Sketch. 10-2 - Last Creation

37 3 2
                                    

Beberapa minggu berlalu dan Universitas M kembali damai. Dinna sibuk menjalani UTS, Hanum dan Cindy berkolaborasi mengerjakan instrumen untuk pentas budaya dan Nana juga sibuk menentukan koreografi untuk pentas budaya.

Namun Dinna kembali kalut karena kak Javier tak muncul di kampus begitu juga kak Wildan.

"Mungkin pulang kampung kak." Hibur Cindy. "Kak Jev mungkin kangen Ibunya."

"Percaya deh pasti kak Javier baik-baik aja." Hibur Nana sementara Hanum menepuk teman pelukisnya itu penuh simpati.

"mas Wildan tuh lagi magang di kursus music Dinn jadi jadwalnya padet." ucapnya, "Positive thinking aja lah."

Tiba-tiba handphone Dinna bergetar tanda chat masuk.

From: Kak J

Temenin saya nonton musical ya weekend ini

.

.

Dinna's POV

"Ternyata seru juga nonton musikal." Komentar kak Javier, "Ini pertama kali banget buat saya."

Aku mengangguk, "Ya emang se asik itu kak."

Kak Javier tersenyum sambil menyedot soda, setelah pertunjukkan selesai Kami nongkrong di resto sepi dekat dari gedung. Suasananya tenang cocok untuk makan sembari santai.

"Kak."

"Manggilnya aa aja." Ucap kak Javier. "boleh kan?"

Aku tersenyum simpul sementara kak Javier memanggil pelayan dan memesan lagi. "Capucinno nya satu ya." ucap Kak Javier tersenyum kemudian meraih tanganku yang dipegangnya lembut.

"A... ngga enak di tempat umum." ucapku jengah

Kak Javier langsung melepas tangannya. "Maaf... gasuka ya?"

"Risih aja." Jawabku gugup, "emangnya kenapa sih sama tangan saya?"

"Ada kehangatan berbeda dari 'tangan magis' kamu." Jawab kak Javier seraya pelayan datang membawa pesanan. "Terus tadi mau nanya apa Dinn?"

"Em... yang mau saya tanya...." balasku, "Selama satu bulan ini kakak kemana?"

Kak Javier tertawa kecil, "Kukira mau nanya apa." Ucapnya, "Tapi kamu jawab pernyataan saya dulu yang pas kamu kerumah, apa kamu bisa bales perasaan saya?"

Aku menelan ludah mendengar ucapan kak Javier karena aku benar benar lupa tentang kejadian itu, kenapa aku begitu pelupa?!#$%$^$&%&*^^

"Saya tungguin nih Dinn." Ucap kak Javier menggeser kursinya lebih dekat, aku menunduk sebentar kemudian mengatur nafas. Aku harus jujur terhadap perasaanku.

"Ma... maaf" ucapku lirih, "Kakak selalu meratiin dan jagain saya setiap waktu, saya bersyukur banget bisa kenal kakak. Tapi....." Aku menundukkan wajahku lebih dalam, "Sejak awal kak Wildan pilihan saya."

Kulihat kak Javier mengaduk cappucinno nya beberapa kali, wajahnya tertunduk. "Gitu ya?"

"Em... iya." jawabku mencoba menganggap momen ini adalah kejadian biasa dan mencoba ceria kembali. "ehm... sekarang giliran kaka yang jawab pertanyaan saya." Aku mengalihkan pembicaraan supaya kak Javier tidak larut dalam kekecewaan.

"Saya pulang kampung ketemu Abah beberapa minggu yang lalu, kita udah baikan dan Abah nyuruh saya balik kerumah." Jelas kak Javier, "Jadi saya akan pindah, toh udah skripsian juga."

Ah.... Jadi sebentar lagi kak Javier akan tinggal jauh dariku.

"Hehehehehe kaget ya?" tanya kak Javier. "Saya udah mau bilang ini dari tadi tapi kamu duluan nanya, yaudah saya pendem hehe."

Absolute Music and Art 2020 • DAY6 ✓Where stories live. Discover now