20

1.6K 217 4
                                    

Aku menutup pintu dengan cukup kencang. Ini semua terlalu tiba-tiba. Bagaimana mungkin Mark ada disini? Aku memejamkan mata, berharap kejadian-kejadian tadi terulang lagi. Sehingga ketika kubuka pintu, lelaki itu sudah tidak ada.

"Excuse me?"

Mataku terbuka ketika mendengar suara itu. Suara yang selama ini aku rindukan kini terdengar nyata di telingaku. Entah kenapa aku merasakan mataku memanas. Setelah sekian lama aku kesulitan menangis, kini air mataku mulai menggenang kembali.

"Apa kau sudah menerima surat yang aku berikan tadi pagi?" tanyanya masih dalam keadaan pintu yang kututup.

"M-mau apa kau?" tanyaku berusaha tenang.

"Aku kesini untuk berkenalan denganmu. Kebetulan aku tinggal tidak jauh dari sini," jawabnya. "Namaku Minhyung."

Aku terdiam mendengar perkataannya. Minhyung? Mengapa Mark bertingkah seperti ini?

"Apakah kau keberatan untuk membuka pintumu?" tanyanya terdengar begitu canggung.

Aku yang merasa aneh sekaligus marah pun membuka pintu perlahan. Mataku menatap sosok lelaki di hadapanku saat ini. Dia terlihat mirip dengan Mark, hanya warna rambut serta gaya berpakaiannya saja yang terlihat berbeda.

"Namaku Lee Minhyung. Aku juga berasal dari Korea, di daerah Seoul." Dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. Sedangkan aku sama sekali tidak berniat untuk menjawabnya.

"Ini tidak lucu, Mark," kataku datar.

Wajahnya terlihat kebingungan. Ia kemudian menarik kembali uluran tangannya dan meminta maaf. "Apakah wajahku mengingatkanmu pada seseorang?" tanyanya tiba-tiba. "Tapi jujur, aku tidak mengetahui siapa itu Mark dan ... Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa mencabut sehelai rambutmu kapan pun kau mau," lanjutnya dengan nada bergurau. Seolah dia ingin mencairkan suasana di hatiku saat ini.

Aku menatap punggungnya yang perlahan menjauh. Dia berjalan begitu santai, dan aku melihat dia berpapasan dengan Chenle dan juga Jisung. Mereka terlihat saling bertukar sapa dengan santai.

"Oh, kak Haechan! Kau sudah berkenalan dengan dia?" tanya Chenle setelah memasuki pekarangan rumahku. "Dia tetangga yang sangat baik. "Bukankah begitu Jisung?"

Jisung mengangguk senang. Ia kemudian menatapku yang memasang ekspresi seolah baru bertemu dengan hantu. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Dia adalah Mark," gumamku pelan namun masih dapat terdengar oleh mereka berdua.

Terlihat jelas ekspresi mereka yang mendadak memuram. "Kak, kita kesini untuk melupakan semuanya," kata Chenle sambil memelukku erat.

"Tapi dia memang Mark," kataku keukeuh. Karena memang semua gerak gerik, suara, serta intonasinya adalah Mark!

Jisung menggeleng. Dia menoleh, menatap lelaki yang terlihat tengah mengobrol dengan tetangga-tetangga lain. "Dia berbeda jauh dari kak Mark. Tak terlihat aura formal dalam dirinya karena dia terlihat begitu santai. Mungkin kau masih sedikit terbayang-bayang oleh kak Mark, tapi aku yakin nanti kau juga akan bisa melupakannya."

Aku menunduk, menatap Chenle yang masih setia memelukku. Tanganku terulur untuk mengusap kepalanya lembut, sebelum akhirnya menghela napasku berat. "Sepertinya kau benar," kataku menyetujui ucapan Jisung.

🍁

×

🍁

Aku berjalan di pinggiran kota, mencari toko yang menjual obat-obatan. Ketika hendak berangkat membeli alat tulis, Chenle tiba-tiba saja merasa pusing dan suhu tubuhnya menaik. Itu biasa terjadi saat tubuh kita belum terbiasa dengan cuaca di negara lain. Tapi sudah setengah jam aku berkeliling, tak terlihat satu pun toko obat. Dengan kesal aku pun mengusap rambutku frustasi.

"Are you lost?"

Aku menoleh kebelakang, menatap lelaki itu lagi. Kepalaku menggeleng perlahan, sepertinya aku harus terbiasa dengan wajahnya yang mengingatkanku pada Mark. Setelah itu aku pun kembali berjalan tanpa berusaha memperdulikannya.

"Aku bisa membantumu jika kau mau!" serunya.

"Aku tidak membutuhkan bantuan, terima kasih!" balasku. Aku mempercepat langkahku, berharap segera menemukan toko yang kucari dan bergegas pulang agar tidak perlu berhadapan dengan lelaki itu. Namun sepertinya memang tidak ada toko obat di sekitar sini. Akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali pulang dengan tangan kosong.

Mataku terbelalak ketika melihat Jisung dan lelaki itu tengah bermain game bersama. Hey, kenapa laki-laki itu ada dimana saja?!

"Oh, kak Haechan!" seru Jisung. "Minhyung sudah membelikan Chenle obat dan dia kini sedang tidur."

Aku melirik Minhyung yang terlihat senyum dengan ramah ke arahku. Bulu kudukku merinding ketika melihat betapa miripnya dia dengan Mark. "Bisakah kita berbicara sebentar?" tanyaku tanpa mau menyebutkan namanya. Jujur, di dalam hatiku yang paling dalam aku masih percaya jika dia adalah Mark.

Lelaki itu mengangguk. Dia pamit kepada Jisung sebelum akhirnya mengikutiku berjalan keluar. Aku mengajaknya untuk duduk di pekarangan. Diam-diam mataku terus mengawasi gerak-geriknya yang terlihat begitu santai.

"Jadi, dimana kau tinggal?" tanyaku berusaha mengikuti gaya santainya.

Telunjuknya mengarahkan pada sebuah rumah yang berada di ujung jalan. Disana terlihat sepi sekali, bahkan aku sebelumnya mengira tidak ada orang yang tinggal disana.

"Aku tinggal disana sendirian. Memang disana cukup dingin, gelap dan sepi, aku bahkan kadang merasa ingin kembali," katanya terdengar begitu suram.

Aku merenyit, "Lalu kenapa kau tinggal disini?"

Dia menghela napas sambil tersenyum miris. "Ada hal yang harus aku selesaikan disini."

"Kuliah?" tebakku. Entah kenapa aku malah menjadi penasaran terhadap lelaki ini.

Mendengar tegakkan itu, dia malah tertawa kecil kemudian menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tidak mengerti. "Tebakanmu boleh juga," katanya.

"Terima kasih karena telah membelikan obat untuk Chenle." Aku benar-benar sudah lelah melihat wajah dan gerak-geriknya. Akhirnya aku memutuskan untuk pamit dan masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan sup. Ini benar-benar hari yang melelahkan.

🍁

×

🍁
TBC

Mark Lee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark Lee

Lee Minhyung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lee Minhyung

The Wishing Tree | MarkhyuckWhere stories live. Discover now