1.3 Dunia lain

2.1K 417 166
                                    

“Jangan lihat.” Taeyong segera menutup mata Junghwan dengan tangannya. Khawatir apabila bocah laki-laki ini menengok ke depan nanti menjerit histeris lantaran sosok di depan mereka itu berwajah menyeramkan.

Dengan wajah hancur menampakkan separuh tengkoraknya, sementara bagian atas kepala terbelah sehingga isi di dalam seperti ingin meloncat keluar. Dia saja ingin mual melihat pemandangan itu, namun berusaha mungkin untuk menahan gejolak di dalam perut.

Mengesampingkan sosoknya, Taeyong menggiring Junghwan agar segera meninggalkan tempat itu, mencari lagi pintu keluar setelah sebelumnya mereka berhasil lolos dari lorong tanpa ujung. Semua berkat kemampuan daya ingat Junghwan yang dengan susah payah Taeyong bujuk agar mau mengingat awal mula dia terdampar, termasuk bagaimana cara dia menemukan jalan masuk dan keluar dari lorong tersebut.

Pencariannya belum berakhir karena masih ada lagi pintu yang mesti ditemukan. Pintu ke dimensi kehidupannya sebagai manusia. Namun sebelummya, mereka harus melewati dunia makhluk ghaib. Alias kotanya para hantu. Di mana sekelilingnya nanti penuh sosok makhluk bermuka seram atau bisa jadi rupanya biasa saja, sekadar wajah pucat dan ekspresi muram—seperti Junkyu misalnya.

Ngomong-ngomong, soal Junkyu, ke mana bocah hantu itu pergi? Dia belum sekalipun muncul semenjak insiden terjebaknya Taeyong di lorong. Presensi sang hantu yang selalu muncul saat tidak butuhkan atau sebaliknya itu, seakan menghilang dari radarnya. Hilang dalam sekejap, bahkan tanpa pamit. Taeyong heran dan bertanya-tanya ke mana perginya Junkyu, atau mengapa dia tidak pergi untuk menolongnya selagi diharapkan.

Jika bocah hantu itu muncul setelah nanti dia kembali ke dunianya, awas saja, Taeyong akan mengomelinya. Atau bisa jadi, memaafkan kalau Junkyu bersedia menjelaskan alasan dibalik kepergiannya. Ya, Taeyong memahami bahwa ada yang tidak beres saat ini. Juga, setiap hantu yang menghilang secara tiba-tiba, pasti memiliki pekerjaan penting yang tidak dapat diceritakan pada manusia.

Bukan jenis pekerjaan seperti manusia, tapi sesuatu dan hanya para hantulah yang dapat memahaminya.

“Kak!” Junghwan tersentak cemas tatkala menjumpai sesosok perempuan bersurai panjang sampai melewati gaun putih panjangnya itu. Sembari mencengkram lengan Taeyong erat, kemudian dia bersembunyi di punggungnya saking dibuat takut ketika sosok itu tertawa.

Gelaknya khas sekali dan identitik. Sama persis seperti sosoknya di film-film. Namun, aslinya jauh lebih menyeramkan.

“Nggak usah dilihatin,” kata Taeyong, lagi-lagi menggiringnya melewati si kuntilanak yang kini terbang melewati mereka sambil tertawa. Beruntung sosoknya itu tidak jahil sehingga insiden dibawa pergi dengan rambut panjangnya tidak terjadi—semoga saja jangan.

Bukan hanya sosok kuntilanak yang mereka temui. Pocong yang tinggi nan terbang dengan mata merah mencekam, melotot ke arah mereka pun nampak. Baunya yang identik busuk langsung tercium indranya. Taeyong mengernyitkan hidung dengan jijik kemudian cepat-cepat menjauh sebelum mereka muntah atau bagian terburuknya, diludahi dari atas sama pocong.

Jangan sampai. Nanti baunya bisa sebusuk pocong.

Dia sudah biasa melihat ragam hantu di dunia ini, selagi mereka tidak menganggu keberadaanya. Walaupun terdengar aneh karena manusia sepertinya ini mengapa dapat berkeliaran dengan bebas di dunia para hantu, padahal seharusnya presensi Taeyong sekarang jadi ancaman bagi mereka.

Banyak dari mereka yang bersikap apatis, kadang hanya iseng menunjukkan ekspresi seramnya sekadar untuk menakuti para manusia. Hal itu dilakukan demi memuaskan sisi hantu mereka yang kesepian. Jika disamakan sama manusia, sebutannya bisa begini, “Hanya untuk bersenang-senang saja” mengisi kegabutan yang menjemukkan.

Namun, ada pula hantu yang jahat. Dan biasanya mereka tidak senang berkumpul bersama hantu lain di dunianya sendiri. Para hantu dengan akal licik itu lebih senang berada di dunia manusia. Sepanjang hari kegemaran mereka hanyalah menebarkan ketakutan, ancaman, bahkan sampai kematian.

Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]Where stories live. Discover now