chapter-1: Mate

93 15 0
                                    

Vote

Comment

Follow

Recommended

¶¶¶

'Orang tak pernah tau, satu ucapan dapat merubah segalanya.'

"Geijutsu wa bakuhatsu da, KATSU!" seru nya yang tak  lama kemudian terdengar ledakan yang cukup besar. Pria berwajah cantik itu tersenyum sambil memejamkan kedua matanya sesekali ia menghirup udara ledakan buatan nya lalu menghembuskan nya, begitulah berulang-ulang.

"Ah, sungguh indah sekali seni buatan ku." Ucap nya lagi yang sekarang ditimpali oleh pria berambut merah di sebelah nya.

"Kau sebut itu seni? Cih," tanya nya sambil berdecih lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan partner nya dibelakang yang sedari tadi menikmati suasana ledakan kesukaannya.

Pria berambut kuning dengan sedikit kunciran diatas kepalanya bak kaisar yang berada di medan perang itu membalikkan badan nya lalu menunjukkan wajah tak senang terhadap partner nya itu dan berjalan mengikuti nya.

"Huh, Sasori no danna!" kesal nya pada pria berambut merah yang diketahui bernama Sasori. Ia tak senang bila seni ledakan nya itu diremehkan seperti tadi, sedangkan Sasori hanya acuh tak acuh saat namanya dipanggil dengan nada kesal oleh partner kuning nya.

Seakan tak senang bila diacuhkan, pria berwajah cantik itu berniat menceramahi bahwa 'seni itu adalah ledakan dan ledakan itu adalah seni' yang tak bosan ia ucapkan saat seni nya diremehkan oleh partner nya sendiri.

Jika musuh yang meremehkan seni nya itu mungkin ia tak segan untuk meledakkan seni nya itu tepat ke wajah musuh nya tapi ini lain, yang meremehkan seni nya ialah Sasori partnernya tidak mungkin ia bisa meledakan partner nya yang ia yakini kemampuan nya lebih dari nya.

"Cepatlah Deidara kita harus segera menemukan Orochimaru si pengkhianat itu," sergah nya sebelum pria pecinta ledakan bernama Deidara itu berceloteh tentang seni kebanggaan nya.

Ah, sungguh itu hal paling menyebalkan kedua setelah hal menunggu bagi Sasori. Sepanjang hari harus mendengar partner nya berceloteh ria tentang seni dan ledakan nya itu entah karma apa yang di berikan pada nya sehingga ia harus berpartner dengan pria berambut kuning yang banyak bicara, Deidara.

'Mungkin ini karma karena aku tak pernah mendengarkan nasihat nenek ku' batin Sasori mengingat Nenek nya juga yang sering berbicara panjang lebar jika memberi nasihat padanya. Ia tersenyum tipis kala sekilas memori kebersamaan nya dengan Nenek Chiyo.

"Heh, kau tersenyum?!" tanya Deidara tak menyangka. Baru kali ini ia melihat pria dingin itu tersenyum walau hanya senyuman kecil mungkin 9 dari 10 wanita di dunia akan terpesona. Tentu saja Deidara tidak termasuk, ia seorang pria ingat? dan tentu saja ia bukan homo.

Lagi-lagi Sasori acuh tak acuh, ia hanya terlihat sekali tersenyum lalu kembali ke mode awal. Tanpa di sadari Deidara yang menatap dirinya aneh, takut-takut bila ia kerasukan hantu penunggu Hutan ini.

'Benar-benar pria aneh, mungkin semua anggota Akatsuki memang aneh'  batin Deidara mengingat semua anggota Akatsuki yang beragam. Mulai dari Zetsu yang entah ber-entah mahluk apa dia, lalu Hidan dengan kebiasaan ritual nya, dan juga jangan lupakan  Kisame si pria jelmaan ikan hiu entah apalah itu, lanjut dengan leadernya yang tanpa ekspresi bagaikan mayat hidup tambah tindik-tindik hitam di sekujur tubuhnya. Lalu ia berkaca bahwa diri nya pun aneh, jatuh cinta pada ledakan(?).

BLAST OF LOVE [ Akatsuki × Oc ]Where stories live. Discover now