Bab 7

1.6K 117 2
                                    

~BELLA~

Sore ini, aku sedang duduk bersantai di taman depan rumah Caleb. Hingga beberapa saat kemudian, aku melihat sebuah mobil masuk ke halaman rumah Caleb. Mobil itu berhenti tidak jauh dariku. Lalu, seorang pria dan seorang wanita keluar dari mobil tersebut. Aku tidak mengenali mereka. Apalagi, mereka berdua mengenakan kaca mata berwarna hitam. Baru saat setelah si wanita melepas kaca matanya, aku mengenalinya. Ternyata, dia adalah wanita yang kutolong saat dompetnya hampir dicuri di taman beberapa waktu yang lalu.

"Kau?", wanita itu terkejut saat melihatku. Tapi, kemudian dia tersenyum dan berjalan menghampiriku. "Hey, kita bertemu lagi.", kata wanita itu padaku.

"Ya. Aku tidak menyangka bahwa kita akan bertemu lagi di sini, Nona.", balasku dengan ramah.

"Eva. Namaku Eva. Dan kau? Siapa namamu? Kita belum sempat berkenalan saat itu.", kata wanita yang baru saja memperkenalkan dirinya sebagai 'Eva' itu padaku.

"Aku Bella. Senang bertemu lagi denganmu, Eva.", balasku.

Eva mengangguk dan tersenyum.

Kemudian, seorang pria dari arah belakang Eva berjalan mendekati kami.

"Kau mengenalnya, Beb?", pria itu bertanya pada Eva.

Eva menoleh menatap pria itu lalu mengangguk.

"Ya, Matt. Apa kau ingat ceritaku mengenai seorang wanita yang menangkap pencuri yang hampir mencuri dompetku di taman beberapa waktu yang lalu? Wanita itu adalah Bella. Bella yang sudah menolongku.", Eva berkata pada pria itu. Kemudian, Eva kembali menatapku.

"Matthew, Eva, kalian sudah datang.", suara Caleb dari arah rumah menginterupsi kami.

Oh, jadi pria itu yang bernama Matthew. Berarti dia adalah sepupu Caleb.

"Hey, Caleb. Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau mengenal Bella?", Eva langsung menodong pertanyaan pada Caleb.

Caleb menatapku dan Eva secara bergantian.

"Kau mengenal gadis desa itu?", Caleb balik bertanya pada Eva.

Lagi-lagi, aku harus menyabarkan diri karena Caleb menghinaku.

Sedangkan, Eva menatap Caleb bingung.

"Ya. Bella yang telah menolongku menangkap pencuri beberapa minggu yang lalu.", jawab Eva.

"Jadi, ini calon tunanganmu dari Texas yang kau ceritakan padaku waktu itu?", Matthew bertanya pada Caleb.

Caleb mendengus kesal tapi juga mengangguk menjawab pertanyaan Matthew.

"Pantas saja penampilannya terlihat seperti orang desa.", Matthew juga ikut-ikutan menghinaku. Bahkan, tatapannya juga terlihat jelas sekali merendahkanku.

"Matt! Kau tidak boleh berkata seperti itu pada Bella.", Eva membelaku.

Sedangkan, aku hanya menatap datar ke arah mereka bertiga. Ternyata, Caleb dan sepupunya sama saja. Mereka sama-sama arogan dan tidak punya sopan santun.

"Come on, Guys. Kita masuk ke dalam.", Caleb mengajak Matt dan Eva tanpa mempedulikan aku.

Eva dan Caleb mengangguk. Lalu, mereka berjalan masuk. Namun, baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba Eva berhenti lalu berbalik menghadapku.

"Kau tidak ikut masuk, Bella?", Eva bertanya padaku.

Aku menggeleng dan berusaha menampilkan senyum terbaikku.

"Tidak. Aku masih ingin berada di sini.", jawabku.

"Baiklah. Kalau begitu, aku masuk dulu sebentar. Setelah itu, aku akan kembali lagi ke sini. Aku ingin mengobrol denganmu. Tunggu aku di sini. Oke?", Eva berkata riang dan ramah padaku.

Aku mengangguk dan kali ini tersenyum tulus.

"Tentu. Aku tidak ke mana-mana. Aku akan menunggumu di sini.", balasku.

Kemudian, Eva melanjutkan jalannya menuju ke dalam rumah menyusul Caleb dan Matt.

