📱01 > HUG FROM HENDRY

1.6K 224 75
                                    





®04/06/23
Jangan lupa tekan bintangnya><

#

Cara remaja mencintai seseorang itu dibilang agak antimainstream dan kadang diluar perkiraan bmkg. Kalau bagi orang dewasa sih, mereka bilangnya remaja usia segitu lagi lucu-lucunya.

Namun, perkataan itu tidak selalu berlaku untuk para anak remaja masa kini. Contohnya dua sejoli yang sedang asik menonton di pinggiran lapangan sambil melihat sekumpulan anak-anak football sedang bermain.

"Ding, kata gue sih nanti sepatu Herul terbang kena kepala adik kelas yang jaga gawang," sahut Gisel setelah sekian lama terdiam menonton. Laki-laki yang tengah melipat lengannya itu menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan kekasihnya.

Di lapangan sana, ada sahabatnya Herul yang kesusahan berlari karena sepatunya kebesaran bahkan sesekali tertinggal dari pemiliknya.

"Kok bisa ya sepatunya longgar gitu? Padahal kakinya Herul gede banget," tanya Gisel penasaran. Toh, mungkin Gading tahu sebab cowok ini bestie banget dengan Herul.

"Mana gue tahu. Lu kira gue emaknya sampai merhatiin dia," Gisel cemberut mendengar jawaban tidak mengenakkan dari pacarnya ini. Super duper nyebelin bin ngeselin memang.

"Lu itukan temannya, masa gitu doang nggak tahu," cibir Gisel. Benar-benar cowoknya ini sangat tidak bisa dipercaya ucapannya. Padahal kata orang-orang Gading anaknya jujur dan bisa dipercaya, Gisel mah lebih percaya hyunjin jualan batagor dibandingkan jawaban Gading.

"Teman doang, bukan teman hidup!" Gisel semakin jengkel, bisa-bisanya cowok ini berujar tidak senonoh di hadapannya.

"Yakali jadi teman seumur hidup, dodol! Lu berdua laki woy," kesal Gisel sambil memukul punggung cowok itu dengan keras bahkan Gading merasa punggungnya perih. Tidak main-main perih yang dirasakan punggungnya itu, bahkan perihnya tidak setara saat kucing kesayangannya mencakar tubuhnya.

"Sakit. Tuh tangan apa rotan, perih banget, keknya punggung gue lecet deh," keluh Gading sambil mengusap-usap punggungnya.

Membiarkan kekasihnya hiperbola seorang diri, Gisel memutuskan untuk duduk dan mulai mengeluarkan ponselnya. Toh, Gading juga sedang sibuk dengan punggungnya yang katanya perih habis dipukulinya.

Belum membuka pin dari lockscreen miliknya, ponselnya sudah turun karena ulah seseorang. Gading dengan wajah tampannya itu tengah menatap Gisel.

"Kan udah janji, kalau berduaan doang nggak boleh main ponsel," tegur Gading. Gisel menggeleng seraya kembali memperlihatkan ponselnya yang sudah menampilkan keyboard pin pada layarnya.

"Kita nggak berduaan, tuh anak-anak lagi rame main di lapangan," dalihnya.

Tidak kehabisan ide nakal dan ajaib, Gading mengelus lembut dagu Gisel dan membuat gadis cantik itu kembali menatapnya.

"Anak-anak? Lu pengen anak kita segitu banyaknya? Gue sih bisa ngabulin tapi kasihan di lu," kata Gading amat santai.

Tidak kunjung mendapatkan jawaban, Gading menjadi lebih berani untuk mencoba menatap gadis itu dengan jarak dekat. Akan tetapi nasib sial hari ini sedang berpihak padanya.

Punggungnya yang masih perih tiba-tiba seperti tertimpa beban ditambah tepukan yang makin keras membuat Gading meringis kesakitan.

"Cabul ya jangan di tempat umum dong, kasihan di gue," bahkan sang pelaku masih bisa berucap seenteng itu setelah membuat Gading kesakitan.

GAMERS LOVE WATTPADERS Where stories live. Discover now