16

1.4K 308 63
                                    

Selamat Membaca


Karena kondisi lelah semua orang yang ada didalam bis tertidur terkecuali Henry yang masih terbangun dan mendengarkan lagu yang disetel didalam bis.

Lagu pupus milik dewa menjadi lagu kesukaan Henry, selain lagunya bagus, lagunya juga relate buat dia katanya.

Mumpung semuanya tidur Henry mengambil kesempatan untuk terus memandangi gadis disebelahnya.

Kalau kata temannya kenapa Henry masih jomblo sampai sekarang, alasan utamanya Henry enggak berani deketin cewek yang dia sukain.

Henry menunggu momen yang pas buat pdkt, ternyata udah keduluan sama adik kelasnya itu.

Henry berusaha keras buat jadi kapten basket supaya bisa dekatin Safira, karena Henry pernah dengar kalau Safira bakal jadi next leader.

Kebanyakan kapten basket putra dan leader tim dance dari dulu cinlok, awal mula cinlok karena event dbl, itu sebabnya Henry menggunakan event dbl sebagai cara pdktin Safira.

Walau tau itu hal yang salah karena Safira punya pacar, tapi apa salahnya mencoba? Bisa saja suatu saat nanti Safira dan Arsen putus.

Duk!

Safira terbangun begitu kepalanya terbentur jendela, dan mengelus bagian yang sakit kemudian melanjutkan lagi tidurnya yang terhenti.

Henry terkekeh pelan lalu perlahan menyenderkan kepala Safira ke bahunya, Safira memang langsung tidur pulas, jadi waktu Henry menggeser kepalanya pun dia tidak tergerak.

Cuma Henry yang berani ngambil kesempatan deketin cewek orang, selain menyandarkan kepala Safira ke bahunya, Henry juga mengelus pelan kepala Safira.

"Kalau lo bukan cewek orang pasti waktu basket menang gue bakal tembak lo" gumam Henry.




———o0o———



"Sssttt jangan berisik entar kebangun mereka" Safira perlahan terbangun dan merasakan kepalanya sedikit berat.

Safira sedikit terkejut karena beberapa anggota basket pada asyik merekam dirinya dan Henry.

Posisinya memang sangat sempurna buat dijadikan bahan ghibahan, kepala Safira yang bersender di bahu Henry, sedangkan Kepala Henry bersender diatas kepala Safira.

"ANJING" Safira bergegas berdiri dari tempat duduknya kemudian menatap teman-temannya Henry dengan tajam.

Henry yang baru bangun pun kebingungan namun langsung sadar begitu melihat tatapan tajam dari Safira.

"Kasih tau anggota lo jangan sebarin gosip aneh atau hal-hal aneh, gue duduk disini karena terpaksa, dan gue duduk disini juga bukan buat dijadikan bahan gosip" Safira melengos turun dari bis dan berlari menghampiri mobil Arsen yang sudah menunggu daritadi.

"Ah lu pada ngapain juga ngerekam, udah tau tu cewek punya pacar, gue enggak tanggung jawab kalo lu pada nyebarin terus tiba-tiba digebukin cowoknya" Henry juga turun dari bis meninggalkan teman-temannya yang terheran-heran.

Jangan tanya anak dance sama crew pada kemana, mereka baru sampai sekolah 1 menit yang lalu, dan mereka baru terbangun karena melihat Safira marah tadi.

Safira memasuki mobil Arsen dengan diam, moodnya benar-benar buruk, ia ingin menangis.

"Hei kok diem aja?" Tanya Arsen lembut.

Tidak ada jawaban dari Safira, Arsen pun mulai melajukan mobilnya.

"Ada yang bikin kakak kesel?" Tanya Arsen lagi.

"Sen maaf..." Safira tidak melanjutkan kalimatnya, ia menangis perlahan, emosinya berada dipuncak hingga membuatnya emosional.

Arsen yang panik melihat Safira menangis langsung meminggirkan mobilnya.

"Kak Saf kenapa? Siapa yang bikin kakak nangis" Arsen membawa Safira kedalam pelukannya berusaha mencoba menenangkannya.

Safira tidak menjawab dan terus terisak dipelukan Arsen.

"Anak basket ada yang ganggu kakak?" Tanya Arsen to the point.

"Kakak enggak suka Henry tapi-mereka tadi ngefoto kakak waktu lagi sama Henry-kakak takut kamu marah"

"Arsen enggak akan marah kak, udah ya kakak jangan nangis" Safira perlahan melepaskan dirinya dari pelukan Arsen.

"Luntur tuh make upnya kakak nangis gini, lagian aku juga liat sendiri mereka yang berulah, bukan salah kakak" Arsen mengusap air mata Safira pelan.

"Kalau ada yang nyebarin berita aneh-aneh tentang kakak, Arsen bakal lindungin kakak, jadi kakak cukup tutup telinga kakak okay?" Safira mengangguk paham, Arsen pun tersenyum menanggapi itu.




———###———




"Arsen thank you"

"Iya sana masuk habis itu bebersih, pakai air hangat mandinya soalnya udah malem" ujar Arsen menasehati.

"Siap, hati-hati pulangnya, jangan ngebut" Arsen mengangguk paham dengan perkataan Safira.

Safira pun keluar dari mobil Arsen, namun belum sampai 10 detik berbalik.

"Ada yang ketinggalan"

"Hah apa yang ketinggal-"

Chup!

"Bye bye" setelah mencium sekilas pipi Arsen, Safira langsung berlari memasuki rumah meninggalkan Arsen yang mematung.

"Barusan...apa?"






(AN: Fyi Setiap kali Safira nangis,Arsen dan Safira bakal otomatis ngomong aku kamu)

-TBC-

FriendZone (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang