せる 10

935 123 11
                                    

Baik Jisung maupun Minho, sepasang kekasih itu benar-benar tidak fokus pekerjaannya hari ini.

Pikiran mereka masing-masing tertuju pada penghuni baru yang tinggal di sebelah rumah Jisung.

Minho memikirkan pacar HyunjinーYang Jeongin. Sementara Jisung memikirkan pacar JeonginーHwang Hyunjin.

Keduanya kalut dalam pikiran masing-masing sampai pekerjaan mereka terbengkalai, hanya mereka gunakan untuk melamun.

Huh, semoga saja sepasang kekasih itu tidak dipecat hanya gara-gara memikirkan pacar orang lain.

かぞく

Hyunjin menatap iba adiknya. Laki-laki tampan itu mengelus pelan surai Jeongin yang basah akan keringat dingin.

Adiknya masih belum sadar sejak tadi dan membuat Hyunjin semakin khawatir.

"Dek, kakak mohon sadarlah. Kakak khawatir," ujar Hyunjin sambil menggenggam tangan Jeongin.

Namun tidak ada balasan dari adiknya. Hyunjin menghela nafasnya pelan dan mulai menelpon Minho.

Kebetulan, sebelum Minho pergi tadi. Laki-laki yang menjabat sebagai kekasih Jisung itu sempat membagikan nomor ponselnya dan juga nomor kekasihnya. Dengan alibi siapa tau, Hyunjin membutuhkan bantuan.

Dan ya, benar sekali. Alibi Minho bekerja, sekarang Hyunjin membutuhkan bantuannya.

"Halo kakーaku membutuhkan bantuanmu dan Jisung."

"....."

"Antar aku dan kekasihku ke rumah sakit. Sejak tadi, Jeongin belum sadar juga. Aku khawatir terjadi hal buruk padanya."

かぞく

Minho menatap jengah si Hyunjin yang sedari tadi tidak berhenti mondar-mandir di depan pintu, usai Jeongin dibawa untuk diberi pelayanan medis.

Laki-laki tampan itu nampak cemas, Minho tau. Tapi setidaknya duduk dan tunggu dokter keluar tanpa mondar-mandir kan bisa. Daripada menganggu pemandangan dan jalan orang lain.

"Sung,"

Yang dipanggil menoleh, "Iya kak?"

"Hyunjin tadi udah makan?"

Jisung menggedikkan bahunya tidak tau. "Entahlah, kenapa tanya perihal Hyunjin? Kakak suka sama dia?"

"Ogahlah aku suka sama dia, mending sama pacarnya."

Kalimat terakhir itu, diucapkan Minho di dalam hati. Dia tidak mau mengundang amarah Jisung.

"Ajak dia ke kantin rumah sakit sana, daripada jalan mondar-mandir nggak guna kaya gitu."

Jisung mengangguki kalimat Minho. Jujur, Jisung juga merasa Hyunjin sangat menganggu jika mondar-mandir di jalan.

"Jin, ayo ke kantin," ajak Jisung sambil menggandeng tangan laki-laki itu.

Hm, menarik. Tolong ingatkan Minho nanti untuk memberi hukuman pada kekasihnya saat pulang.

"Eh tapiー"

"Udah lo pergi sono sama pacar gue. Pacar lo gue jagain di sini. Daripada lo mondar-mandir ngalangin jalan."

Hyunjin mengalah, dia menyetujui kalimat Minho dan berakhir pergi ke kantin bersama Jisung.

Minho terkekeh pelan melihat raut wajah Hyunjin tadi. Ternyata laki-laki tampan itu cukup menghiburnya.

"Nah sekarang, apa yang harus gue lakuin sama rubah itu?"

"Nah sekarang, apa yang harus gue lakuin sama rubah itu?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hai-!!

Nay mencium aroma-aroma konflik besar akan terjadi hehe. Kalian jangan marah ya kalau salah satu dari mereka kelakuannya buruk:(

Semua itu demi kepentingan alur dan pastinya semua nggak bakal berakhir sad end. Karena book ini menceritakan perjalanan hyunjeong pergi ke masa lalu untuk melihat hubungan minsung.

Nah berdasarkan penjelasan di atas, sudah dapat dipastikan dong kalau minsung nggak bakal pisah. Kalo pisah, hyunjeong nggak bakal ada hehe>.<

Sekian dari Nay, jangan lupa tinggalkan jejak^^

[1/2] My Parents [minsung]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora