Two

1.4K 217 20
                                    

Hati-hati typo

* * * * *

Azka memberhentikan mobilnya tepat didepan gerbang rumahku, tanpa menawarinya untuk mampir, aku langsung turun dari mobil. Bisa kudengar Azka membuang nafasnya berat. Tetap ngga aku hiraukan, sebelum masuk lebih dulu aku mengunci gerbang, lalu bergegas masuk kedalam rumah dan mengintip dari balik jendela. Mobil Azka masih ada disana.

"Bukannya salam malah kaya maling ngintip-ngintip gitu dek!" Aku menoleh dan terkekeh pelan, lalu mencium punggung tangan Mama dengan khidmat sambil mengucap salam.

"Ngapain si Dek? Kamu pulang sama Azka kan? Ko ngga disuruh mampir?" Aku hanya mengangkat bahuku acuh, malas juga ngomongin masalah Azka sama Mama. Karena sudah dipastikan Mama berada dikubu Azka.

Aku kembali memutar tubuh, mengintip kejendela dan sudah ngga menemukan mobil Azka disana.

"Kamu berantem lagi ya Dek?"

"Ngga ko, biasa aja. Awa kekamar ya Ma, habis ini mau keluar sama Lil." Aku melewati Mama dan masuk kedalam kamar yang tepat berada didekat pintu masuk. Bersebelahan dengan kamar Mama sebenarnya.

Masuk kedalam kamar aku menyalakan ac yang terpasang di pertengah dinding, dibelah menjadi dua untuk kamar Mama dan kamarku. Membuka baju dengan cepat, aku membiarkan tanktop tersisa. Lalu keluar menuju kamar mandi sambil menenteng handuk. Kemarin Lil memintaku untuk menemaninya mencari barang, sehabis magrib Lil akan sampai dirumahku katanya. Karena memang rumahku dan rumahnya hanya berjarak beberapa gang. Berbeda dengan rumahku dan Tiwi yang berbeda planet.

"Awa! Cepetan dikamar mandinya! Gue juga mau mandi!" Aku berusaha menahan umpatan yang siap keluar, Frizka Asmara- Kakakku satu-satunya memang selalu berhasil mencari gara-gara.

"Bentar dikit lagi!"

"Jangan lama-lama Wa! Gue udah ditunggu orang nih!" Gedoran terdengar berisik, aku balas menendang pintu kamar mandi.

"Hayo mulai deh pada berantem! Adeknya baru masuk Kak." Aku ngga berusaha menahan senyum kemenangan yang muncul diwajahku. Mama selalu di timku kalau berdebat dengan kakak.

Membasuh badan dengan cepat, aku melilitkan handuk saat sabun sudah sepenuhnya hilang dari tubuhku. Didepan pintu Kak Ara memandangiku penuh permusuhan yang kubalas dengan meletan lidah. Belum juga kakak berhasil melayangkan jitakannya, aku berteriak menganggil Mama.

"Tukang ngadu!" Kak Ara menutup pintu kamar mandi dengan super kencang.

Berlari kecil, aku masuk kedalam kamar. Hawa dingin membuat tubuhku meremang. Ku pakai dalamanku dengan cepat, mengambil asal celana dan baju didalam lemari dan langsung memakainya. Suara adzan magrib terdengar, aku bersyukur karena tadi sudah mengambil wudhu. Menggelar sajadahku dan memakai mukena, aku duduk bersila menunggu adzam magrib selesai.

Kak Ara masuk tepat saat aku sudah selesai sholat, matanya melihatku dari ujung kaki sampai kepala.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
end | Point of ViewWhere stories live. Discover now