Battle of Jakarta I

497 45 5
                                    

YOOOO READERS!!!! AUTHOR BALEK LAGI NICCC ♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ
MAKASIIHH BANYAAKK UNTUK VOTE DAN KOMENNYA UWUUU AUTHOR TERHARU ಥ⌣ಥ
Daann makasih banyak juga untuk kalian semua yang udah mau mampir untuk membaca cerita sayaaa ( ˘ ³˘)❤

Skuuyyy lanjooott OwO)~

*
*

16 September 1945

Indonesia melemparkan daging-daging kelinci hasil perburuannya bersama Shodanco kepada ajak-ajak peliharaan gerilyawan PETA di sana. Makhluk-makhluk berwarna hitam pekat itu berebut menyantap daging segar dengan tidak sabar.

Shodanco datang dan bergabung dengan Indonesia duduk di bilik bambu, ia meletakkan sepiring sate kelinci dengan bumbu ala kadarnya beserta teko beserta cangkir di atasnya. Shodanco mengamati ajak-ajak peliharaannya yang menyantap daging kelinci segar dengan beringas.

"Hhmm aromanya enak sekali, ternyata seorang Shodanco juga pandai dalam memasak", ucap Indonesia sembari mencomot satu tusuk sate.

"Ahh... saya hanya banyak menggunakan bawang, Bu" sahut Shodanco.

Tidak berapa lama kemudian, salah satu bawahannya datang dengan tergopoh-gopoh. Shodanco yang melihatnya langsung angkat bicara mendahului bawahannya tersebut, "melihat dari raut muka, nampaknya kau membawa berita yang kurang mengenakkan", ucap Shodanco.

"Bung! Gerilyawan kita dari Jakarta baru saja sampai di markas utama tadi malam dan mengabarkan bahwa Netherland telah tiba di Jakarta." ucap gerilayawan itu dengan nafas terengah-engah.

"Duduklah dulu dan aturlah nafasmu, minumlah air ini", ucap Indonesia seraya menyodorkan secangkir air.

Gerilyawan itu menyambut secangkir air dari Indonesia dan meminumnya dengan perlahan. Sejenak ia mengatur nafasnya.

"Kapan Netherland tiba di Jakarta?" tanya Shodanco kepada gerilyawan itu.

"Kemarin! Mereka berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok," jawab gerilyawan itu. "Dan... Netherland tidak datang sendiri, ia datang bersama England dengan membawa 8 buah armada kapal", lanjut gerilyawan itu.

Indonesia dan Shodanco tercekat selama beberapa saat, terutama Indonesia yang nampak sangat terkejut mendengarnya. Ia baru saja memerdekakan dirinya pada 17 Agustus lalu, namun ternyata memang sekalipun ia telah mendeklarasikan kemerdekaannya, dalam pandangan Netherland dan para sekutu itu Indonesia masih berupa wilayah jajahan.

Indonesia dan Shodanco masih diam, menunggu kelanjutan laporan dari sang gerilyawan.

"Namun kalian tidak perlu khawatir, penduduk Jakarta tidak akan tinggal diam melihat kedatangan Netherland dan England. Mereka telah membuat organisasi perlawanan untuk mengusir Netherland dan England dari Jakarta," jelas gerilyawan itu mantap.

"Organisasi perlawanan seperti apa yang mereka bentuk?" tanya Shodanco.

"Organisasi Pejuang Indonesia (OPI). Organisasi ini mengkoordinir barisan pasukan rakyat berisi para pemuda dan pelajar serta bekas Heiho dan polisi. Ini adalah pasukan tempur!" jelas gerilyawan itu dengan mengebu-ngebu.

Mendengar penjelasan dari gerilyawan, muncul sebuah semangat baru di dalam diri Indonesia untuk tetap kuat di dalam mempertahankan kemerdekaannya. "Katakan padaku, gerilyawan, siapa yang memimpin organisasi itu?" desak Indonesia.

Gerilyawan refleks menjawab, "Imam Syafi'ie, atau kerapkali dipanggil Bung Pi'ie!"

Indonesia sontak berdiri, "baiklah, kupikir inilah saatnya untuk mempraktekkan hasil latihan kita selama ini, Shodanco!" seru Indonesia dengan penuh semangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hetalia Indonesia [BAHASA]Where stories live. Discover now