8

83 7 0
                                    

Happy reading

Yang namanya perasaan gak bisa dipaksakan
Dan yang namanya jatuh cinta gak tau tempat
Ibarat loe mules gak tau tempat dan gak tau kondisi

Gue menghubungi rosa
"Halo, ros udah dimana nih? Gue berangkat duluan, nanti ditungguin di tukang bubur ayam sebelah klinik"

"Kita lagi di jalan nih, iya kita nyusul" jawab rosa disana

Hari ini gue sama temen-temen bagian pagi di klinik. Gue membawa motor sendiri, dan sialnya ban motor gue malah kempes.
"Haduhh kok malah kempes sih, bisa telat gue kesana" gue menggerutu dipinggir jalan

Sebenarnya banyak angkutan umum, tapi gimana nasib motor gue. Masa ditinggal dijalanan gitu aja. Gue mendorong motor ke bengkel yang lumayan jauh. Tiba-tiba ada motor berhenti di depan gue.

"Heh, motor itu dipake dijalanin bukan didorong kayak gini" oceh lelaki berhoodie memakai masker

"Siapa sih ni laki so kenal" gerutu gue

"So kenal? Emang gue kenal sama elo mamut" ujarnya menyebut mamut pada gue

"Mamut? Elo Radith ya?" tanya gue penasaran

"Bukan. gue adeknya si dul" jawabnya sambil membuka maskernya

"Si atun dong" ujar gue tertawa

"Heh peak lu. Si dul anak ahmad dani bukan si dul anak betawi" oceh Radith.

"Udah deh dari pada banyak ngoceh mending bantuin gue napa" gue dengan nada sinis

"Oh loe mau gue bantuin, tapi ada syaratnya" ujar radith menaikan satu alisnya

"Oohh loe gak ikhlas mau bantu orang kesusahan, ya udah jangan" cerocos gue melanjutkan mendorong motor

"Eh mamut, loe tuh gak bisa ngemis dikit gitu ke gue" ledek radith mengikuti gue

"Nggak" bantah gue membuang muka

"Ya udah gue tinggal, biar loe kesiangan terus kena omel disana" radith melajukan motornya pelan

Gue pikir lagi mending iyain syaratnya biar gue gak kesiangan
"Radiiiithh, bantuin guee" berteriak sebelum dia lebih jauh.

Dia menoleh ke gue tersenyum senang dan memundurkan motornya.
"Eh ada yang berbrbb" gue membekap mulutnya biar gak banyak omong
"Shut jangan banyak ngomong, gue mau ikutin syarat dari loe tapi sekarang anter gue duluu" cerocos gue pada radith

"Okayy, sekarang loe naik" radith menepuk jok belakang

"Terus motor gue gimana?" tanya gue bingung

"Santai aja, nanti gue suruh temen gue bawa" jawab radith

"Oke" gue menduduki motornya

Radith adalah tetangga gue sekaligus temen sd. Dia orangnya baik, humble, tampangnya lumayanlah. Gitu-gitu juga dia anak basket smk sebelah, dan lumayan digandrungi para kaum hawa kecuali gue. Dia sering manggil gue mamut karena kata dia gue manis dan imut. Jadi, bukan mamut binatang ya. Gue kadang malu juga kalo ketemu dia di depan umum, banyak yang ngira dia doi gue padahal bukan.

"Thanks udah bantuin gue" berterima kasih itu harus meski gak ikhlas kalo sama si radith

"Sama-sama mamut, tapi jangan lupa lho syaratnya" radith mendekatkan wajahnya ke telinga gue

"Iya bandit, syaratnya apaan?" gue memasang muka malas

"Pulang gue yang jemput!" jawab radith

"Oh oke, gue mau masuk bye." gue meninggalkan dia

Tanpa mampir sana sini, gue langsung masuk ke dalam. Di dalam udah ada rosa dan syila.
"Assalamu'alaikum" gue memberikan salam dan senyum pada semuanya

"Wa'alaikum salam" jawab mereka

"Eh loe kemana aja? Lama banget" syila melontarkan tanya

"Hmm ban gue kempes" jawab gue lesu

"Terus loe kesini naik apaan?" tanya syila lagi

"Naik motorlah" jawab gue singkat

"Kan motor loe kempes kok bisa?" tanya syila kepo

"Ah udahlah nanya mulu kayak dora, kerja sana" ujar gue menutup mulutnya

"Savage banget elo ya, pake nyuruh kerja segala kayak lo bos disini" oceh syila

"Udah berisik tau, kedengeran sama mereka bisa kena omel" rosa menjadi penengah di tanya jawab ini

Prakerin berjalan sesuai tugasnya masing-masing. Gue bagian di depan.
Pasien gak terlalu banyak, gue diem-diem main hp karena bosen. Kadang gue kesel juga prakerin disini gak sebebas tempat anak-anak lain.

Gak kerasa udah waktu dzuhur, kita bertiga izin ke mushola. Gak perlu keluar karena klinik ini punya mushola pribadi.
Syila dan rosa asik berbincang sepanjang langakah ke mushola.

"Sa kok loe diem mulu, ngomong napa" ujar rosa menoleh ke gue

"Terus gue harus ngapain? Jingkrak-jingkrak gitu" jawab gue heran

"Ya cerita gitu, mumpung lagi istirahat" rosa menaikan alisnya

"Udahlah kan kita mau sholat bukan mau ghibah, si lisa lagi galau kali" ujar syila pada rosa

"Shut udah, kita ambil wudhu terus sholat" gue mengalihkan pembicaraan.

Kita mengambil wudhu bersamaan.

Thanks for all
Budayakan vote and komen
Wajib mengeluarkan unek uneknya tentang cerita ini kalo ada yang ganjal di hati
Maaf partnya pendek

My Virtual Crush[selesai]Where stories live. Discover now