《7》 Yogyakarta

617 90 27
                                    

SELAMAT MEMBACA! 😊

****

"Jangan tinggalin Dira lagi, Kak ..." Ucap Dira memohon.

Dathan membeku, langkahnya terhenti saat tangan wanita itu menyentuhnya. Suara itu ... rasa hangat dalam sentuhan yang saat ini Dathan rasakan benar-benar membuat Dathan hanya bisa terpaku.

Perlahan, Dathan kembali menoleh kepada wanita itu. Wanita yang benar-benar mirip dengan adik perempuannya yang sudah tenang di surga. Bagaimana bisa semua ini terjadi?

"My sister?" Tanya Dathan setelah ia kembali berhadapan dengan sosok Dira.

Dira meneteskan air matanya, kemudian mengangguk dan tersenyum lebar. "Iya. Aku Aindrila Sabrina. Adik kandung Kak Dathan dan Kak Darrel. Saudari kembar Nasya. Anak kandung ayah dan bunda ... " Ucap Dira menjelaskan siapa dirinya.

Dathan kembali membisu. Bagaimana bisa? Yang Dathan tahu ia hanya mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Apa maksudnya wanita ini mengaku sebagai adik kandungnya?

Dathan menggelengkan kepalanya tak percaya, berusaha menyangkal kenyataan yang baru saja ia terima saat ini.

Dira langsung memeluk Dathan dengan erat, seakan ia tidak ingin dilepaskan lagi, tidak ingin ditinggalkan lagi oleh Dathan. "Ini Dira, Kak. Adik Kak Dathan ... " Ucap Dira dengan isaknya.

Pelukan ini ... rasanya benar-benar sama seperti ia memeluk Nasya. Pelukan ini ... benar-benar sehangat pelukan Nasya.

Dengan ragu, Dathan membalas pelukan Dira, lalu mulai mengelus surai hitam kecoklatan milik Dira dengan perlahan.

"Bagaimana bisa?" Dathan bertanya kepada Dira.

Dira tak menjawab. Tangisnya malah semakin kencang dan pelukannya semakin mengerat. Dira seakan memberitahu bahwa dirinya benar-benar tidak ingin ditinggalkan lagi oleh Dathan.

Entah mengapa, Dathan merasa tidak sanggup untuk mendengar tangisan Dira saat ini. Iapun dengan perlahan memegang kedua bahu Dira, kemudian melepaskan Dira dari dalam dekapannya.

"Ikut saya, ya?" Ajak Dathan akhirnya. Iapun meraih bahu Dira untuk dirangkul, kemudian membawa wanita itu pergi dari sana.

Langkah mereka berjalan beriringan. Dira terus menangis karena ia begitu bahagia bertemu Dathan di sini. Sedangkan Dathan, ia berjalan dengan membisu. Pikirannya mencoba mencari jawaban atas apa yang ia lihat saat ini.

Dathan menoleh sebentar pada Dira yang sedang menghapusi air matanya. Mulut Dathan tertutup rapat. Tak tahu harus memulai semua pertanyaan besar yang ada di kepalanya dari mana.

Sampai akhirnya mereka tiba di dekat mobil Dathan. Clara yang sedang berdiri di samping Deeva langsung berlari menghampiri Dira. Gadis kecil menggemaskan itu memeluk erat kaki Dira.

"Aunty!" Clara berucap girang.

Sedangkan Dira terdiam. Ia tidak menduga akan dipeluk dengan kencang oleh gadis kecil yang menggemaskan itu.

Delia menatap Dathan penuh tanya. Kedua mata Delia beralih melihat Dira dengan lekat. Delia menghampiri Dathan yang tadi berdiri beberapa meter di hadapannya.

"I-itu Nasya?" Tanya Delia dengan ragu.

Dathan menghembuskan napasnya, kemudian ia menatap Delia dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Dathan menggenggam tangan Delia dan mengajak istrinya menghampiri Dira dan Clara yang masih memeluk erat kedua kaki Dira.

Dira tersenyum canggung pada Delia, kemudian Dira menunduk untuk melihat Clara. Dengan senang hati, ia membawa Clara ke dalam gendongannya.

"Aunty I miss you!"  Ucap Clara dengan girang, lalu mengecup kedua pipi Dira bergantian. Dira tertawa senang dan iapun mengecupi kedua pipi Clara.

KLANDESTINWhere stories live. Discover now