17

1.3K 287 65
                                    

Selamat Membaca

"Good morning, eh bibir kamu kenapa lebam gitu?" Pagi Safira disambut oleh wajah Arsen yang memar, oh iya hari ini Safira berangkat bersama ayahnya karena ayahnya sekalian berangkat kerja.

"Ini? Biasa latihan taekwondo, lagi kurang fokus jadi kena muka" Safira yang mendengar jawaban Arsen begitu langsung percaya saja.

Namun tidak sampai semenit mereka papasan sama Henry yang mukanya lebih bonyok dari Arsen.

"Pagi Safira, semangat 2 hari lagi dampingin basket putra dan putrinya ya" belum sempat membalas ucapan Henry, Henry langsung pergi begitu saja melihat tatapan sinis dari Arsen.

Iya mereka habis main basket sambil gelud, Arsen nyerang Henry pakai bola basket, sebaliknya juga gitu.

Alasannya simpel, karena Arsen marah liat Henry deketin Safira terang-terangan padahal Henry tau Safira sudah punya Arsen.

Henry juga ngeladenin Arsen karena dia pengen Arsen putus sama Safira.

"Apa itu, kenapa muka Henry sama bonyoknya? Kamu berantem sama dia? Bukan karena taekwondo?" Pertanyaan beruntun terus diajukan oleh Safira setelah Henry jauh.

"Dia yang duluan berani deketin kakak"

"Ck kekanakkan tau nggak? Enggak semua masalah harus pakai kekerasan fisik, kamu nyerang dia malah bikin kamu kayak anak kecil yang taunya cuma berantem doang" Safira pergi begitu saja meninggalkan Arsen yang belum sempat memberi penjelasan.

Saat Arsen hendak menghampiri Safira tiba-tiba bel masuk berbunyi, sepertinya nasib Arsen sedang buruk hari ini.




———o0o———




Arsen berusaha mencari Safira kemana-mana tapi tidak ketemu.

Safira sepertinya berusaha menghindari Arsen dengan pergi ketempat yang Arsen tidak ketahui disekolah.

Disisi lain...

"Sorry kalau pacar gue keterlaluan, dia aslinya baik kok cuma kalau ada yang berani ganggu atau deketin gue, dia emang langsung bertindak"

"Salah gue juga yang berani deketin lo, gue juga minta maaf udah bikin pacar lo memar, tapi gue cuma mau bilang kalo gue suka lo semenjak dbl pertama kali, I think I fell in love at first sight" hanya  mendengar ucapan Henry saja Safira menghindari kontak mata dengan Henry.

"Waktu itu gue pikir lo pacaran sama Jauzan makanya gue enggak berani deketin, lalu ada yang bilang katanya kalian cuma sahabatan, tapi selama setahun gue merhatikan lo ternyata gue sadar kalau memang yang lo sukain waktu itu Jauzan" Safira reflek menoleh merhatikan sekeliling takut ada yang mendengar.

"Cuma perasaan sepihak tapi gue sudah enggak suka dia lagi, dan juga jangan pernah bahas soal ini ke siapapun, yang gue suka sekarang cuma Arsen" setelah mengucapkan itu Safira berniat meninggalkan Henry.

"Saf thanks buat obat sama plesternya" kata Henry sembari tersenyum kearah Safira, Safira hanya membalas dengan anggukkan sekilas dan pergi dari hadapan Henry.

Saat berjalan menuju kekelas Arsen kebetulan langsung berpapasan dengan Arsen yang tadi mencari Safira.

Tanpa pikir panjang Safira menarik tangan Arsen pergi menuju taman belakang sekolah.

Setelah sampai dan duduk dikursi yang disediakan Arsen baru berani membuka mulutnya mengajak Safira berbicara.

"Kakak tadi kemana? Aku cariin enggak ketemu"

"Ketemu Henry buat minta maaf sekalian ngasih obat buat mukanya yang kamu bonyokin" jawab Safira sembari mengoleskan salep di area wajah Arsen yang memar.

"Kenapa jadi kakak yang minta maaf? Dia sendiri juga salah karena deketin kakak-"

"Iya tapi kamu juga salah karena mukulin orang sayangkuuu" ujar Safira berdecak gemas.

Melihat Safira yang tidak marah Arsen memilih diam, lebih bagus kalau memang Safira tidak marah.





-TBC-

FriendZone (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang