Bagian 5

2.6K 183 9
                                    

Ini adalah hari kedua Pinky masuk kesekolah. Awalnya ia sangat tidak mempunyai niat untuk masuk ke sekolah karena kejadian semalam, kalau bukan demi ibunya maka ia akan lebih memilih pindah saja lagi kesekolah lain.

Pinky berangkat kesekolah dengan berjalan kaki berbanding dengan mereka yang datang kesekolah dengan kendaraan mewah. Ia menatap gugup kesekelilingnya ia merasa canggung.

Entah kenapa semua seakan aneh ketika ia menjejakan langkahnya di sekitar koridor, orang-orang berjalan kearah nya menatap dirinya lekat sambil berbisik-bisik, lalu ada sebuah suara dan entah dari mana asalnya. "Pinky sih cewek liar", "Pinky bukan cewek polos.". Semua mata langsung tertuju padanya, seketika mereka tertawa seakan-akan ada hal yang pantas untuk di tertawakan.                    

Pinky masih kurang paham atas situasi aneh yang terjadi pagi ini, ia hanya bisa menundukan kepala sambil terus berjalan.beberapa kali ia berpapasan dengan orang-orang mereka juga menyebutkan hal yang sama. Ada apa sebenarnya? dan apa yang telah terjadi?.

Manik hitam Pinky sedikit teralihkan saat melihat sebuah pemandangan di hadapannya saat ini. Ada beberapa kerumunan orang memperhatikan pada papan pengumuman. Entah mengapa ia tertarik untuk melihatnya, saat Pinky melihat dengan berdiri di belakang orang-orang itu keadaannya awalnya mulai ricu tersaat semuannya menjadi hening. Semuanya menatap kearah Pinky sambil berbisik-bisik bahkan ada pula yang tertawa, sampai pada akhirnya mereka semua memutuskan untuk bubar meninggalkan Pinky sendiri.

Pinky sekarang paham mengapa orang-orang itu menyebutnya sebagai gadis liar. Ia menggigit keras bibir bawahnya yang bergetar memperhatikan sebuah poster berukuran besar di papan mengumuman di dalam poster itu terlihat jelas foto dirinya dan juga Regan tenga berciuman dan di bawahnya bertuliskan. ''JIKA KALIAN MELIHAT KU, PANGGIL AKU SIH CEWEK LIAR"

Gadis mungil itu bergetar menghela nafasnya, ia tidak boleh menangis. Kedua tangannya saling mengenggam erat, menahan tangis yang seakan pecah. Baru saja tanganya ingin melepas poster itu, sebuah tangan tiba-tiba menariknya.

"Ikut Gue!" ucap suara itu terdengar dingin.

Pinky merasa pergelangan tangannya seakan memerah karena Regan menarik tangannya dengan cengkraman kuat.

"Apa yang kamu lakukan lepaskan aku!"

Namun Regan tidak memperdulikan suara itu, dan tibalah mereka di atas balkon atap sekolah. Balkon sekolah di lantai 4 selalu terlihat sepi, dan balkon itu sendiri adalah tempat di mana Regan menghabiskan waktu untuk menyendiri.

Gagis itu memperhatikan sekelilingnya, jujur rupanya ia memiliki Trauma dengan ketinggian. Ia menatap Regan dengan was-was dan sedikit gemetar.
  
"Untuk apa kamu membawa aku ketempat seperti ini'' ucap Pinky sebari berusaha melepaskan tangan Regan dari tangannya namun masih tidak terlepas.

Seketika itu pula Regan langsung menghempaskan tangan itu dengan hentakan kuat, lalu setelanya ia juga mendorong tubuh Pinky ketembok pembatas pagar dan menghimpit kedua bahunya dengan kedua tangan.

''Auwhh!" Pinky meringis kesakitan sambil terisak.

"Sekarang coba lo jujur sama gue apa benar jika elo adalah orang suruhan nya Arnold untuk bisa ngalahin gue dalam pertandingan semalam! jawab gadis jelek!"

Suara berintone milik seorang Regan cukup membuat nyali Pinky menciut, Pinky menangis sejadi-jadinya namun apa daya, cukup ia akui bahwa dia merupakan gadis yang lemah.

"Tidak! kamu salah paham aku sama sekali tidak mengetahui pertandingan kalian hiks tolong jangan salahkan aku mohon"

"gak usah pakek  buang air mata kebohongan di depan gue, padahal gue sangat paham jenis cewek kayak lo. Dan sekarang seneng kan loh mendapatkan ciuman dari Gue."  Regan berucap sebari mendekati wajah nya 1 cm di depan wajah Pinky, rupanya sedari tadi ia memperhatikan bibir cerry milik Pinky mungkin Regan masih mengingat bekas ciuman semalam.

Gadis itu merasa kedua bahunya terasa amat sakit, ternyata kedua tangan Regan mencengkram ia dengan sangat kuat. Yang hanya bisa ia lakukan adalah menunduk demi menghindari tatapan tajam itu.

Regan membuang jauh pikiran itu, ia tidak boleh tergoda dengan bibir cerry milik sih cewek cupu yang jelek ini. Pada akhirnya ia melepaskan cengkraman tangannya dari kedua bahu itu dan kemudian melangkah berencana ingin meninggalkan tempat ini, baru 2 langkah ia melangkah ia pun memutar balik badannya melihat kembali seorang gadis yang tenga menangis sambil
Memegang kedua bahunya.

"jangan lo pikir lo bakal seenaknya lepas dari incaran gue. Dan Lo adalah cewekpertama yangudah ngebuat gue di permalukan oleh semua orang. ingat gue juga orang pertama yang akan ngebuat hidup lo lebih menderita camkan itu." Kata
Regan dengan kalimat berapi-api. Setelah itu ia pun meninggalkan tempat itu.

   
     
      

                                                                                 
   
                
                                              

Pesona CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang