Part 1

394K 17.1K 1.1K
                                    

Satria Arya Bismantara, pria berusia 32 tahun adalah seorang arsitektur yang sangat terkenal. Dia sangat menyayangi istrinya yang sudah dipinang-nya 6 tahun yang lalu.

Di sebuah ranjang ukuran king size terlihat dua insan tengah bergelung nyaman di balik selimut tebal itu. Satria tersenyum memperhatikan wajah istri yang sudah menemaninya 6 tahun terakhir ini. Tangan kekarnya mengelus surai rambut istrinya yang menutupi wajah cantiknya.

Perjuangannya mendapatkan istrinya ini tidak sia-sia. Dulu waktu kuliah, banyak sekali yang menyukai sosok istrinya ini. Wanita cantik dengan tubuh proporsional yang sekarang sudah menjadi seorang model yang tengah naik daun.

Satria ingat sekali dulu ketika Salsa menerima pernyataan cintanya, betapa bahagia nya dia saat itu. Dan sekarang dia sangat bersyukur dengan keberadaan istrinya ini sampai saat ini di samping-nya.

"Sayang.. bangun yuk. Udah adzan subuh lho." ucap Satria pelan sambil mengoyakan lengan mulus sang istri.

"Kamu aja yang subuhan, aku lagi libur." ujar Salsa dengan suara serak khas bangun tidur.

Satria melihat itu tersenyum tipis. Istrinya ini sangat menggemaskan. Ia segera mendudukan tubuhnya dan turun dari ranjang untuk mengambil air wudhu.

Setelah mengambil air wudhu, Satria mengambil sarung dan memakainya. Berjalan meninggalkan kamar itu. Seperti inilah jika istrinya sedang datang bulan. Ia akan lebih memilih sholat jamaah di masjid dekat rumah.

****

"Masak apa, Mbak?" tanya Satria saat menarik kursi meja makan.

"Nasi goreng, Pak." balas Bi Inah, ART di rumah Satria.

Bi Inah mulai menghidangkan nasi goreng dalam piring Satria dan setelah itu mengambil secangkir kopi untuk tuannya itu. "Silakan, Pak."

"Pagi," sapa Salsa yang baru saja datang dengan baju press body. Maklum, Salsa adalah model, jadi Salsa paling suka dengan baju model seperti itu.

"Pagi, Sayang." balas Satria mengecup bibir Salsa singkat.

"Sat, nanti aku sampe satu bulan ke depan mau ke luar negeri. Ada pemotretan disana." ungkap Salsa yang sedang mengoleskan selai coklat pada roti tawar di tangannya.

Wajah Satria yang tadinya ceria mendadak muram, inilah yang ia tidak suka dari pekerjaan istrinya. Salsa akan meninggalkannya, mengabaikan tugasnya dalam melayaninya sebagai suami. Satria pernah meminta Salsa untuk berhenti menjadi model dan mencari pekerjaan lain. Namun, Salsa tidak mau. Salsa adalah tipe perempuan keras kepala, tak akan mau mendengar permintaan orang lain.

"Iya," hanya jawaban itu yang mampu Satria ucapkan dan kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya dengan wajah sendu.

****

Setelah menghantar Salsa menuju tempat pemotretan, Satria langsung menuju ke kantor nya. Ada banyak pekerjaan dari klien hari ini. Satria harus bisa menyelesaikannya tepat waktu.

"Pagi, Boss. Ibu Besar mau ketemu, beliau sudah ada diluar." ucap Eza pada Satria, sekretaris sekaligus sahabatnya.

Satria menaikkan sebelah alisnya. Namun, kepalanya tetap mengangguk.

Ceklek!

"Bun.." Satria bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Bundanya.

"Sampai kapan, Bunda harus nunggu Mas?" ucap Bunda lirih saat sudah berada dihadapan Satria, menatap Satria yang lebih tinggi darinya. Satria berdiri di depan sang Bunda dengan menundukkan kepala.

Satria tau arah pembicaraan ini. Namun, ia lebih memilih diam, menunggu sang Bunda melanjutkan ucapannya.

"Bunda, butuh temen, Mas. Bunda pengen gendong cucu Bunda. Umur kamu udah 32 tahun. Udah waktunya kamu punya anak. Kamu anak satu-satunya Ayah dan Bunda."

Istri Kedua ✔Where stories live. Discover now