XIII. Pertengkaran (2)

94 7 0
                                    

Guru mata pelajaran sudah keluar lebih dulu. Menyisakan siswa-siswi yang sedang membereskan alat-alat sekolah. Termasuk Gaara. Lelaki dengan warna rambut kulit rambutan itu menyimpan buku tulis serta pena dalam tas punggungnya.

"Siapa yang melakukan ini!" Suara perempuan membuat orang-orang yang masih berada di kelas menoleh pada sumber suara.

"Kenapa?" Salah satu teman Gaara bertanya, ia mendekati meja perempuan itu. Seorang perempuan juga.

Perempuan yang di ganggu lelaki  kemarin itu tidak menjawab apa-apa, tangannya menunjuk sesuatu dalam tasnya.

Perempuan itu refleks melihat isi dalam tas perempuan yang di ganggu itu, langsung terkejut. Ada 3 buah tikus dalam tasnya.

"Kyaaaaa," Perempuan itu teriak ketakutan, ia langsung berlari keluar kelas.

Perempuan yang di ganggu itu, membuang tasnya ke lantai, hingga isi dalam tasnya berhamburan. Ia jijik sekaligus geli melihat 3 tikus besar terkapar di sana.

Membuat teman-teman Gaara yang masih tertinggal di kelas terkejut.

"Aku pulang dulu, ya," Ujar lelaki yang mengganggunya kemarin. Karena tempat duduk mereka tidak terlalu jauh, lelaki berambut hijau itu berjalan melewati perempuan itu. Ia menyingkir agar buku paket, buku tulis serta pena perempuan itu tidak terinjak.

Namun dua langkah lelaki itu berjalan, gerakannya terhenti, lalu menoleh. Perempuan yang di ganggunya kemarin menarik tas punggungnya. Ekpsresinya terlihat sekali kalau ia tidak suka.

"Apa?" Tanya lelaki itu. Ia bertanya dengan wajah polos.

"Kau 'kan yang melakukannya," Ujar perempuan itu. Siapa lagi kalau bukan lelaki di depannya. Ini yang ketiga kalinya.

Pertama, waktu perempuan itu masuk ke kelas, tiba-tiba saja air dari atas pintu tumpah dan membasahi dirinya.

Kedua, di kagetkan ketika minum air. Walaupun tidak sengaja.

Ketiga. Ini. Memasukkan tikus karet dalam tasnya. Ia bisa melihat, karena tikus-tikus itu tidak bergerak.

"Kalau aku memang kenapa?" Tanyanya santai. Lelaki itu tersenyum.

Perempuan itu memandangnya tajam. Lalu berbalik, ia mengambil buku paket yang cukup tebal di lantai.
Lalu, tanpa aba-aba perempuan itu melempar buku paket pada lelaki yang masih berdiri di depannya.

Lelaki yang mengganggunya itu terlambat bereaksi, bagian wajahnya terkena lemparan.

Lelaki itu memegang wajahnya menahan sakit. Di lempar buku paket yang cukup tebal memang sakit.
Namun, bukannya marah lelaki itu malah tertawa. Tertawa biasa. Seperti sudah tau apa yang perempuan itu akan lakukan.

Lelaki itu berjalan mendekat, lalu tatapannnya berubah menjadi tajam, "Monster."

Membuat perempuan yang di ganggunya itu terkejut. Ini pertama kalinya orang menyebut dirinya dengan sebutan monster.

"Kurang ajar! Kau yang monster!" Serunya berang. Ia tidak terima. Ia bukan orang seperti itu.

Lagi. Perempuan itu memukulnya dengan tangan kosong, namun tertahan, lelaki itu lebih dulu menahan gerakannya.

"Lepaskan, aku brengsek!" Perempuan itu menarik tangannya, tapi tidak bisa. Kekuatan lelaki di depannya itu besar.

Lelaki itu tersenyum, lalu melepasnya. Ia berbalik, lalu berjalan keluar kelas dengan kedua tangan di masukkan dalam kantong celana hitam.

Meninggalkan bisikan teman-temannya di kelas. Serta perempuan yang di ganggunya itu tidak percaya. Raut wajah lelaki yang mengganggu kemarin berbeda dengan hari ini.

Dan memanggilnya monster.

Perempuan itu berbalik, lalu membereskan peralatan sekolahnya yang jatuh di lantai. Di bantu beberapa temannya yang masih di sana.

Gaara diam menonton pertengkaran di kelasnya. Ia melihat semuanya.

*****

TBC.









You and Me (END)Where stories live. Discover now