Bonus chapter!

3.8K 313 15
                                    

Chapter ini dari sudut pandang Niall yaa

Niall's pov

Aku mematut diriku dihadapan cermin. Tuxedo yang kukenakan terlihat sangat pas ditubuhku.

Ya, aku akan mendatangi pernikahan Andreas dan Harry. Cepat sekali ya? aku sendiri tidak menyangka bahwa secepat ini mereka akan kembali bersatu.

Tetapi, apa boleh buat?

Mau tidak mau aku harus tersenyum dan mengucapkan selamat kepada mereka. Lagipula, kebahagian Andreas dan Harry juga menjadi kebahagiaanku juga.

Harry adalah sahabatku, begitu juga dengan Andreas.

"Apa kau sudah siap?" tanya Liam. Aku pun menganggukan kepalaku dan segera menghampiri Liam juga yang lainnya didalam mobil.

"Ah, aku tak sabar untuk melihat wajah Harry yang tampan" pekik Louis.

"Apa maksudmu, Lou?" tanya Eleanor yang langsung mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Bukan apa-apa. Lagipula, kau tetap yang tercantik Ele" ucap Louis dengan nada yang di dramatisir. Oh, menggelikan.

"Bagaimana denganmu, Horan?" tanya Louis sambil menyenggol sikutku.

"Makanan" dustaku. Sebenarnya, aku tidak mengiginkan hidangan di pesta Harry dan Andreas. Melainkan, aku ingin bertemu dengan Andreas dan mengucapkan selamat untuknya. Kuharap, gadis itu akan terus berbahagia.

"Pikiranmu hanya makanan. Pantas saja, kau tidak memiliki pasangan" celetuk Louis lagi. Tidak, kau salah Louis. Aku tidak sedang memikirkan makanan. Tetapi, aku memikirkan Andreas. Karena, gadis itu lebih berarti dari makanan gratis sekalipun.

"Jadi, dimana Zayn?" tanya Liam yang menyadari ketidak hadiran Zayn.

"Didepan cermin" jawab Perrie sambil memutar kedua bola matanya. Astaga, Zayn memang tidak pernah berubah sedari dulu.

Selalu saja mengagumi ketampanannya dihadapan cermin. Apa ia kagum pada dirinya sendiri? eh.

**

Kini, kami sudah sampai di pesta Harry dan Andreas.

Kau harus kuat, Niall. Batinku pada diriku sendiri.

Aku pun menatap seorang gadis yang tengah tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya. Ya, gadis itu adalah Kendall.

"Hey, Kendall" sapaku.

"Hey, apa kabarmu Horan?" tanya Kendall sambil memamerkan senyuman manisnya. Tetapi, Andreas jauh lebih manis. Oke, lupakan saja!

"Baik. Bagaimana denganmu?" tanyaku balik.

"Tidak pernah sebaik ini. Aku senang melihat mereka bersama" ucap Kendall sambil tersenyum menatap Harry dan Andreas yang tengah menerima ucapan terimakasih dari para tamu undangan yang hadir.

"Yeah, aku juga begitu" dustaku. Ayolah, Nee ... sampai kapan kau mau terus mengharapkan Andreas yang jelas-jelas bukan milikmu.

Ia sudah sepenuhnya menjadi milik Harry, sahabat dekatku sendiri.

"Niall, ayo kesana!" teriak seseorang yang tak lain adalah Zayn.

"Kalau begitu, sampai jumpa Ken" ucapku pada Kendall. Aku pun segera menghampiri Zayn dan yang lainnya.

"Sudah mencicipi hidangan disini?" tanya Zayn.

"Umm, yeah" ucapku sambil mengekor ketiga temanku yang sudah berjalan terlebih dahulu kearah Andreas dan Harry.

"Hey, Niall" sapa Harry sambil menepuk pundakku.

"Hey, selamat ya, Harr" ucapku sambil tersenyum. Harry pun mengangukan kepalanya dan membalas senyumanku.

Kini, saatnya untuk menyalami Andreas. Astaga ..

"H--hey" sapaku pada Andreas. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan gaun putihnya.

"Oh, hai Niall" Andreas pun tersenyum senang saat melihatku. Seandainya saja, aku yang berada di posisi Harry saat ini.

"Selamat ya, kuharap kalian akan bahagia" ucapku sambil menatap Andreas lekat-lekat.

"Tentu saja, terimakasih sudah hadir dipestaku, Nee" ujar Andreas.

Yeah, aku akan berusaha untuk melupakanmu Andreas. Tetapi, bukan berarti aku tidak akan menjagamu.

Aku bersumpah, aku akan selalu menjagamu.

Walaupun, aku hanya sahabatmu dan mungkin, akan selalu seperti itu.

Maaf bonus chapternya pendek, hehehe.

Makasih untuk nouis9391 yang udah ngasih inspirasi buat bonus chapternya hehehexx

Baca juga cerita temen gue judulnya fake dating di akun nouis 9391 ya
Jangan lupa vomments!!

++ Makasih untuk semua yang udah nge-vomments cerita ini dari awal sampe akhir


Stockholm syndrome {H.S}Where stories live. Discover now