YM | PENJELASAN

1.9K 117 0
                                    

Happy Reading!

Alena menoel lengan alex menyuruh alex untuk berbicara pada dina. Mereka bertiga tengah berada di sebuah cafe dekat sekolah. Dina meminta penjelasan setelah pulang sekolah.

"em jadi gini din, sorry banget kalo gue bohong." dina mengangkat alisnya dan menatap keduanya, menunggu jawaban.

"gue sama alena udah nikah, kami dijodohin." alena menatap reaksi dina yang terlihat biasa saja. Hingga detik berikutnya dina tersenyum.

"aku udah tau kak." alex dan alena melongo dengan wajah menganga lebar.

"sebenarnya nunggu kalian cerita, tapi ga cerita cerita!." dina duduk disebelah alena lalu memeluk bumil itu.

"sehat sehat ya dede bayi." alena dibuat terkejut lagi, apa kehamilannya udah tersebar?.

"kok kamu bisa tau?." tanya alena.

"iya, waktu di kak alex kerumah. Ada notif dari kaka eh aku ga sengaja baca hihih."

"lo ga marah kan?." tanya alex.

"ga kok, aku ngeship kalian berdua. Aku juga nyadar aku bukan tipekal kak alex." alena tersenyum lega, lalu membalas pelukan dina. Mereka seperti seorang adik kakak. Alex juga ikut senang melihatnya, jadi tidak usah lah dia berbohong. Udah banyak dosa nambah dosa.

"eh kamu mimisan din." alena panik karena ada bercak darah di bajunya yang menetes dari hidung dina. Alena lalu mengambil tisu di atas meja, membantu dina membereskan darah yang ada ditangan dina.

"kak baju kakak kena darah, maaf." alena menyentuh tangan dina agar tidak usah perdulikan bajunya. "kita harus kerumah sakit."

Alena duduk dibelakang masih mengurusi dina yang darahnya tak berhenti keluar. "alex buruan ih jalannya lambat banget."

"yeh yank, aku mikirin keselamatan debay juga kali."

Sesampainnya dirumah sakit, dokter yang biasa menangani dina membawa dina keruang ICU mencoba menangani.

"alex kabarin kevin." alex menelpon kevin, menyuruh nya agar cepat datang kemari.

"gimna ade gue?." disanah sudah ada kevin, bunda, dan ayah dina. Mereka terlihat khawatir sekali.

"udah bun jangan nangis." ayah dina mencoba menenangkan bunda dengan menepuk nepuk pelan.

"akhir akhir ini dina suka bengong, terus down banget." ucap kevin disamping alena yang tengah duduk dipeluk alex.

Alena menatap sedih lampu diatas pintu yang masih berwarna merah. Berdoa dalam hari agar dina dapat kembali pulih.

Setelah menunggu beberapa jam, dokter keluar dan menyuruh kedua orang tua dina untuk ikut dengannya.

Kevin, alena dan alex mesuk kedalam, dapat dilihat wajah manis itu terlihat pucat pasif. Wajah itu tersenyum ketika mereka datang.

"kak alena kok nangis, dina gapapa tau ih." alena tidak bisa melihat dina seperti ini, ia meneteskan air matanya.

"kamu harus sembuh ya." dina menggeleng, lalu menyentuh tangan hangat alena.

"aku kalo harus bertahan cape kak, cape banget." suara rintihan itu terdengar menyedihkan.

"kak kevin, dina mau kepuncak." kevin mendekati adik kesayangan nya, lalu mengecup pelan dahi dingin itu.

"kamu masih sakit, jangan bandel." dina mengerucutkan bibirnya.

"dina mau kesanah, buat yang terakhir kak. Kakak mau liat dina pergi dengan sedih?." kevin tak bisa menolak keiiginan terakhir adiknya ini.

"kevin kesinih nak." ayah kevin menyuruh dirinya keluar.

Young Merried [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang