Larangan

12 11 1
                                    

"Lo nurut sama gue. Lo bakal aman."

-Malik Dafandra Alan-

Raina baru saja sampai disekolahnya, setelah tadi naik bis kota. Segera Raina berjalan menuju kelasnya berada, kelas 11 MIPA 1. Dikoridor kelas, Raina juga berpapasan dengan teman-teman yang berbeda kelas dengannya. Dengan senang Raina membalas sapaan para temannya dengan senyum manisnya. Belum juga dirinya sampai diruang kelasnya, seorang cowok berjalan mendekatinya.

"Hai, selamat pagi," sapa cowok itu.

Raina kemudian tersenyum lagi, "Waalaikumsalam. Iya selamat pagi," balas Raina.

"Eh, maaf gue kelupaan," kekeh cowok itu.

"Iya, nggak papa kok. Ada apa ya?" tanya Raina sopan.

"Gue mau kenalan sama lo. Nama gue Davin," ujar Davin sembari mengulurkan tangan kanannya ke arah Raina.

Raina menoleh ke telapak tangan Davin. Kemudian mengangkat kepalanya lagi. Tersenyum sembari mengangkat kedua telapak tangannya, menangkupkan didepan dada.

"Iya, salam kenal. Aku Raina. Maaf, nggak bisa berjabat tangan sama kamu," kata Raina halus.

Dengan canggung Davin menarik tangannya kembali. Kemudian menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Eeh, maaf maaf," ucap Davin.

"Iya. Nggak papa. Apa kamu ada keperluan lagi?"

"Ehm itu, boleh minta nomor hp lo?"

Raina tersenyum, kemudian menundukkan kepalanya. Tak melihat ke arah wajahnya Davin lagi.

"Sebelumnya, maafin Raina. Raina nggak bisa ngasih nomor ke orang lain. Apalagi cowok. Raina cuma takut, jika nanti Raina malah melanggar peraturan Allah. Sekali lagi maafin Raina," ucap Raina pelan.

Davin malah jadi salah tingkah. Sebenarnya dia tak memakasa Raina. Davin hanya mengagumi akhlak Raina. Makanya Davin ingin mendekati Raina.

"Nggak, nggak. Lo nggak salah. Yang salah gue," balas Davin cepat. "Tapi kita bisa temenan kan?"

"Tentu saja," balas Raina halus.

"Kalau git-"

"Lo ngerti nggak sih, kalau dia risih sama lo," ujar Alan tiba-tiba yang sudah berdiri disampingnya Raina. Meskipun ada jarak diantara keduanya.

"Aku nggak meras-" ucapan Raina terpotong oleh Alan.

"Lo nggak usah munafik. Kalau lo nggak berani ngusir dia, biar gue yang usir," sambar Alan cepat.

"Alan, jangan begitu. Aku memang nggak-"

Tiba-tiba Alan menyeret Davin dengan menarik kerah seragam milik Devan. Tenaga Devan yang memang tak sebanding dengan tenanga milik Alan, hanya bisa pasrah diseret oleh pentolan sekolahnya, Alan.

Dengan segera, Raina menyusul kedua cowok itu. Kemudian berhenti didepan Alan.

"Alan, nggak sopan memperlakukan orang lain seperti itu. Lepasin Davin. Davin nggak salah," ujar Raina, meskipun dia takut jika Alan marah kepadanya, tapi Raina tetap memberanikan dirinnya menegur Alan.

Alan menatap ke arah Raina dengan tajam, "Jangan ikutin gue. Sekarang lo balik ke kelas," ujar Alan kemudian berjalan lagi.

Raina hanya bisa mematung, keberaniannya seketika luntur. Dirinya tak berani lagi menegur Alan. Tiba-tiba Alan berbalik badan, menghadap ke adah Raina lagi.

"Dan satu lagi, jangan deket-deket cowok lain lagi."

"Tapi, aku nggak deketin cowok. Dia yang--"

"Ya kalo ada cowok yang deketin lo, lo jangan respon dia."

"I-iya," jawab Raina takut-takut.

Segera saja, Alan meninggalkan Raina seorang diri. Menyeret tubuh Davin ke suatu tempat. Setelah kepergian Alan dan Davin, Raina langsung pergi kembali ke kelasnya.

Sepuluh menit berlalu. Ditempat yang hanya terdapat dua orang cowok, saling melempar pukulan. hingga salah seorang diantara mereka, jatuh meluruh ke atas lantai.

"Sampai gue tahu, lo deketin Raina lagi. Gue kirim lo ke rumah sakit. Ngerti nggak lo?!" seru Alan ke arah Davin.

"G-gue, gue cuma mau temenan sama dia," balas Davin terbata-bata.

"Lima meter lo deketin Raina. Lo bakal gue hajar lagi. Ngerti nggak lo?!"

"I-iya. Ngerti."

Segera Alan pergi meninggalkan tubuh Davin yang sudah babak belur. Tak memedulikan rintihan yang keluar dari bibjr Davin. Berjalan menuju ke arah toilet sekolah.

TBC
Tiap Up, mungkin hanya sedikit ya. Karena mungkin saja, ini cerita pendek yang hanya 30an chapter. Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca ceritaku.

Sekali lagi, ambil yang baik-baik. Dan yang jelek-jelek jangan ditiru yah.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Oct 04, 2022 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

The Beauty Of ZwettaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu