Badboy's [Ceroboh]

1.7K 162 20
                                    

Finally!!!! Update juga yaa












PUKUL tujuh malam Jimin baru sampai di kediamannya karena ekstrakurikuler disekolah sekaligus main sebentar dirumah Lisa, dirinya mendengus dengan kasar kala mendapati rumahnya yang terlihat kacau dari luar karena terdengar suara musik yang menggema juga didepan pintu rumahnya banyak sepatu heels berserakan juga beberapa pantofel khas pria.

Jimin berdecak, itu sangat mengganggunya yang tidak terlalu menyukai kebisingan juga para tetangga disebelah rumahnya,

"Wait, rumah Lo kenapa?" Tanya Seokjin yang mengantar Jimin heran, dirinya sampai turun dari mobil memastikan semuanya baik baik saja.

"Gak papa, paling mereka lagi pesta. Btw Ayah lagi keluar kota lagi gak tau sampai kapan" ujar Jimin menjelaskan

"Pesta lagi?!!" Pekik Seokjin tak habis pikir, yang tentu saja ini bukan pertama kalinya dirumah ini mengadakan pesta kalau ayah Jimin sedang pergi karena urusan pekerjaan

"Lo nginep dirumah gue aja oke??" Ajak Seokjin

Jimin terkekeh "yaelah kayak ini pertama kali aja, gue disini aja lagian gue juga gak bakal kenapa kenapa. Gue sering kali lolos dari mereka" jelasnya "udah yaa thanks udah nganter, dadahh" pamit Jimin, tapi sebelum ia menggapai pintu utama lengannya ditarik lagi oleh Seokjin

"Lo kok lewat pintu depan, biasanya lewat pintu belakang kan, ayo gue temenin"

"Pintu belakang rusak kemaren gak bisa dibuka dari luar, makanya gue lewat pintu depan aja"

Seokjin menggeleng "perasaan gue gaenak, lo nginep rumah gue aja ya"

Jimin berdecak. Seokjin terlalu berlebihan. "tenang aja jin, lo tau kan gue selalu lolos dari mereka"

"Itu sebelum lo lewat pintu depan, sekarang pintu belakang rusak, lebih baik kalo lo dirumah gue. Aman" ucapnya menarik Jimin tapi yang ditarik hanya diam saja ditempatnya dan menatap Jimin tak mengerti. "Lo yakin gak papa?" Tanyanya sekali lagi

"Kalo ada apa apa gue hubungin Lo oke?" Karena Jimin berucap seperti itu akhirnya Seokjin menghela napasnya dan meninggalkan Jimin. Ia sangat paham Jimin, ia tak ingin merepotkan dirinya lagi. Berapa kali pun para sahabatnya memberitahu kalau Jimin tidak merepotkan tapi tetap saja. Jimin selalu merasa dirinya merepotkan.

Setelah mobil Seokjin pergi, Jimin pun mengambil langkah masuk kedalam dan seketika matanya yang memang tidak terbiasa melihat lampu berwarna warni dan kerlap kerlip itu membuatnya sedikit pusing.

Ia melihat sekelilingnya, rumahnya benar-benar sudah rusak. Rumah yang dulunya selalu membuatnya nyaman kini hanya tinggal kamar saja yang bisa membuatnya nyaman. Miris sekali. Jimin menggeleng pelan, tidak ada gunanya ia memikirkan itu saat ini. Ia hanya ingin cepat cepat sampai ke kamarnya,

" Heh, kamu" Seorang wanita yang sudah terlihat setengah sadar  memanggilnya tapi tak ia hiraukan. Ia mengepalkan tangannya dan terus berjalan cepat,

"Kemana sih, kok jalannya cepet banget" wanita itu berhasil menarik lengannya.

"Tante, aku gak ada urusan sama Tante. "Jimin berbicara baik baik, itu karena Jimin takut dengan wanita yang sudah setengah sadar dihadapannya ini.

"Bentar dulu dong, sini "dan Jimin ditarik begitu saja. Jimin bersiap mengambil ponsel yang berada di sakunya untuk menghubungi Seokjin tetapi seseorang tidak sengaja menyenggol nya membuat ponsel itu masuk kedalam lagi. Jimin ingin berusaha lagi tetapi wanita yang membawanya ini malah menghentikan langkahnya membuat Jimin menoleh dan menyadari jika ia sudah berada dihadapan tiga pria dan empat wanita disana.

