🍃 Bonchap ; Sebuket Bunga

662 80 2
                                    

🌸

___________________________

🍁


Sebuket Bunga


🍁
_______________________

 

Jihan membuka mata, menatap sekelilingnya bingung. Di mana ia sekarang? Kenapa tempat ini begitu menyilaukan?

Jihan berjalan pelan menyusuri padang ialalang yang terlihat indah dipandang mata. Senyum terulas di bibir saat tangan mungilnya bersentuhan dengan lembutnya rumput liar yang tumbuh tinggi hampir sebatas paha.

Senyum Jihan memudar saat tatapan matanya menangkap seseorang tengah berdiri sedikit jauh darinya.

Seorang perempuan berambut panjang yang tengah membelakanginya. Jihan masih tetap menatapnya. Ia melangkahkan kaki mendekat.

Orang tersebut berbalik. Dan Jihan dibuat tertegun. Perempuan itu benar-benar cantik dengan mata bening yang menatap Jihan sayu namun bibirnya mengulas senyum tulus. Jihan tak tahu ekspresi apa itu.

Apakah orang ini tengah bersedih?

"Jisung ..."

Jihan terdiam dengan mata membulat.

Itu ... nama kecilnya.

"Akhirnya kita ketemu, Nak."

"Anda siapa?"

"Aku ... bundamu."

Mata Jihan membulat sempurna.

Bunda? Bunda Sana?!

"Kemari, Nak. Biar bunda memelukmu."

Perempuan tersebut merentangkan tangannya menunggu pelukan Jihan.

Jihan terdiam sesaat sebelum akhirnya kembali berjalan mendekati perempuan itu lalu menghambur ke pelukannya dengan air mata yang entah sejak kapan mengaliri pipi bulatnya.

"Bunda ... Jiji kangen-- hiks ..."

Usapan lembut di rambutnya membuat tangis Jihan semakin keras. Rasanya nyaman. Teramat nyaman.

"Jangan lagi bersedih, dan jangan merasa sendiri, Nak. Maaf karena bunda lebih dulu meninggalkanmu."

"Jiji mau ikut bunda."

Sana melepaskan pelukan.

"Tidak bisa. Kalau kamu ikut bunda, lalu bagaimana dengan mereka?" Sana menatap orang-orang di ujung sana yang tengah menatap ke arah mereka dengan wajah sedihnya.

"Mereka sedang menunggu Jiji untuk pulang."

Jihan ikut berbalik melihat objek yang tengah dilihat sang bunda.

Di sana ada papa, mama dan juga ayahnya. Jihan menunduk dan kembali terisak. Perlahan kepalanya menggeleng.

"Jiji gak mau pulang. Jiji ikut bunda aja."

Maze Of Memories || Minsung LokalWhere stories live. Discover now