30. Rencana Termuda

1.2K 214 31
                                    

Masih ingatkah kalian Soobin terakhir kali berada dimana? Benar, di rumah Lia. Setidaknya di sana seharusnya Soobin berada, tapi rumah ini tidak nampak seperti rumah biasa rasanya lebih mirip . . .

"Istana, rumah ini kok gede banget ya..." bisik Soobin mengagumi langit-langit tinggi dan lampu gantung mewah di ruang keluarga rumah Lia.

Jisoo, ibu Lia yang menuntun Soobin kesini, wanita itu gencar bertanya lebih lanjut tentang keperluan Soobin dan karena Soobin hanya bermaksud ingin bertemu Lia akhirnya Jisoo biarkan lelaki itu menunggu putrinya di sofa ruang keluarga.

"Soobin, benar kan tadi namamu Soobin?" Jisoo memastikan.

Soobin mengangguk dengan sopan. Ia jujur agak ragu untuk menjawab pertanyaan dari ibunda Lia. Kalau pertanyaannya aneh-aneh kan...

"Kamu dekat dengan Lia ya? Sejak kapan? Kalian berpacaran?"

...Soobin tidak bisa menjawab.

"A-ah, bukan tante. Saya dan Lia hanya teman seangkatan saja," jawab Soobin.

Jisoo mengernyit tidak percaya. "Benarkah? Tapi kamu rela malam-malam begini menemui putriku. Kamu juga tau alamat rumah ini. Soobin sudah pernah kemari ya sebelumnya?"

Soobin sekarang malah terkesan seperti penguntit. Buru-buru lelaki itu membenarkan. "Saya memang sudah pernah kesini, tante. Em-maksudnya pernah mengantarkan Lia pulang kesini,"

Jisoo mengangguk-angguk sambil ber-oh ria. "Oohh... pake sepeda kayak tadi?" tambah Jisoo.

"Eh, iya, tante..." jawab Soobin malu-malu.

"Maaf ya, tante banyak nanya. Tante gak tinggal bareng Lia soalnya. Jadi kalau ada temennya main ke rumah, tante suka penasaran," Jisoo tertawa di akhir kalimatnya.

Demi mencegah rasa canggung, Soobin ikut tertawa pelan juga. Selain menghargai yang lebih tua, ekspresi ramah dan pembawaan hangat ibunda Lia mampu merilekskan saraf ketegangan Soobin, sedikit.

"Eum, tapi ada urusan apa sampai Soobin harus kesini malam-malam?" Jisoo kembali pada deretan pertanyaan mewawancarai Soobin.

"Alasannya itu... gimana ya tante ngejelasinnya? Eum, kemarin itu-"

"Kalian bertengkar ya?" potong Jisoo dengan intonasi agak naik.

Seketika Soobin panik, lelaki itu reflek menggoyangkan tangannya tanda tidak benar. "Eh? Enggak kok, tante, sama sekali enggak. Bukan bertengkar cuman salah paham aja," senyum Soobin berusaha terlihat meyakinkan.

"Ooh, bagus kalau gitu," Jisoo mengangguk paham.

Wah, hampir aja! Kalau salah jawab bisa mampus gue disangka musuhin anak orang. Batin Soobin menghela nafas lega.

"Jadi kamu kesini cuman mau benerin salah paham aja?" Jisoo masih penasaran.

"Iya tante," balas Soobin.

"Yakin kalian ga pacaran?" lirik Jisoo.

"Eh—?"

Jisoo malah tertawa melihat tingkah laku Soobin. Anak muda memang banyak ulahnya tapi yang kikuk seperti ini mengingatkan Jisoo pada ayahanda Lia dulu sewaktu pertama mendekati dirinya, sama-sama canggung.

"Tante cuman bercanda. Santai saja," ujar Jisoo. "Kalau gitu tante tinggal sebentar ya,"

Soobin tersenyum mengiyakan dan dengan begitu ibunda Lia beranjak meninggalkan Soobin.

Sendirian menunggu Lia, kepala Soobin mulai berandai-andai. Padahal udah malem gini tapi Lia masih di luar. Dia ngapain ya? Batin Soobin.

 Dia ngapain ya? Batin Soobin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Putaran DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang