ˋ5ˊ

27.4K 8.1K 5.8K
                                    

Hyunsuk memperhatikan Jihoon yang sibuk mondar-mandir di depan pintu. Dari papan di atasnya, ruangan itu adalah kantin. Jihoon sengaja datang ke kantin karena berpikir di dalam ada makanan, perutnya berbunyi terus sejak tadi. Tapi mengherankan, kenapa ada kantin disini?

"Kamu yakin makanan di dalam gak ada racunnya?" Tanya Hyunsuk was-was.

"Gak mungkin, makanan dan minuman pasti disediain untuk kita karena kita pesertanya. Lagipula, ruangan ini masih kekunci, itu tandanya belum ada yang masuk."

"Kamu gak ngerjain task?"

"Males, mending makan."

Hyunsuk khawatir, crewmate harus mengerjakan task, itu cara untuk menang. Sebenarnya dia ingin sekali pergi ke ruangan lain, tapi dia khawatir kalau Jihoon ditinggal sendiri.

"Kak, kalian gak ke ruang diskusi─ maksudnya cafetaria?" Tanya Junghwan yang kebetulan lewat.

"Ngapain? Kan waktunya belum habis." Jihoon balas bertanya.

"Kak Yoshi dibunuh sama impostor."

"K-kamu serius?" Tanya Hyunsuk tak percaya, Junghwan mengangguk sebagai jawaban.

"Iya kak, tadi ada pengumumannya."

Jihoon maju selangkah. "Mana Junkyu?"

"Ehm... tadi gue tinggal..."

"Kenapa ditinggal?"

"Ada urusan penting, tadi ada Kak-"

"Sepenting apa sampai harus tinggalin sepupu lo sendirian?"

Junghwan meneguk salivanya takut. Jihoon itu sahabat baiknya Junkyu, wajar saja kalau Jihoon marah karena sahabatnya ditinggal tanpa alasan di tempat sepi.

"Kenapa lo bawa dua peta?"

Junghwan semakin takut. Oh tidak, dia lupa kalau peta milik Junkyu sedari tadi ada di tangannya. Junkyu menyuruhnya memegang petanya karena ingin mengikat tali sepatu.

"Ayo, kita gak boleh terlambat, kasian yang lain kalau nunggu kelamaan," ajak Hyunsuk memberi perintah dengan kepalanya.

Jihoon mengangguk, menatap tajam Junghwan. "Jangan pikir gue gak tau kemana lo pergi, kita bicara empat mata nanti."












































"Tadi mati lampu. Gue sama Kak Yoonbin juga kaget pas liat Kak Yoshi udah gak bernyawa di lantai, kita bahkan gak sadar baju kita kecipratan darah," jelas Yedam mencoba setenang mungkin, padahal hatinya jedag jedug.

"Lo gak denger suara gitu?" Tanya Mashiho merasa janggal.

"Ada suara langkah kaki, gue kira itu suaranya Kak Yoshi," jawab Yedam sejujur-jujurnya.

Yoonbin yang pada dasarnya tak banyak bicara jadi bingung harus beragumen seperti apa, dia yakin sebentar lagi Yedam dan dirinya akan dituduh.

"Tadi kalian ada dimana?"

"Di electrical."

Mashiho mengangguk, dia ingin memastikan sesuatu, apakah pengelihatannya salah atau tidak.

"Yang lain belum dateng?" Tanya Doyoung yang baru saja tiba dengan keringat bercucuran di keningnya.

"Darimana lo?" Jeongwoo balas bertanya dengan sinisnya. "Kenapa keringetan begitu? Habis bunuh orang? Atau panik karena takut dituduh?"

"Dari laboratory..."

"Pinter banget ngelesnya."

Asahi datang selanjutnya dengan segelas es teh di tangannya. "Doyoung sama gue."

Among Us | Treasure ✓ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang