"Shine Forever." –TNG
21 Desember 2016, hari yang sangat buruk.
Pukul tiga dini hari, Taehyun masih mengingat jelas, kejadian itu."KENAPA KAU LAKUKAN INI YEONJUN-AH!"
"Hyung sudah!"
"Maaf, Taehyun."
"Kalau kau tahu kau akan mabuk, kenapa kau biarkan menyetir, Bodoh!" Teriak Taehyun menarik kerah Yeonjun kasar.
"Sudah, Hyung."
"Diam Kai."
Satu bogeman melayang di pipi Yeonjun.
"BODOH! DIMANA OTAK MU YEONJUN!"
Yeonjun terpojok, meringis, menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.
"Hyung, sudah!""LIHAT AKIBAT KELALAIAN MU! JIKA MEREKA DALAM BAHAYA, AKU AKAN MENGHABISI KAU!"
"Hyung, sudah!" Sarkas Kai menggandeng Taehyun pergi menjauhi Yeonjun.
"ARGH!"
***
Satu jam telah berlalu, akhirnya dokter yang menangani segera keluar. Taehyun segera menghampiri sang dokter. Menatap dengan tatapan mendesak meminta penjelasan.
"Dok, bagaimana keadaan nya?"
"Maaf, kami hanya bisa menyelamatkan satu dari dua orang." Dokter itu menunduk sesaat.
"Maksud dokter?"
"Kami hanya bisa menyelamatkan satu orang."
"Si-siapa?"
"Pasien Choi Soobin."
"KAU BERCANDA HAH!"
"SIAL!"
"TIDAK BECUS!"
"TIDAK USAH JADI DOKTER KAU!" Bentak Taehyun memukul pipi dokter tersebut sampai tersungkur kelantai.
"ARGHHH!"
Taehyun menjambak rambut sendiri frustasi, lalu masuk begitu saja ke ruangan. Disamping Soobin, ada Beomgyu yang terbaring lemah, hanya ada gorden hijau yang membelah ruangan.
"Beomgyu Hyung! Beomgyu hyung! Hyung bangun! Bangun! Hyungggg!"
"Jangan tinggalkan aku sendiri! Hyungggg!"
"Ini bercanda kan!"
"Kai! Ini bercanda kan!"
"Hyung....."
"Beomgyu, kumohon bangun, Hyung bangun, Hyung!"
"Hyung sudah!
"Kai! Ini mimpi kan! Beomgyu hyung!
Bangun!""BANGUN BEOMGYU HYUNG! KAU DENGAR AKU KAN! BEOMGYU HYUNG! BANGUN!"
"Hyung sudah, ini sudah jalan nya," Lirih Kai menatap iba Taehyun yang frustasi.
Bughh
Taehyun memukul tembok di hadapan nya.
Menangis sejadi jadi nya.
Orang yang selalu ada untuk nya, telah tiada.
"BEOMGYUU HYUNG!"
"INI SEMUA GARA GARA KAU!"
BUGH
Pukulan kasar lagi lagi terarah pada Yeonjun, membuat orang yang di tuju terjungkal ke belakang.
Bughhh
"INI SEMUA SALAH MU! SIAL!"
"Hyung, sudah, jangan bertengkar, ini rumah sakit," Nasehat Kai memeluk lengan Taehyun.
"Arggh!"
Belum sempat menghibur diri nya sendiri, mereka kembali dikejutkan oleh fakta.
Soobin mengalami Disartria akibat cedera otak berat.
Disartria merupakan kelainan pada sistem saraf sehingga mempengaruhi otot yang berfungsi untuk berbicara.
Hal ini nanti nya akan membuat Soobin berbicara lambat, cadel, bahkan bisa lebih parah.
Hati mereka tersayat mendengar pemberitahuan menyedihkan itu. Apalagi Taehyun, hatinya terasa dihantam batu besar. Ia memegangi dadanya yang sesak dari tadi. Nyeri, rasa tidak menyangka, rasa kehilangan, bercampur aduk.
Mereka semua menangis dalam diam. Melihat Beomgyu yang terbaring dingin di ranjang rumah sakit, dan Soobin yang dipasang alat kedokteran yang menumpuk. Sudah sangat menyiksa mereka bertiga.
Taehyun terduduk lemas di lantai rumah sakit, bersandar pada tembok yang ada di belakang nya.
"Beomgyu Hyung...."
"Yeonjun... Kenapa harus kau yang menyetir mobil, kenapa, Hyung...." Nada bicara Taehyun sangat putus asa, sangat."Hyung, sudah, ini jalan nya..." Lirih Kai menanggapi, menyentuh bahu Taehyun yang sekarang sedang rapuh.
"Taehyun, yongseo haejwo, aku akan menebus kesalahan ku." Respon Yeonjun duduk di sebelah Taehyun. Menatap Taehyun nanar, meminta untuk dimaafkan kesalahannya. (Maafkan aku)
"Seberapa besar kau mau menebusnya?"
"Kalau kau hanya mau masuk penjara, lebih baik jadi pecundang selamanya."
"Hyung!"
"Diam, Kai."
"Tidak, apapun yang kau mau, akan aku laku kan."
"Benar?"
"Ya, aku berjanji."
"Keluarlah dari grup."
"Hyung!" Kai menyentak Taehyun, tapi Taehyung seperti tidak peduli, yeonjun terkaget, ia berusaha keras masuk TNG dan sekarang, keluar begitu saja?
"Nee, aku akan keluar dari TNG."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost The Summer
Teen Fiction©Fanie SF, 2020 Ini tentang mereka, ber-empat, Kai, Taehyun, Soobin dan Yeonjun, yang merasa kehilangan. Ini tentang mereka, yang menginginkan grup musik mereka ada seperti dulu lagi. Ini tentang mereka, yang memendam rasa kehilangan terparah. Beo...