. lima belas

497 161 28
                                    

"Lo kenapa deh Nar?"

Si gadis cuma menggelengkan kepala seraya menempelkan kepalanya di atas meja. Tatapan kosong serta helaan nafas jadi perhatian gadis lain di depannya.

Dalam pikiran Nara banyak sekali yang minta di prioritaskan. Mulai dari tugas kelompok, model, Langit, sampai persiapan UTS yang sebentar lagi dimulai.

Perihal model, klub fotografi sedang mencari model untuk ikut serta dalam lomba. Ketua klubnya meminta Nara langsung untuk bersedia membantu mereka. Sialnya lagi, ketua klubnya itu teman dekat Nara. Tak enak kalau menolak dengan alasan sembarang.

Hati Nara kacau, apalagi Langitnya belum tampak selepas ia jenguk kemarin lusa. Rindu juga ia tahan terus menerus, ingin ia luapkan ketika bertemu nanti.

"Gi, menurut lo gue mending terima tawaran jadi model atau nggak?"

"Terima aja. Lumayan tau, mereka loyal."

"Tapi gue males... nolaknya gimana ya?"

Anggi, gadis di depan Nara berdecak. "Gue kan nyaranin terima. Kok nyari alasan nolak?"

"Males Gi, beneran."

"Tuh minta izin pacar lo! Gue pergi ya!" seru Anggi kemudian beranjak tinggalkan Nara.

"Loh loh?!"

Si gadis bangkit dan menoleh ke belakang. Matanya tak sekalipun mengerjap tatkala ia lihat manusia yang paling indah dalam pandangannya. Sungguh tampan dengan balutan hoodie hitam dan tas yang disampirkan di lengan kanan, tatap Nara dengan santai.

Nara senyum!

"Sini!"

Langit masukan kedua tangannya ke dalam kantong hoodie kemudian hampiri Nara. Ia kemudian duduk di depan Nara sambil taruh tasnya di bawah.

"Abis dari mana?"

"Dosen."

"Nyari gue gak?"

"Enggak."

Gadis itu mengerucutkan bibirnya kemudian menghela nafas pendek. Tatap Langit yang juga tengah menatapnya.

"Lo boleh pake nama gue buat alasan nolak jadi model."

Nara mengangkat kedua alisnya. "Beneran?! Ngaku pacaran juga boleh?!"

"Nggak. Cukup jalan sama gue atau apa kek kecuali pacaran!"

"Dih, mana percaya.."

"Jeje temen gue juga. Dia bakal percaya."

"Kalo gitu bilangnya mau jalan sama calon pacar, gimana?"

Langit menggeleng. "Gak usah berlebihan!"

"Kalo gitu jalan beneran dong! masa cuma omong kosong doang?!"

Nara menidurkan kembali kepalanya di atas meja dengan lengannya sebagai bantal. Si pemuda tertunduk kemudian pejamkan mata, kurva di bibirnya sedikit naik. Sungguh! hanya satu setengah senti, namun ia benar-benar tersenyum!

Ia kemudian mengacak pucuk rambut Nara. Bikin si gadis dengan cepat mendongkak.

"Kenapa?"

"Tanggal berapa?"

"Lusa, sehari sebelum UTS!"

"Oke."

Nara melebarkan senyumannya. "Beneran?!"

Langit tak menjawab, hanya kedua alisnya yang terangkat dengan intens.

"Yes!"

"Jangan lama tapi."

"Kenapa?"

"Lo harus belajar buat UTS!"

Nara tipiskan bibirnya kemudian mengangguk pelan. "Iya iya."

Ada yang aneh, si Langit memesan menu makan dan minum. Setelah pesan, dia duduk dengan tenang sambil mainkan ponsel dalam genggaman.

Hari ini Langit memang aneh. Mendekati Nara duluan dan berhasil ajak jalan. Ia juga tak menjauh seperti biasanya. Nara merasa aneh!

"Lo laper Ngit?"

"Yaiyalah."

"Oh.."

"Kenapa emang?"

"Gue kira cuma mau nyamperin gue."

Salah banget Nar mengaku seperti itu pada Langit. Terbukti dengan tatapan Langit yang menatap Nara malas.

"Ngapain nyamperin lo?"

"Y-ya ngapain kek. Ngajak pulang bareng atau apa kek."

"Gue pulang bonceng Aji dulu."

Bolehkan Nara geer lagi?!

"Besok-besok sama gue berarti?!"

"Itu mah maunya lo."

"Iya!"

"Yaudah."

Nara membulatkan matanya. "BENERAN?!"

"Iya. Gak janji."

"Pokonya iya!" seru si gadis dengan semangat. Nara kembali menidurkan kepalanya. Kurva di bibir tak henti-hentinya naik. Cantikㅡ

ㅡkata Langit dengan senyum tipisnya.

ㅡkata Langit dengan senyum tipisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/N:

HALO!
kaget gak update? wkwk
maaf ya rehat lama bgt :(
mari berdoa semoga buku ini cepat selesai alias moodku bagus terus biar semangat nulisnya hehe. terima kasih yang sudah nunggu!

for : langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang