35🌧

73 11 10
                                    

Happy reading!

🌧🌧🌧

Berkeliling mengitari minimarket dengan keranjang belanjaan di tangannya. Sebenarnya bingung akan membeli apa saja karena ia tidak tahu apa sebenarnya yang disukai cewek.

Jadi, ia mungkin akan membeli semua macam makanan ringan yang ada di sini. Dan hampir saja lupa. Membuka kulkas dan mengambil beberapa susu kotak rasa coklat dan vanila.

Lalu menyerahkan belanjaannya ke kasir. Setelah semuanya selesai ia segera keluar dari minimarket. Tidak lupa membeli seblak, kebetulan ada kang seblak di depan minimarket.

Tidak ada yang menyuruhnya untuk membeli makanan sebanyak ini. Ia melakukannya atas kemauannya sendiri. Mencari beberapa informasi dari google dan sumber lainnya. Kalau cewek itu suka sama seblak itu kenapa ia membeli seblak.

Setelah pesanannya jadi, ia pun segera melajukan motornya menuju ke rumah seseorang.
***

'Ting tong'

Asya menghentikan aktifitasnya dan mematikan hairdryer nya. Ia beranjak dan keluar dari kamar untuk mengetahui siapa yang membunyikan bel rumahnya.

Rambutnya masih sedikit basah karena ia baru sempat mengeringkannya setelah mandi, keramas, dan solat magrib barusan.

'Ceklek'

Arga berdiri di hadapannya dengan kantung kresek di kedua tangannya. Dari ukurannya sangat besar. Asya hanya diam mematung, ia bingung dengan kedatangan Arga yang tiba-tiba apalagi dengan sesuatu yang dibawanya.

Hey sadar.

"Ayo masuk,"

Asya mempersilahkan Arga untuk masuk ke dalam rumahnya. Arga duduk di atas sofa coklat yang ada di ruang tamu begitu juga Asya, hanya saja di sofa yang berbeda.

"Nih, gue bawa makanan," ucap Arga menaruh semua bawaannya ke atas meja di hadapannya. Itu membuat Asya tertawa.

"Kak Arga mau jualan di sini?"

"Ck! Buat kamu." decaknya.

Tawa Asya terhenti ketika Arga menyebutnya dengan kata 'kamu' itu sangat aneh karena Asya belum pernah mendengar penyebutan itu dari Arga. Menurutnya itu terlalu halus untuknya yang biasa menggunakan 'lo' dan 'gue'

Apa salah dengar?

"Kenapa kok diam?" tanya Arga mengangkat satu alisnya. Mungkin Arga menyadari kalau Asya salah tingkah hanya karena penyebutannya barusan.

"Gakpapa kok." ucap Asya sambil menautkan rambutnya yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga.

"Gue juga bawa seblak, katanya cewek suka seblak."

"Kata siapa?"

"Google"

Lagi-lagi Asya tertawa karena cowok dihadapannya ini sangat langka. Asya pikir cowok kayak Arga itu fuckboy, nggak peka, bar-bar, dan kasar. Nyatanya itu cuma covernya saja.

Tawanya terhenti Asya menyadari bahwa Arga sangat baik kepadanya, namun Asya belum bisa membuka hati untuknya atau bahkan mungkin tidak akan. Asya sudah menganggap Arga sebagai sahabat selain Kila atau bahkan saudara.

"Maaf yah kak,"

Arga mendongak menatap wajah Asya. "Maaf? Untuk?"

Asya menghela nafasnya berat, "Asya nggak bisa buka hati buat kak Arga. Selain Asya cuma suka Barra, ada kak Dea yang cinta banget sama kak A-"

"Stop!" ucap Arga memotong pembicaraan Asya. "Gue yang suka sama lo Asya, tentang lo suka sama gue atau nggak itu urusan lo."

Asya semakin nggak enak hati sama Arga. Iya sih memang tentang menyukai balik atau nggaknya itu hak Asya. Tapi Asya tahu cinta sendirian itu nggak enak.

Asya mencoba untuk tersenyum, "Kita kakak-adekan aja deh." mintanya, Arga mengacak puncak kepala Asya gemas lalu menganggukkan kepalanya setuju.

Apapun terserah.

Karena Arga membeli seblaknya dua, jadi mereka makan bersama. Arga juga pengen ngerasain kali.


🌧🌧🌧

Jangan lupa voment!
Terimakasih.

aiunda(04/11/20)

CRYING UNDER RAIN [Selesai]Where stories live. Discover now