***

Eva dan Matt baru saja pulang dari rumah Caleb. Saat berada di sini tadi, Eva banyak mengobrol denganku. Dia wanita yang baik dan tidak arogan. Sangat berbeda dengan kekasihnya, Matthew. Matt sama arogannya seperti Caleb. Dia terlihat tidak menyukaiku dan selalu menatapku dengan tatapan menghina serta merendahkan. Sepertinya, sikap arogan itu sudah mendarah daging dalam keluarga Caleb.

Walaupun aku sudah mulai terbiasa dengan sikap buruk mereka. Tapi, mulai sekarang aku tidak akan tinggal diam. Jika mereka, entah itu Caleb, Matt atau siapapun berani menghinaku dengan kasar, maka aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membalas perlakuan mereka.

Memang sejak kejadian dimana aku menampar Caleb satu minggu yang lalu, hubunganku dengan Caleb semakin memburuk. Sebelumnya, hanya Caleb yang menunjukkan rasa tidak sukanya padaku. Namun, kini aku juga mengikutinya. Aku juga tidak menyembunyikan lagi rasa tidak suka dan marahku padanya. Apalagi, selama seminggu ini orang tua Caleb sedang berada di luar negara bagian untuk urusan bisnis. Jadi, aku tidak perlu repot-repot harus berpura-pura sabar atas perlakuan Caleb padaku. Selain itu, sejak saat itu aku dan Caleb tidak lagi berbicara. Kami memang bertemu setiap hari saat sarapan dan makan malam. Tapi, kami berdua seperti dua orang asing yang tidak saling tegur sapa atau berbicara.

Namun, entah kenapa aku merasa ada yang aneh pada Caleb. Sejak aku menamparnya minggu lalu, dia tidak pernah lagi berkata kasar atau menghinaku, kecuali tadi saat dia memperkenalkanku sebagai 'gadis desa' pada Matt dan Eva. Walaupun ekspresinya masih terlihat jelas tidak menyukaiku, tapi kini dia lebih banyak diam.

Apakah Caleb sudah menyadari kesalahannya? Tapi, rasanya tidak mungkin. Caleb terlalu keras kepala dan arogan untuk menyadari dan mengakui kesalahannya.

Entahlah, aku tidak mau ambil pusing. Karena yang terpenting bagiku saat ini adalah selama Caleb tidak membuat masalah denganku, maka aku juga akan bersikap biasa saja padanya. Sementara, hanya itu toleransi yang kuberikan padanya.

***

Hari ini, Mr. dan Mrs. Braxton sudah kembali ke rumah. Mereka baru saja pulang dari California sore tadi. Jadi, malam ini aku dan keluarga Braxton kembali makan malam bersama.

"Mom, Dad, akhir pekan nanti aku akan pergi ke villa pribadi keluarga kita untuk merayakan ulang tahunku. Aku juga akan mengajak Matt, Eva dan teman-temanku yang lain menginap di sana.", Caleb berbicara pada orang tuanya.

"Tentu. Tapi, kau juga harus mengajak Bella.", kata Mr. Braxton menyetujui dengan syarat.

"Dia boleh ikut.", balas Caleb ringan.

Seketika, aku menghentikan kegiatan makanku. Kemudian, aku beralih menatap Caleb. Begitu juga dengan Mr. dan Mrs. Braxton. Kami seperti tidak percaya bahwa Caleb dengan mudahnya memperbolehkanku ikut dengannya.

Sementara, Caleb yang merasa ditatap, kini balas menatap kami.

"Kenapa?", tanyanya datar.

Mrs. Braxton menggeleng dan tersenyum.

"Tidak ada apa-apa. Sebaiknya, kita lanjut makan malam.", kata Mrs. Braxton.

Sepertinya, Mrs. Braxton memilih untuk tidak menjawab karena takut Caleb akan berubah pikiran yang sebelumnya memperbolehkanku ikut dengannya pergi ke villa.

Namun, dalam hati aku bertanya-tanya. Kenapa rasanya ini sangat aneh? Bagaimana Caleb bisa begitu mudah memperbolehkanku ikut dengannya? Apalagi, dia juga akan mengajak teman-temannya. Bukankah selama ini dia malu mengakuiku sebagai calon tunangannya? Atau mungkin dia sudah mulai menerimaku?

***

My Arrogant FiancéWhere stories live. Discover now