"Haii guys!! Liat dong gua bawa apaan? Kucing manis haha" pekik perempuan itu, semuanya tertawa

Jimin menunduk, ia benar-benar takut kini hingga rasanya air mata sudah bergumul dimatanya.

"Eh, siapa nih cakep amat" seorang pria langsung bangun dan menghampiri Jimin lalu memperhatikan badannya dan ingin menyentuh rambutnya tapi langsung ditepis oleh Jimin yang membuat pria itu tertawa "wow wow wow ditepis gue, "ucapan pria itu menimbulkan gelak tawa lagi yang mana membuat Jimin bingung, apa yang lucu?

"Body nya mantep cuy" tutur pria itu lagi

"Heh udah deh. Kayaknya si ini anak tirinya Yoori deh, jangan di apa apain kasian kucing penakut" sahut wanita yang membawanya tadi. Baru saja Jimin bisa bernafas lega tapi dirinya dikejutkan dengan ucapan wanita itu lagi

"Tapi gue tertarik buat bikin dia minum, belom pernah kan ya kucing manisnya Tante"

Jimin menggeleng brutal "t-tan-tante jangan Tante. Aku gamau, aku masih ada urusan tante ijinin aku pergi plis!!" Lirih Jimin

"Iya sayang Tante ijinin tapi setelah kamu minum ya, kesukaan Tante kok ini. Ambilin woi haha"

Jimin semakin berusaha menjauh tapi tak bisa bergerak bebas karena dirinya ditahan kedua orang wanita yang kini ikut memegangnya juga. Jimin bisa saja memukul para perempuan ini tapi nanti yang ada pria dihadapannya ini malah semakin buas kepadanya.

Syukur syukur dirinya tidak akan diperbuat yang aneh aneh.

Tapi ini tetaplah bukan hal yang biasa untuk Jimin. Dia belum pernah minum minuman seperti itu, Jimin tidak pernah tau dirinya orang yang seperti apa. Toleransi tinggi terhadap alkohol atau rendah, akan meracau atau justru langsung tertidur. Jimin tidak tahu.

"Ayoo sayang cobain deh bakalan ketagihan kamu cepetan." Jimin menggeleng membuat salah satu wanita geram dan langsung menuangkan minuman tersebut kedalam gelas berukuran sedang, menuangkannya dari botol  dan langsung memaksakan Jimin untuk meminumnya. "Hah,kelamaan. Enak padahal"

Kedua perempuan yang memeganginya itu lalu melepaskannya  yang otomatis membuat Jimin langsung berjongkok dan terbatuk ringan. Tenggorokannya terasa panas dan perutnya langsung terasa aneh.

Salah satu pria berjongkok disampingnya dan menunjukkan gelas yang berisi minuman lagi. Namun itu sedikit banyak dari yang tadi. "Lo tipe yang toleransinya tinggi kayaknya. Satu lagi ya, ini oom bawain yang lebih tinggi dari yang tadi. Sedikiiitt aja"

Jimin menggeleng. Apapun itu, ia tidak mau lagi. Ini aneh. Ia memang belum merasakan pusing atau apapun itu tapi tenggorokannya panas dan perutnya sedikit mual.

"Ayoo ah cepetan, abis ini kamu pergi" seperti yang tadi, Jimin langsung dipaksa meminumnya dan kali ini kepalanya langsung berdenyut.

Tiba-tiba dirinya dipaksa berdiri "Heh udah, ngapain si lo. Udah ya kucing manis. Kamu pergi sekarang gih katanya ada urusan, nanti jangan lewat sini pas masuk kalau gak mau hancur"

Jimin tidak mengerti apapun yang dimaksud perempuan itu dan dengan cepat berjalan dengan sempoyongan keluar dari rumah. Dirinya sungguh bodoh karena tidak mendengarkan Seokjin dan sangat ceroboh karena tidak membawa baju ganti apapun. Ia ingin kerumah temannya, tapi apa mungkin dalam keadaan mabuk?
















Dan karena kepalanya yang pusing juga dirinya masih sempoyongan, membuatnya tanpa sadar menjatuhkan ponselnya didepan pintu rumahnya

















































































HELLO EPRIBADEH!!!!! GIMANA KALI INI?? SEMOGA GAK MENGECEWAKAM OKEE

KALO ADA YG MAO KASIH SARAN ATAU KRITIK BOLEH KOK. ATAU KALO MALU DI KOLOM KOMENTAR BISA DM AKU YAWW 😆😆

Ohiya, untuk membuat aku semangat boleh dong yaa, vomment nya

🌟+💌

Badboy's [KOOKMIN!!🐰🐥]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang