah sekalian. Biar gue nggak demen berantem sama cowok lain," ucap Alan dingin.

Raian terhenyak, dia tak mengerti dengan apa yang Alan ucapkan.

"Maksudnya?"

"Ck, lupain." setelah berucap demikian, Alan segera pergi dari kelas raina.

Didalam kelas Raina dan Afra , menatap punggung Alan dengan tatapan bingung. Setelah tubuh Alan keluar sepenuhnya dan tidak terlihat lagi, buru-buru Afra menghadap ke arah Raina.

"Alan suka sama lo, Rai. Astaga gue shock banget liatnya," ujar Afra sembari mengguncang-guncangkan tubuh Raina pelan.

Raina melepas kedua tangan temannya yang bertengger dipundaknya dengan pelan, "Jangan bercanda Afra. Aku nggak suka. Mungkin Alan cuma bercanda."

"Kalau dia bercanda, nggak akan seserius itu saat ngomong ke elo," seru Afra lagi. Raina ingin berbicara, bibirnya sudah terbuka. Tapi Raina bingung, apa yang akan dia ucapkan. Hingga akhirnya, dia menutup bibirnya kembali.

Raina terdiam sebentar, jujur dirinya juga merasakn keseriusan dari nada yang Alan gunakan tadi. Tapi Raina tak bisa menyimpulkan sendiri, apa maksud dari perkataan Alan tadi. Dirinya hanya bisa membendung rasa penasaranya yang semakin tinggi.

'Alan kenapa? Kenapa ngomong gitu ke aku? Kenapa tiba-tiba Alan datang menemuiku? Kenapa sikap Alan bisa begitu kepadaku?'-- batin hati kecil Raina.





TBC.
Halo guys, author kembali lagi dengan cerita yang berbeda. Ini cerita author yang ketiga, setelah membuat sifat tokoh yang sama dikedua cerita sebelumnya, yaitu coolgirl.

Kali ini author membawa cerita dengan cewek yang bersifat kalem. Tentu saja sifat cowoknya masih sama, badboy. Entah mengapa author suka sekali dengan sifat cowok yang satu itu.

Jika ada hal yang baik, kalian bisa mengambil hikmahnya. Dan yang jelek jangan diambil hikmahnya ataupun ditiru ya.

Jangan lupa follow akun author ya. Biar nggak ketinggalan cerita selanjutnya dan bisa melihat beberapa karya yang author tulis.

@SiAniDA57
Follow ya? yayaya? YES, DIFOLOW!

The Beauty Of ZwettaWhere stories live. Discover now