Part 2

191K 13.8K 365
                                    

Ayla mengendarai motor nya menuju alamat wanita paruh baya kemarin. Beberapa menit ia berkendara akhirnya ia sampai di alamat yang ia tuju.

"Mau cari siapa neng?"

"Betul dengan rumahnya bu Ita?"

"Iya betul, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau ambil baju."

"Oh silakan masuk kalo gitu." Pak Dodo--satpam keluarga Bismatara itu pun membuka lebar pagar dan mempersilakan Ayla untuk masuk.

Sesampainya di depan pintu Ayla mulai memencet bel.

Ceklek!

"Dengan non Ayla?"

"Eh? Iya."

"Masuk non."

Ayla memasuki rumah megah tersebut. ART yang mempersilakan Alya masuk untuk duduk di sofa ruang tamu. Ayla juga ditawari untuk minum, tapi Ayla menolak, lagi pula ia hanya mengambil baju kotor untuk di laundry. Setelah itu ART pamit ke dalam untuk mengambil baju kotor yang akan di laundry.

Sambil menunggu ART tadi, mata Ayla disuguhkan dengan foto-foto yang berderet di rak pajangan di sudut ruangan. Disana ada foto anak laki-laki kecil sedang tersenyum menunjukkan deretan giginya. Di sebelah nya ada foto anak laki-laki kecil sedang di pangku oleh seorang pria paruh baya, mereka juga sedang tertawa. Disamping foto itu terdapat pot kecil berisi tanaman hias. Sampingnya lagi terdapat buku-buku tebal berjejer rapi. Sampai rak bawah juga masih banyak foto-foto.

Mata Ayla terus menatap sekeliling sampai, berhenti pada pigura paling besar diantara pigura lainnya. Disana ada 2 pria beda usia yang sedang berdiri di belakang kursi yang diduduki oleh Bu Ita.

"Sudah lama, dek?" suara itu membuat Ayla tersentak karena kaget. Disana ada Bu Ita yang ia temui waktu di rumah sakit kemarin. Cepat-cepat Ayla berdiri dan menyalami punggung tangan Bu Ita.

Setelah itu, Ayla dipersilakan duduk kembali. "Mau minum apa, dek?" tanya Bu Ita setelah melihat Ayla duduk dengan nyaman.

"Enggak usah bu, terimakasih," Ayla menjawab dengan gelengan pelan dan senyum sopan.

"Ini non, baju nya yang mau di laundry." padangan Ayla dan Bu Ita beralih menatap ART yang baru saja datang. Ayla segera menghampiri ART itu untuk membantu membawakan baju-baju itu ke motornya.

Ada 2 kantung plastik besar berisi baju yang satu kantung diletakkan di depan bagian pijakan kaki motor matic Alya, dan satunya lagi diikat di jok belakang.

"Sudah?" terdengar suara dari belakang ART dan Ayla. Serempak mereka menoleh ke belakang, ternyata disana ada Bu Ita yang tadinya mengikuti dari belakang.

"Sudah." jawab ART dan Ayla bersamaan. Bu Ita mengangguk dan meraih tangan Ayla mengajaknya masuk kembali.

"Bi, tolong buat kan minum ya." pinta Bu Ita kepada ART setelah sampai di ruang tamu.

"Baik, Nyonya."

"Disini dulu aja ya. Temenin Ibu, Ibu kalo pagi sampe sore selalu sendiri." ucap Bu Ita setelah duduk di samping Ayl. Ayla hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Mereka berbicara banyak hal, mengenai pekerjaan Ayla, pengobatan Ibu Ayla, dan alamat tempat tinggal Ayla. Sedangkan Ayla sendiri, ia tidak melontarkan pertanyaan sama sekali. Entah karena malu atau gugup.

Tak berselang lama, ART pun kembali dan menghidangkan minuman dan sedikit camilan kepada Ayla dan Bu Ita. Sampai Ayla merasa tidak enak karena merepotkan.

"Assalamualaikum, Bun." terdengar suara berat dari arah pintu masuk. Disana ada Satria dengan tubuh jangkung tinggi dan paras yang tampan.

"Waalaikumsalam," jawab Bu Ita dan Ayla bersamaan.

Istri Kedua ✔On viuen les histories. Descobreix ara