(Friends) 12

666 66 4
                                    

"Berapa kali dia berulah seperti itu? Astaga... kau itu keras kepala sekali, ya. Aku jadi heran."

Mendengar suara deritan pintu membuat Jimin menghentikan tariannya. Lagi-lagi, ia berlatih sepanjang hari untuk mendapat hasil maksimal. "Oh? Taehyung-ah! Annyeong!"

Taehyung duduk di lantai. "Kenapa masih di sini?"

"Kau sendiri kenapa?"

"Jangan membalikkan pertanyaanku, Jim," kata Taehyung tegas.

"Itu, karena aku tidak berlatih sebanyak kalian belakangan ini, jadi..."

"Jadi kau ingin berlatih berlebihan, begitu? Kau pikir bisa menjadikan itu sebuah alasan? Bagaimana kalau kau tiba-tiba kambuh? Bagaimana kalau kau drop dan pingsan seperti waktu itu? Hah?"

Jimin terdiam. Ia merasa ada yang mengganjal dari kata-kata Taehyung barusan. Setelah mencerna beberapa saat, Jimin tersenyum tipis. "Bagaimana kau bisa tahu kalau aku pingsan, padahal kau tidak ikut diskusi?"

Taehyung hanya menatap Jimin penuh arti.

Itu kau, Tae... aku tidak salah lihat. Itu kau...

"Gomawo."

Taehyung mengangguk. "Jim, ayo pulang. Sudah larut. Kau tidak mau, kan, aku diomeli karena pulang terlambat."

"Tae, boleh aku tanya sesuatu?"

"Di mobil saja," jawab Taehyung singkat sebelum memencet tombol lift. Taehyung berjalan dengan gaya cool sambil memasukkan kedua tangannya ke kantong celana. "Mau tanya apa?" tanya Taehyung sambil menyetir keluar Big Hit.

"Saat itu, kau yang menemukanku, tapi, kenapa bukan kau yang membawaku ke rumah sakit?"

"Aku tidak bilang kalau aku yang menemukanmu." Taehyung memberi jeda pada kalimatnya. "Tapi, itu karena Jungkook."

"Jungkook? Kenapa Jungkook?"

Sempat menghela napas karena Jimin terus bertanya, Taehyung akhirnya mengatakannya. "Aku ada di Big Hit karena menunggumu, tapi, tidak tahu kalau saat itu Jungkook ada di sana. Mungkin dia mendengar dentuman lembut Spring Day atau apa. Pokoknya, saat aku mencari air dan obatmu di tas, aku dengar suara Jungkook yang bergumam. Maaf, aku membuat tasmu berantakan, hahaha," aku Taehyung diakhiri tawa menyebalkan.

"Dan satu lagi, Jim."

"Ya?"

"Aku menyesal telah meninggalkanmu."

~~~

Karena kondisi Jimin sudah membaik dan tentu saja untuk memenuhi janjinya, Sejin total memberi izin Jimin untuk berpartisipasi dalam konser dan fansign besok.

"Halo!" Jimin melambaikan tangannya pada seorang gadis kecil.

Gadis itu tersenyum lebar. "Halo juga, Oppa.."

"Apa kau dari Korea?" tanya Jimin karena banyak ARMY yang datang dari luar negeri hari ini.

"Ayahku iya, ibuku orang Indonesia."

"Oh, begitu... siapa namamu?"

"Park Sabin."

"Ah.. marga kita sama, ya. Sabin ke sini bersama siapa?"

"Dengan Seobin Eonni."

"Di mana Eonni?"

FRIENDS -VMin- [END]Where stories live. Discover now