[•23•]

13.7K 1.9K 359
                                    

Jisung menyimpan tas nya di atas lantai, sementara minho langsung merebahkan dirinya di atas ranjang

Tubuh nya semakin lemas karena sedikit terkena air hujan saat menjemput jisung. Di tambah demam nya yang tak juga mereda, justru semakin parah

"Karena ga mungkin kalo gue masak malem ini, jadi gue turun dulu buat beli bubur. Lo di—"

"Lo bilang katanya mau masakin gue" minho menahan pergelangan jisung erat, menatap lelaki tupai itu dengan dua alis berkerut dan mata sayu

Demam nya semakin tinggi, jisung bahkan merasa wajah minho lebih merah dari sebelum nya.

"Ga buat malam ini. Lo harus cepet minum obat dan tidur minho. Muka lo kaya kepiting rebus sampe merah gitu"

Minho mengerang kecil membalik kan tubuh membelakangi jisung dan memeluk bantal yang di jadikan guling

"Terserah lo deh, dasar pembohong."

Jisung tertawa kecil. Padahal hanya karena masalah kecil tapi minho marah, jisung merasa seperti tinggal dengan seorang bocah

Jaket levis nya kembali ia pakai, jisung mengambil beberapa lembar uang untuk membeli makan malam lalu beranjak turun menuju kantin asrama nya yang masih buka

Jisung menyerahkan dua lembar uang pada sang penjual dan memesan bubur dan teh hangat

Selama menunggu pesanan dibuat, jisung mendudukan tubuh nya di kursi kantin sambil memainkan ponsel

Ia terdiam saat melihat 15 panggilan tak terjawab dan 20 lebih pesan masuk. Semua itu dari minho

'Selama masa perjanjian itu belom berakhir, gue mohon sama lo. Anggap gue sebagai kekasih lo'

"Hhhhh,—"

Jisung menghela nafas. Semenjak minho mengatakan hal tersebut, sikap lelaki itu berubah padanya.

Padahal mereka hanya terikat janji dan teman ranjang. Kenapa juga jisung harus menganggap minho sebagai kekasih asli nya?

Tapi jika jisung menolak. Ia yakin minho akan sangat amat sedih

Di tambah tatapan lekat itu setiap manik nya tak sengaja bertabrakan dengan minho. Atau saat mereka berbicara

Minho berbeda dari yang pertama di temui nya

"Apa minho suka sama gue ya?"

•••

CKLEK

Jisung menyimpan pelastik berisi bubur di atas meja nakas. Ia mengunci pintu lalu berjalan masuk ke dalam

Sepi. Hanya ada suara dengkuran halus yang berasal dari minho yang terlelap dan eongan ketiga kucing minho

Jisung ingin membangunkan nya, tapi minho terlihat begitu lelap hingga mendengkur halus

Jadi mau tak mau jisung membiarkan lelaki itu terlelap sementara jisung beralih untuk mencuci muka dan berganti pakaian sebelum tidur

Di sela langkah nya jisung terhenti tepat di depan cermin

Menatap pantulan dirinya sendiri dalam diam. Menatap dalam-dalam manik kelam nya di dalam kaca

"Kalo emang bener minho suka gue. Apa yang dia suka dari gue? Gue rasa dia tau siapa gue sebelum tanding"

Jisung merasa bahu nya menurun lesu. Ia berjalan semakin mendekat

"Gue ga bisa sama sama minho. Dia lebih cocok sama sana dibanding gue"

Jisung tercenung. Suasana hati nya berubah total saat ia mengingat minho sangat dekat dengan sana selama mereka berada di pesta jeongin

"Duh, pikiran gue makin kacau nih"

Jisung lanjut melangkah masuk ke dalam kamar mandi tanpa kembali merasa sedih

Lagipula untuk apa ia sedih? Jisung merasa bodoh jadinya

•••

Pagi ini jisung sampai di sekolah tepat waktu. Minho masih sakit, jadi ia bisa memakai kamar mandi lebih dulu dan juga ia tidak perlu beradu argumen dengan minho sebelum berangkat sekolah

Pagi nya terasa lebih cerah.

"Good morning ji, how are u today"

Namun ada saja perusak suasana di pagi secerah dan se-segar ini. Seekor nyamuk australia manis dengan senyum secerah matahari dan suara deep mengerikan itu menyapa nya si tengah perjalanan

"Uh, im fine thank you and you"

"Im felix"

Oke,- jisung berusaha melupakan fakta jika Teman nya ini berasal dari australia. Australia dari mana? Membalas sapaan jisung pun felix masih harus di remedial

"Ji, mana minho? Biasanya lo sama dia"

Jisung mengedikan bahu nya enggan memberi tau felix. Ia masih kesal karena felix membocorkan rahasia nya pada minho jika ia mengunjungi eric di rumah sakit

"Kemarin minho nanyain lo ke gue. Gue ga mau jawab awal nya, tapi gue kasian"

Jisung menaikan sebelah alis nya saat suara felix terdengar mengecil di akhir kalimat

"Kasian gimana maksud lo?"

"Minho bilang kalo lo ga angkat panggilan nya dan ga ngasih kabar. Dia khawatir banget padahal pas ga sengaja tangan gue nyentuh dia. Dia panas banget kaya demam"

Jisung total terdiam. Lagi-lagi minho melakukan hal yang tidak biasanya ia lakukan pada siapapun

Aneh. Minho semakin aneh di mata nya

"O-oh.. Yaudah deh lupain aja, kita masuk kelas deh mending sekarang"

Felix dan jisung sampai di kelas nya, namun belum sempat jisung mendudukan diri di kursi, seorang murid masuk ke dalam kelas dan meminta jisung pergi ke uks

"Uks? Ngapain!"

"Minho minta gue panggil lo. Katanya ada yang mau di omongin dan kayanya dia lagi demam tinggi banget"

Jisung meremat kepalan tangan nya menahan marah. Ia bangkit menggeser kursi hingga berderit nyaring lalu membawa langkah nya lebar-lebar menuju uks

"Dia bilang dia bakal tidur seharian!! Kenapa sekarang malah sekolah? Gila kali ya"

Dengan kekuatan penuh dan tidak sabar jisung membuka pintu uks

di sana jisung melihat minho duduk di ranjang menatap nya dengan pandangan lemah

Jisung segera menghampiri untuk memarahi roomate keras kepala nya itu

Namun saat jisung berdiri tepat di hadapan minho. Tubuh nya di tarik dan di peluk erat

Posisi minho masih duduk di kasur sementara jisung berdiri di depan wajah minho, membuat pelukan itu menenggelamkan wajah minho pada perut rata jisung

Amarah yang jisung tahan untuk ia ledakan pada minho tiba-tiba saja meluap hilang saat jemari dingin jisung menyentuh kulit panas minho

"Ji,- jangan tinggalin gue sendiri di asrama please,—"

Hah...

Ada apa dengan minho

•To be Continue

[21] Overtaking  || MinsungWhere stories live. Discover now