Part 6

640 47 2
                                    

Enjoy the story...

Author pov.

Langit masih berwarna gelap, beberapa bintang masih berkelap kelip di sana. Sang mentari pun masih belum menampakkan diri di angkasa.
Tapi pria bersurai putih itu telah terbangun.
Ia duduk di bawah pohon sakura yang tengah berbunga cukup lebat itu.
Pria yang memiliki status sekaligus nama yang sama - pangeran, menatap ke langit pagi pagi buta itu. Namun kedua matanya yang berwarna hitam itu beberapa kali melirik ke sisinya, ke arah gadis cantik yang tengah terlelap. Wajahnya yang manis itu membuat pangeran selalu ingin berada di sisinya setiap waktu.

"bagaimana caraku menjelaskan semuanya pada lixie...? Apakah ia mau ikut bersamaku...?"
Pangeran menyugar rambutnya kebelakang. Ia agak ragu.
Ia bingung bagaimana cara menjelaskan semuanya pada lixie.
Sebenarnya ia agak khawatir bila lixie tau kalau ia akan pergi kedunia lain, ia takut gadis itu tak mau ikut bersamanya.

Greb,
Sebuah tangan mungil nan hangat menyentuh tangan besar pangeran. Seketika pangeran menoleh saat mendapati gadisnya telah terbangun dan tengah menyandarkan dagunya di bahunya.

"ah rupanya kamu sudah bangun, lixie..."
Pangeran tersenyum seolah tak pernah ada rasa khawatir yang sempat menyerang pikirannya.

"emh... Ada apa pangeran?
Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?"
Dengan mata setengah terpejam, lixie mengutarakan perhatiannya.
Pangeran mulai tergoda dengan wajah bangun tidur lixie yang bisa dibilang sangat menggemaskan baginya.
Perlahan namun pasti pangeran mendekatkan wajahnya pada lixie.

Cup,
Ia mencium gadis muda itu dengan lembut.
Namun mata lixie langsung terbuka lebar karenanya.
Ia amat terkejut dengan ciuman mendadak pria yang ia sandari dagunya.
Tapi pada akhirnya ia tetap terbuai dan membalas belaian lembut bibir pria yang memagutnya.
Baru lah saat hampir kehabisan nafas, pagutan keduanya terlepas.

"pangeran.."
Lixie menatap dari samping wajah pria yang sesungguhnya menyimpan banyak hal di dalam hatinya.

"hem...
Mau lagi?"
Pangeran menoleh ke arah lixie. Ia sengaja  memainkan kedua alisnya untuk menggoda lixie.

"ish... Pangeran membuatku malu..."
Lixie menyembunyikan wajahnya di balik punggung pangeran. Ia memang akan selalu blushing saat pria yang ia kasihi itu menggodanya terus menerus.

"lixie..."
Pangeran telah mengumpulkan tekad untuk berbicara secara serius pada lixie.
Bagaimanapun gadis itu harus tau ia akan diajak pergi kemana, bukan?

"hem..."
Lixie menjawab panggilan pangeran dengan gumaman saja pertanda ia siap mendengarkan perkataan pria itu.

"kuharap kamu mau menerimaku setelah aku mengatakan semuanya..."
Lixie terdiam.
Ia lalu menggeser duduknya dan pindah tepat di depan pangeran. Ia melihat eajha pangeran sangatlah serius.
Seolah hendak mengatakan sesuatu yang sangat penting.

Setelah dirasa waktu dan posisi keduanya yang cukup tepat.
Barulah pangeran mulai melanjutkan perkataannya.

"sebenarnya aku bukanlah manusia biasa..."
Perkataan pangeran membuat lixie cukup terkejut terlihat dari pupil matanya yang melebar.
Pangeran menggenggam tangan lixie perlahan. Ia hendak menyalurkan rasa gundah yang ia alami dalam hatinya.

"aku bukan berasal dari dunia ini...
Aku adalah seorang pangeran dari dunia lain...
Dan aku akan segera kembali kesana untuk menyelamatkan ibu kandungku karena nyawanya sedang terancam...
Akupun baru mengetahui semua ini beberapa waktu yang lalu... Itupun saat kau marah padaku... Dan berniat melupakanku...
Aku sangat frustasi dan lari kehutan lalu tanpa sengaja menemukan kenyataan ini..."
Pangeran telah mengatakan semua kenyataan mengenai jati dirinya.
Selama ia bicara ia sama sekali tak menatap ke arah lixie. Ia pasti akan sulit mengatakan semuanya jika menatap ke dalam mata gadis yang sangat ia sayangi itu.
Ia tak ingin mendapatkan tatapan tak suka dari gadis yang ia sukai.

The Crown Prince Is Back?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora