01: Paginya 'Angkasa'

26.2K 2.7K 180
                                    

Pagi ini Jay dibuat kelimpungan oleh anak-anaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Jay dibuat kelimpungan oleh anak-anaknya. Sebab hari ini adalah hari pertama si bungsu masuk sekolah menengah atas. Apalagi dengan suara kegaduhan dari anak sulungnya juga anak tengahnya. Hal itu membuatnya pusing dan berakhir dengan mondar mandir saja. Anak-anaknya itu memang sangat ajaib. Pagi-pagi seperti ini saja sudah ribut.

"Mas Rama! Itu punya Abang!"

Suara menggelegar milik Ical terdengar begitu memekakkan. Membuat Jay meringis mendengarnya. Sedikit tak enak pada tetangga. Padahal jarak rumahnya dan tetangga-tetangganya agak sedikit jauh.

Ayah dari empat anak itu menghela nafas lelah. Mengusap wajahnya kasar. Ada saja yang akan diributkan oleh anak-anaknya. Apalagi memang si kembar terkenal akan kejahilannya. Lihat saja sekarang, Rama hanya tertawa saat melihat wajah masam Ical dan meraup wajah adiknya itu. Membuat anak tengahnya itu bersungut-sungut.

Belum lagi dia harus membangunkan si bungsu. Anak itu sangat sulit untuk dibangunkan. Memerlukan waktu yang cukup lama hanya untuk membuat kedua matanya terbuka. Belum lagi berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk mengumpulkan nyawa dan merengek untuk tidak pergi ke sekolah.

Memikirkannya saja Jay hampir frustasi.

Tak lama terdengar jeritan si bungsu. Sepertinya Ean sudah berhasil membangunkan Aksa. Karena memang selain dirinya, hanya Ean yang mampu membangunkan Aksa.

"Adek nggak mau sekolah ih! Mas Ean turunin!"

Jeritan dari si bungsu membuatnya menatap ke arah tangga. Memang tidak dapat tertandingi pita suaranya.

Disana ada Ean yang sedang menggendong Aksa, masih dengan selimut tebal yang melilit tubuhnya. Sedangkan yang digendong bergerak tidak karuan. Membuat Ean sedikit kesusahan.

"Adek jangan banyak gerak! Ntar kita jatoh. Ngegelundung ke bawah terus baam! Bocor kepalanya." ucap Ean.

Hal itu membuat Aksa seketika diam. Takut juga jika tiba-tiba mereka terjatuh seperti yang dikatakan oleh Ean. Tidak lucu kalau dia harus mendapatkan luka hanya karena tidak bisa diperingati. Setelah sampai di meja makan, Ean langsung mendudukkan Aksa disamping Rama. Membuat si sulung tertawa melihat wajah mengantuk adiknya itu. Lalu mengusak pelan surai karamel itu.

Memang sepertinya Rama sangat senang menertawakan kesusahan orang lain.

Jay datang menghampiri si bungsu. Mengecup pucuk kepalanya dengan lembut. Menyesapi wangi rambut Aksa yang baru keramas kemarin sore. Tersenyum hangat melihat anak-anaknya.

"Adek mau makan pake apa?" tanyanya kepada si bungsu.

Tangannya bergerak mengambil setengah centong nasi dan menuangkannya di piring Aksa. Sama seperti yang dilakukannya pada anak-anaknya yang lain. Begitu juga Ean yang menaruh satu potong ayam dimasing-masing piring mereka. Kalau ditanya siapa yang paling dekat dengan si bungsu jawabannya semua. Namun siapa yang paling mengenal si bungsu jawabannya sudah pasti Ean.

Semesta Milik Papa [Selesai]Where stories live. Discover now