Bab 12 Tentang Gunung dan Laut

3.3K 773 73
                                    

Sejak mengenalnya, baru kusadari senja seindah ini. Biasanya aku paling mengeluh jika senja datang. Tanda hari hampir berakhir sementara tugas-tugasku masih menumpuk. Biasa kukutuk senja karena membuatku letih, tapi kali ini tidak. Semua terasa indah semenjak kualami senja pertama di pantai bersamanya, Mas Dama.

Namun, mungkin ini jadi senja yang sedih, Eva yang asli telah menggantikanku bertemu dengannya. Entah apa yang akan dilakukan gadis kasar itu pada Mas Dama. Menghancurkan dialog-dialog indah yang kurangkai selama seminggu ini, mungkin?

Kurasa itu adalah haknya, dia pemilik nama Eva yang asli, bukan aku. Dialah yang seharusnya di posisi itu, bukan aku. Dia yang seharusnya menghadapi semua masalah ini, bukan aku. Namun, kenapa hatiku sakit. Suara hatiku makin melankolis.

Inikah yang dinamakan cemburu? Aku takut Mas Dama melupakanku, tanpa sempat tahu siapa aku. Terlalu besar harapanku, tapi semu. Kebohongan itu telah jadi kesalahan fatal bagiku.

Senja ini, kurelakan semua berakhir di tangan Eva. Entah ia mengambil atau membuang Mas Dama, bukan urusanku.

Sampai pada hari indah ini, hari bertabur bunga cattleya ungu. Bunga yang jadi nama depan Eva itu dijejer cantik di sepanjang ruang tamu hingga ruang tengah. Aku hanya bisa memandang tanpa bisa membantu. Influenza tipe A menyerangku. Batuk berat dan demam tinggi, aku sakit.

Kebanyakan gegoleran di kasur atau sofa sambil bermasker. Demi tak menulari orang sekitar, demi kebaikan mereka aku begini. Tak enak badan dan hati. Yang paling menginginkan pertunangan itu adalah aku, bukan Eva.

Ngomong-ngomong, ia terlihat sempurna dalam balutan kebaya itu. Cantik dengan rambut disanggul ala pramugari – yang memang pekerjaannya. Dihias dengan lili putih yang sedang mekar di sisi sebelah kiri, sempurna. Namun, wajahnya masam tak keruan. Pasti ia kacau karena kebohongan kami gagal total.

“Mbak.” Kusentuh tangan Eva lembut, tapi ia langsung menolaknya.

“Jangan bersikap sok manis seolah kamu nggak tahu apa-apa, Ellea!” ancamnya.

“Iya, Mbak. Aku paham,” jawabku lemas dengan suara serak.

“Jangan berkomentar apapun dengan apa yang akan gue lakukan hari ini! Pertunangan ini nggak akan pernah terjadi,” simpul Eva sambil menggertakkan jemari lentiknya.

“Semua terserah kamu, Mbak. Cuma tolong jangan permalukan ayah dan bunda,” pintaku.

Ia bungkam sampai aku bertanya lagi, “kamu udah punya cara gagalin?”

“Lu punya obat pingsan nggak? Gue akan pingsan saat pertunangan dimulai,” ucap Eva tajam.

Pias, kuhela napas sesak. Ide macam apa itu? Sekali pengecut tetap saja pengecut. Lebih baik aku pergi. Tak ada solusi yang dapat kuberikan saat ini. Ingin menggantikan posisi Eva juga tak mungkin. Suaraku tak bisa disamakan dengan Eva saat ini.

Waktu berlalu, kulihat iring-iringan mobil itu masuk ke gerbang rumah ayah. Beberapa orang turun membawa seserahan ukuran besar. Ayah dan Bunda terlihat menyambut Bapak dan Ibu Adhyaksa dengan wajah semringah bahagia. Semua bahagia, kecuali aku dan Eva.

Apa yang akan kulakukan? Ya, belajar! Mungkin dengan menghapal beberapa materi Farmakologi, otakku akan baikan. Hatiku bisa mendingan.

“Rute-rute pemberian obat untuk mencapai efek sistemis antara lain: Oral, Oromukosal, Injeksi, Implantasi, Rektal dan Transdermal. Sedangkan, rute untuk mendapatkan efek lokal/setempat adalah kulit, inhalasi, mukosa mata dan telinga, intra vaginal dan intra nasal.” Kubaca sebuah modul tebal di atas meja, sekedar meredakan galau.

Kemudian, kupejamkan mata untuk mulai menghapal. “Rute-rute pemberian obat untuk mencapai efek sistematis adalah oral, intra nasal … eh, injeksi … apa?” Pikiranku mulai kacau.

Aku kesulitan menghapal teori ini, biasanya tak begitu. Coba sekali lagi!

“Oral, oromukosal, intra vena, ah! Apa sih?” Kugaruk kepala frustrasi.

Mataku mulai lelah, otakku menyerah. Tak bisa diajak berpikir serius karena aku hanya memikirkannya, Mas Dama – yang kudengar suaranya dari lantai bawah. Ia terdengar berbincang meriah dengan ayah.

Senja dan RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang