Pacaran.

1.6K 210 37
                                    

Saat ini keduanya berada di dalam kamar. Yoga menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang dengan sebuah laptop yang berada di pangkuannya, sedangakan Jiana menidurkan tubuhnya di samping Yoga sambil memainkan ponsel.

Jiana menatap jam di dinding. Pukul delapan malam. Kurang lebih sudah dua jam mereka dalam posisi seperti ini. Tidak ada yang bicara, tidak ada yang bergerak. Bukan, bukan mereka sedang bertengkar karena masalah tadi sore. Hanya saja, Jiana sengaja memberi Yoga luang untuk mengerjakan pekerjaannya dengan tenang, berharap agar pekerjaannya segera selesai.

Jiana bosan luar biasa. Bermain ponsel Yoga tidak lagi bisa mengatasi kebosanannya. Apalagi ponsel Yoga benar-benar flat. Media Sosialnya hanya ada satu dan itu pun sepi. Tidak ada game, di galerinya juga tidak ada yang bisa dilihatnya karena semua isinya adalah selca dari Jiana sendiri.

Jiana mendudukkan tubuhnya, melihat Yoga yang masih fokus dengan laptop di depannya, "Mas, belum selesai?"

"Sebentar lagi," jawabnya masih fokus menatap layar laptop. "Hp saya mati?"

"Engga."

"Pinjem sebentar, saya mau hubungin Pak Anton dulu."

Jiana menyerahkan ponselnya, kemudian membiarkan tubuhnya terbanting begitu saja di atas kasur hingga membuat Yoga langsung menatapnya terkejut. Jiana tidak peduli. Biarlah Yoga tahu betapa bosannya dirinya saat ini.

"Kamu kenapa?"

"Bosen."

Yoga menghela nafasnya, "Saya pinjem sebentar, habis itu kamu bisa pakai lagi."

Jiana menggeleng, "Mas bisa pake hpnya lama. Aku gak mau pinjem lagi," katanya dengan mata yang lurus menatap langit-langit kamar.

Hening sejenak.

"Mas, tau gak kalau sekarang malem minggu?"

Yoga mengangkat alisnya, "Tau. Kenapa?"

"Engga, cuma tanya doang."

"Oh."

Jiana tahu kalau sebenarnya Yoga mengerti apa maksud dari ucapannya tadi. Tapi memang dasarnya saja Yoga malas untuk keluar rumah. Apalagi malam ini adalah malam minggu. Pasti Yoga tambah malas untuk keluar karena alasan ramai. Suaminya itu memang tidak bisa diajak kerjasama.

"Assalamu'alaikum, Pak."

Jiana menatap sebal Yoga yang sekarang berbincang dengan seseorang di sebrang sana. Dirinya benar-benar diabaikan, ya?

"Iya, datanya sudah saya kirim."

"..."

Yoga tiba-tiba melirik ke arah Jiana, kemudian kembali menatap depannya dengan senyuman tipis yang berada di bibirnya.

"Gapapa, Pak."

"..."

Yoga terkekeh yang entah kenapa membuat rasa kesal Jiana tambah menjadi.

"Iya Pak, sama-sama."

"..."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah menaruh ponselnya di atas nakas, mata Yoga langsung menatap Jiana yang masih menatapnya sebal.

"Apa?"

"Mas, ayo pacaran!"

Yoga menyatukan kedua alisnya, "Hah?"

Entahlah, Jiana juga tidak tahu kenapa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Mungkin karena tadi melihat snap gram temannya sedang berpacaran.

HUSBAND Where stories live. Discover now