Chapter 6

10.1K 991 99
                                    

Sawah di cup.
Comen kalian healing buatku.











“Kita bertemu lagi.” Sapanya. Gulf hanya terdiam, ia tak suka orang asing dan tatapannya selalu curiga. “Fiat, siapa namamu?” Ia memperkenalkan dirinya sendiri.

Tak ingin dianggap sombong karena Gulf tak punya apapun untuk ia sombongkan selain harga dirinya. Dengan malas ia menyambut uluran tangan itu. “Gulf Kanawut.”

“Nama yang sesuai untuk pemuda manis sepertimu.”

Tatapan kesal Gulf layangkan, sudah sok akrab, sok memuji pula. Mana pujiannya sangat salah, harusnya dia memuji Gulf tampan bukan manis. Sialan. Gulf segera membayar belanjaannya dan pergi dari sana.

Tapi bagai scenario dari Tuhan, mereka kembali bertemu di halte bus. Gulf menatapnya malas. Kenapa hari ini ia sial sekali.

“Sepertinya kau lebih muda dariku. Kau berkuliah?”

“Fakultas olahraga. Apa kau tidak punya pekerjaan? Kenapa kau berkeliaran saat jam kantor begini?” tanya Gulf dengan nada sarkas.

Fiat berdehem masih dengan senyumnya. Ia memberikan kartu namanya pada Gulf sebelum pergi. “Sepertinya aku menyukaimu, aku ingin berteman denganmu. Ini kartu namaku, hubungi aku jika kau luang nong.”

Masih dengan raut datarnya, Gulf membaca seksama nama yang tertera disana. “Fiat Chalongrat Wayar.”

DEG
















BRAK-

Tiga kepala spontan menoleh ke arah pintu apartemen yang terbuka menampilkan Gulf dengan tiga kantung besar oleh-olehnya dari supermarket. Ia berjalan mendekat membiarkan Podd membantu meletakkan kantung-kantung besar miliknya ke sofa.

“Gulf?”

Ia segera memberikan kartu nama pemuda yang baru saja ia temui kepada Mew. “Dia mengajakku berteman. Kami tak sengaja bertemu di supermarket tadi.”

“Fiat Chalongrat Wayar.” Gumam Mew yang sontak membuat dua kepala lainnya berdenging takjub. “Putra Joss Wayar.”

Nong, serius dia mengajakmu berteman?” Tanya Podd penasaran.

Gulf hanya mengangguk melindungi kantung-kantung belanjanya dari Bright yang kini mulai gencar mencari minuman. “Dia bahkan terang-terangan bilang menyukaiku.”

“APA?!”

Aksi Bright terhenti sementara Podd memegang jantungnya yang nyaris meloncat keluar, Mew sialan. Tidak sadar suaranya yang jantan itu sangat menggelegar ketika berteriak.

“Jauhi dia.”

“Tapi kenapa?”

Pandangan Mew menajam, Gulf menangkap sinyal bahaya disana. “Dia bisa saja mencelakaimu Gulf, aku tidak mau apa yang terjadi pada Fai terulang padamu.”

“Aow Phi? Tapi kita hanya berteman dan aku laki-laki.”

“Jauhi dia atau kau akan tau akibatnya.” Gulf menelan ludahnya kaku, Mew pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Bright berdehem sebentar, mencairkan suasana. “Turuti saja Gulf, dia sangat berbahaya jika kau melanggar aturannya.”

“Tapi aku sudah memikirkan ini Bright, dengan menjadi temannya maka aku bisa mencari informasi tentang keluarga Joss Wayar dan menemukan cela untuk menghancurkan mereka.”

“Aku mengerti maksudmu nong Gulf, tapi Mew punya alasannya sendiri.” Podd meraih jas miliknya dan juga milik Mew. Sebelum pergi ia berpesan pada Bright untuk menyelesaikan sisanya. “Jaga diri kalian.”

BIG LIFEWhere stories live. Discover now