Bab 3

19 5 1
                                    






..

BIANCA— menggerutu sepanjang lorong fakultasnya. Hidupnya satu minggu ini sangat jauh dari kata tenang. Selalu direcoki oleh pria aneh berjas yang berbicara sendiri disamping pohon waktu itu.

Dia juga selalu memanggilnya dengan sebutan Sa, Sa, dan Sa. Lagipula, Sabrina itu siapa sih heran sekali.

Sepertinya orang itu memang gila, namun mana ada orang gila yang menjadi pembicara dalam seminar kampusnya waktu itu. Dia semakin kesal sekarang.

Tepukan pada bahu menyadarkannya dari gerutuan, menoleh mendapati kakak tercintanya yang sedang tersenyum cerah.

"Masih pagi kenapa menekuk wajah begitu?"

Dia mencebik, "Kesal sekali, Kak. Hidupku tak pernah tenang sejak bertemu dengan pria pembicara saat seminar waktu itu! Dia menyebalkan sekali."

"Maksud kamu Devano klein?" Yoland bertanya dengan alis terangkat.

"Tidak tau dan tidak perduli siapa nama orang aneh itu!"

Yoland terdiam. Bianca yang mendapati polah aneh kakaknya itu kemudian menghentikan langkah.

"Ada yang salah, Kak?"

Gelengan yang didapatinya, diikuti senyum cerah Yoland yang total membuat hatinya mendadak damai. Senyum kakaknya ini benar-benar moodmaker sejati.

"Kalau begitu kakak duluan ya! Belajar yang rajin 'kay?"

"Aku bukan anak kecil Kak! Demi Tuhan... "

"Iya-iya adik dewasanya Kakak, belajar yang rajin ya~"

"Kak! Astaga...... "

.





.






















"Apalagi sekarang? Kusut sekali mukamu Bi... "

Bianca merolling mata malas, menatap Guanlin yang tengah menarik bangku disampingnnya.

"Pria aneh itu, aku seperti dikejar-kejar hantu tau!"

Andai saja Bianca tau jika dikejar hantu bahkan lebih parah dari itu. Apalagi kalau hantunya semacam Nathalie. Yakin pasti akan langsung sakit kepala.

Guanlin tertawa kikuk, baru saja dibicarakan, hantunya sudah datang saja.

"Oh iya, Guan. Kamu bilang kamu mengenal Sabrina, bagaimana dia? Apa dia secantik aku?"

"Hella— tentu saja iya! Bahkan aku mengakui wajah Sabrina lebih cantik dari Isabella swan dalam film vampire yang pernah kutonton!" —Nathalie.

Guanlin hanya melirik saja, berusaha acuh akan keberadaan Nathalie yang mengoceh dibangku depannya.

"Sebenarnya yang mengenal Sabrina adalah.... Eum— kamu tau, temanku. Ya, temanku. Dia yang mengenalnyaa. Jadi aku kurang tau seperti apa Sabrina itu."

"Teman? Aduhhh cukitnya kokoroku~ hikd... Kupikir kita telah berkencan Guan, kamu jahat sekali~"—Nathalie.

Bianca terheran, "Temanmu? Kupikir kamu tak mempunyai teman selain aku."

"Hei— mulutmu... "

Nathalie tertawa paling keras. Wajah-wajah tak bersahabat seperti Guanlin memang kurang pantas untuk mendapatkan teman. Lol.

"Diam Na!!" bisiknya. Gemas sekali ingin menetralkan hantu satu ini. Kalau perlu lenyapkan saja biar hidupnya tenang kembali.

Sabar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[I-LUSI]Where stories live. Discover now