chapter 17_lupa?

429 65 10
                                    

Kita mengambil kain yang diletakkan diatas kepala hinata dan memeriksa suhunya

'Panas.... suhunya terus menerus naik' batinnya

Dia mengganti air dan mengompres kepala hinata lagi. Sudah pukul 06.00 pagi dan hinata masih belum sadar juga.

Atsumu memasuki kamar itu dan melihat kita yang masih duduk disamping tempat tidur hinata

"Aku tahu kau sangag menyayanginya, aku pun juga begitu. Jadi, istirahat lah. Aku yang akan menggantikanmu" ucap atsumu tersenyum

Kita yang tidak menyadari kehadiran atsumu langsung menatap atsumu dengan terkejut

"Ya.... baiklah" ucapnya tersenyum kecil dan menatap hinata sebentar kemudian beranjak dari kursinya

"Aku akan membuatkan sarapan kita dulu, kurasa kita bisa meninggalkannya sebentar untuk makan" ucap kita dibalas anggukan atsumu
.
.
.
.
.
Ketiga orang itu kini sedang duduk di meja makan. Semuanya fokus dengan makanannya.
Wajar saja, tidak ada mentari kecil yang biasanya asik berbicara di antara mereka.

"Agak aneh ya, melihat bola energi sekarang sedang sakit" ucap osamu sehingga kita dan atsumu tertawa

"Ya.... biasanya dia sibuk sekali bicara, tapi dia tetap bisa fokus pada makanannya" ucap atsumu

"Hahaha.... apa lagi saat kemarin dia mengajari menggunakan pistol 'jangan seperti itu, haduhhh... nanti pelurunya malah belok' hahaha..." tawa kita sambil mengikuti ucapan hinata saat mengajari mereka pistol kemarin.

Berbeda dengan rumah yang dipakai karasuno dkk, tempat persembunyian mereka sudah memiliki tempat berlatih senjata juga dibawah tanah. Jadi, tidak seperti anggota karasuno dkk yang harus memakai peredam suara untuk pistol mereka. Suara tembakan mereka tidak akan terdengar karena mereka berlatih di bawah tanah, dan ruangannya juga kedap suara.

Kita beranjak dari tempat duduknya
"Aku akan istirahat sebentar, salah satu dari kalian jaga shouyo dan satu lagi cuci piring!" Perintah kita

"Ha'ii" ucap keduanya

Setelah melakukan ritual pembagian kerja yaitu batu gunting kertas, osamu lah yang menjaga shouyo dan atsumu yang mencuci piring.

Osamu duduk disamping hinata, dia melihat sang surai orange itu sangat pucat. Ayolah, dia belum sadar dan juga belum makan.

"Ughhh..." suara kecil keluar dari mulut kecilnya

"Shouyo?" Tanya osamu pelan

"Uhmm? Osamu?" Tanya hinata dengan suara lemah

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya osamu sambil membantu hinata duduk dan membantunya makan.

'Badannya masih panas' batin osamu

"Baik...." ucapnya lemah sambil tersenyum kecil

"Kau masih ingat aku kan?" Tanya osamu lagi

"Hehehe.... memang aku udah kakek kakek apa?" Hinata terkekeh pelan

"Habis gara gara temanmu, kau tiba tiba saja sakit" ucap osamu lagi. Hinata mengerutkan keningnya

"Apa maksudmu osamu?" Tanya hinata

Osamu menceritakan apa yang terjadi saat mereka jalan jalan dan kejadian saat hinata tiba tiba tak sadarkan diri

"Hah? Jadi mereka yang membuatku sakit? Dan kita-san baru saja beristirahat?" Tanya hinata dengan nada dingin dibalas anggukan osamu yang tidak menyadari nya.

"Tapi, aku tidak ingat siapa dan kapan mereka jadi temanku. Yang aku ingat, beberapa orang mengatakan kalau aku pembunuh dan membenciku" ucap hinata dengan nada bingung bahkan dia tidak ingat siapa teman yang dimaksud

Message From No Name [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang