29

1K 131 15
                                    

PS: dikasih lagu mas pam bir ga boring, bcs author nya bablas ngetik kepanjangan WKWKW
———————



Di dua tempat yang berbeda, Liana dan Draco sama sama sedang duduk memangdang langit gelap di malam hari. Mereka berdua sama sama tidak siap untuk melakukan perang yang akan terjadi, tidak bisa di bayangkan jika mereka berdua harus ada yang gugur dalam perang ini.

"I miss you" ucap dua orang yang saling menyendiri, berharap ia ditemani dengan orang yang ia harap kan.

"Draco," panggil Lucius yang menghampiri Draco yang sedang duduk sendirian di halaman rumah nya yang sangat besar. "Yes, father?"

"Sedang apa kau disini?" Tanya Lucius kepada anak tunggal nya dan ikut duduk di samping nya.

"Nothing, aku hanya melihat kearah langit langit." Jawab Draco. Lucius tersenyum menatap anak tunggalnya. Ia terkadang merasa sangat bersalah kepada Draco, karena ia tahu bahwa Draco tidak terlalu menikmati masa muda nya.

"sorry, Draco." ucap Lucius.

"sorry for?" tanya Draco yang menatap Lucius dengan bingung. "everything." jawab Lucius.

"persiapkan dirimu, kita akan berperang. kuatkan mental mu Draco." tegas Lucius lalu pergi meninggalkan Draco senidiran yang telah dibuat bingung dengan sikap ayah nya.

Draco tersenyum miris mengingat bagaimana nasib kehidupan nya. Di pikiran nya saat ini adalah, lebih baik dia mati dari pada harus hidup namun seperti dikendalikan layaknya sebuah robot.


Disisi lain, ada seorang gadis yang harus melanjutkan pendidikan nya di sekilah sihir Hogwarts. gadis itu kini sedang duduk di tempat favorit nya selama bertahun tahun sekolah, yaitu taman. Liana menatap sebuah pohon besar, memori di kepala nya pun bermunculan, terutama wajah Draco.

"Liana," panggil Draco.

Liana menoleh kearah Draco dan menatap matanya. Kini mereka berdua sedang duduk di atas pohon tempat dimana Draco dan teman teman nya sering berkumpul. "ya?"

"kau tahu tidak? perbedaan saya sama aku?" tanya Draco dengan muka serius nya.

Liana membuang muka dan berdecak kesal, "kau jangan seperti anak bodoh, Draco! jelas jelas itu sama saja!" ketus Liana.

"No! itu berbeda!"

Liana kembali menatap Draco dengan wajah nya yang datar, "kalo saya, dalam kamus adalah kata baku!"

Liana mengangkat sebelah alisnya "trus, kalau aku?" tanya Liana yang mulai tertarik dengan permainan Draco.

Draco terlihat berpikir dengan tangan nya yang mengusap dagu nya, "hmmm, kalau kamu?"

"milik ku! alias Draco Lucius Malfoy!!!" lanjut Draco.

Liana membulatkan matanya dan mengalihkan pandangan nya. sedangkan Draco, ia tertawa lepas setelah meliha reaksi gadis nya. Draco menangkap kedua pipinya dan diarahkan agar ia dapat menatap mata Liana. Draco yang melihat pipi Liana memerah seperti sebuah tomat, ia tidak dapat menahan tawa nya, Draco tertawa sangat kencang di hadapan Liana.

Liana menatap Draco dengan tatapan yang tajam, dan itu berhasil membuat tawa Draco mereda. "tidak jelas!" ketus Liana.

Draco terkekeh dan membawa Liana masuk kedalam pelukan nya lalu mengusap rambut coklatnya, ia masih mengingat bagaimana wajah Liana yang tersipu karna Draco berhasil menggoda nya. ia pun masih terkekeh dan berusaha menahan tawa nya sebisa mungkin.


"what are you doin, Miss.Payne?"

Liana tersadar dari lamunan nya dan membalikkan tubuh nya, ia mendapati professor McGonagall sedang berdiri di belakang nya saat ini. "umm hei Professor, aku hanya sedang mencari udara segar" jawab Liana. "masuklah ke kamar mu, ini sudah malam." perintah Professor Mcgonagall.

MALFOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang